Part 23

753 81 27
                                    

Saat kulihat letupan api cemburu di wajahmu, di situ aku tahu betapa kamu mencitaiku, percayalah bahwa mataku ini hanya memandang dirimu, istriku

*

*

*

Pusat perbelanjaan masih saja ramai dengan pengunjung, Tante Soraya, Nisa dan Faisal menuju salah satu toko perlengkapan bayi, ya bagi Nisa mungkin ini saatnya bisa berbelanja sebelum nanti waktu lahiran tiba, dan pastinya keadaan akan berubah dengan status baru sebagai ibu nantinya yang kemana-mana terpikir anak-anaknya. 

"Bang...ini lucu-lucu banget yaa gemes baju-bajunya"

"Iya gemes...kayak Bundanya"

"Yeee...Bang Isal bisa aje...ini baju buat si kembar mana muat bua Nisa"

"Nis...ini banyak loh yang buat anak kembar...sini deh" Tante Soraya menunjukkan area baju-baju bayi yang buat anak kembar

"Ih Maaaa...ini beneran gemes banget...ya Allah nak...nggak sabar nunggu kalian lahir" Nisa sembari mengusap-usap perutnya 

"Sama...nih Ayahnya juga nggak sabar pengen lihat wajahnya mirip siapa ya?"

"Yang pasti mirip kalian berdua lah gimana sih kamu Sal..." Tante Soraya menjawab dengan menepuk pundak Faisal

Setelah memilah dah memilih semua perlengkapan bayi, dari mulai pakaian bayi hingga stroller buat si kembar dan juga keperluan lahiran, mereka pun menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Nisa dan Faisal mendapatkan banyak nasehat dari Tante Soraya kalau untuk anak jangan asal-asalan apalagi kulit bayi sensitif jadi harus pilah-pilah juga material kainnya untuk pakaian dan lainnya, apalagi ini anak pertama. 

Faisal menyuguhkan semua belanjaannya ke meja kasir satu per satu, dan mba' penjaga kasir bukan malah merapikan dan menghitung langsung barang belanjaan tapi ia senyum-senyum sendiri di hadapan Faisal. Nisa yang melihat pun jadi geram, wajah yang tadinya dipenuhi senyum kebahagiaan berubah 'merengut' kekesalan. Apalagi Faisal juga membalas senyuman penjaga kasir. Nisa langsung menginjak kaki Bang Isal dengan flatshoes yang dipakainya, dan mencubit pinggang suaminya. 

"Au...Dek Nisa kenapa?" Faisal menoleh ke arah istrinya yang wajahnya kini berubah 

"Mba...ini kami mau bayar...helloooo mba..." Nisa mengarahkan tangannya ke penjaga kasir yang masih menatap suaminya tanpa berkedip senyum-senyum sendiri dari tadi.

"Mbaaa....ini kami mau bayar"

"Eh...ya mas...eh mba...eh bu..." Penjaga kasir pun gelagapan saat Nisa sedikit meninggikan suaranya

"Mba...matanya dijaga, maaf ini suami saya" Nisa menegaskan dengan melingkarkan tangannya ke tangan suaminya. 

"Eh...ya...ma...maaf mba...saya kaget soalnya, suaminya mirip artis idola saya mba..."

"Oh....mirip artis idola...hmmm beneran mirip artis idola?" Nisa mengangguk-anggukkan kepalanya, dan masih kesal dengan kejadian ini,  dalam hatinya "Atau memang niat menggoda mba?"

Faisal yang melihat kecemburuan istrinya geleng-geleng kepala, ternyata begini dahsyatnya Nisa kalau cemburu, dulu masa ta'aruf nggak sebegininya. Faisal tersenyum ke arah istrinya sedangkan Nisa masih bermuka masam, dan menatap tajam ke arah suaminya seakan mengancam"Hmmmm awas yaa...ini lagi senyum-senyum...udah tahu istrinya cemburu...malah senyum" dalam batin Nisa berkata sembari mencubit lengan suaminya. 

Penjaga kasir yang ditatap seram oleh Nisa kini begitu cekatan dalam menghitung belanjaan, Faisal akan menyerahkan kartu untuk pembayaran namun Nisa langsung mengambilnya dan memberikan ke kasir tersebut. 

Faisal & NisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang