Part 04 || pertemuan

51 6 0
                                    

"Maaf, mungkin aku teralu bodoh untuk mengerti apa maumu."

-Humaira Fatimmah-

Di sisi lain di kediaman Haya nampak tengah keluarga berbincang kecil seraya bergurau di tengah sarapan paginya.

Haya merasa ada yang kurang pun langsung menanyakan istri tercintanya.

"Bunda, Adit mana?" Tanya Haya pada istrinya bernama Risa.

"Kayaknya masih tidur deh bi," jawab Risa ibunda Adit.

"Emang Adit nggak sholat subuh dulu mi kok jam segini masih tidur, kan hari ini hari pertama dia masuk sekolah di sekolahan barunya kan?" tanya Haya lagi pada sang istrinya, kerena Haya curiga pada putra bungsunya karena hari sudah menginjak siang tapi tetap saja tertidur padahal hari ini adalah hari pertama Adit berangkat ke sekolah barunya.

Iya keluarga Haya baru saja pindah tiga hari yang lalu, karena masalah pekerjaan membuat Haya memboyong serta keluarga kecilnya untuk ikut.

"Abi, abi mana mungkin itu anak sholat subuh, jam segini aja masih tertidur bagaimana dia bangun pagi pagi buta untuk melaksanakan sholat?" bukan bunda yang menjawab melainkan Shinta kakak Adit yang berusia lima tahun lebih tua darinya.

"Hussttt, Jangan gitu kak adik kamu tadi sholat kok bareng bunda malahan, malah bunda kira tadi kamu yang nggak sholat karena tadi umi nggak liat kamu turun ke bawah buat sholat berjamaah bareng." jelas bunda Risa pada anaknya.

"Hehehehe maaf bunda Shinta lagi dapet makanya nggak turun buat sholat, maaf ya bunda, bunda pasti nunggu Shinta," ucap Shinta sesal.

"Udah gapapa sekarang kamu bangunin adik kamu gih!" titah bunda Risa pada anaknya.

"Siap 86, bun!" Setelah itu Shinta pergi menuju kamar adiknya yang terletak di lantai atas berdekatan dengan kamarnya.

Cklekk

Shinta membuka kamar adiknya, betapa terkejutnya Shinta saat telah tiba di kamar adiknya karena di kamar adiknya tidak ada orang satupun di dalamnya.

Tetapi samar samar Shinta mendengar germecik air dari dalam kamar mandi.

"DEK LO ADA DI DALAM KAN?" teriak Shinta di depan pintu kamar mandi untuk memastikan bahwa memang benar yang di dalam kamar mandi adalah adiknya.

"CK! IYA KAKAK! ADIT LAGI MANDI NIH!" teriak Adit tak kalah nyaringnya.

"Yaudah kalau gitu, selepas mandi sama ganti baju jangan lupa! sarapan di bawah dek di tungguin bunda sama abi," ucap Shinta di depan pintu kamar mandi, Shinta mengecilkan suaranya karena jarak nya dengan pintu hampir berdekatan tidak dengan yang tadi.

"SURUH ABI SAMA BUNDA DULUAN AJA KAK GUE NANTI GAMPANG" teriak Adit di dalam kamar mandi.

"Yaudah kakak pergi dulu ya jangan lupa sarapan." setelah mengucapkan kalimat tersebut Shinta pergi meninggalkan kamar adiknya untuk melanjutkan aktivitas sarapan paginya bersama orang tua nya.

Setelah beberapa menit Adit muncul yang sudah lengkap dengan seragam putih abu abunya.

"Bunda, abi, kakak, Adit berangkat dulu ya, udah kesiangan ini," pamit Adit pada orang keluarga nya, cepat cepat ia menyalami keluarganya yang tengah sarapan pagi bersama.

"Loh nak nggak sarapan dulu? nih bunda udah siapin." tanya umi Risa pada sang anak.

"Makasih bunda, Adit udah terlambat nih karena Adit masuk lima belas menit lagi. Yaudah Adit berangkat ya, Assalamualaikum." Sebelum pergi mengecup pipi keluarganya dan menyalami punggung tangan keluarganya lagi, padahal tadi sudah ia lakukan.

Nikah Dadakan [Mager Ngelanjutin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang