"Lari dari tanggung jawab itu hanyalah seorang pecundang."
-Adelia Kristina-
"Assalamualaikum," salam Rara ketika memasuki ruang BP.
Yap! Disinilah Rara berada di ruang BP bersama si kampret Adit, sebenarnya Rara ogah tapi itu adalah bagian dari kewajiban Rara, karena ia tau bahwa Bu Nunung akan memberitahu Rara untuk memberi hukuman kepada Adit yang terlambat tadi pagi.
Karena posisi Rara sekarang adalah ketua OSIS di SMA Garuda sini, maka dari itu ia harus menjalani kewajiban yang dia punya sekarang."Waalaikumsallam, masuk nak!" balas Bu Nunung dari dalam ruangan.
"Ada apa ya Bu memanggil Ira kesini?" tanya Rara berpura pura tidak tau padahal dia tahu.
Bu Nunung tersenyum dan berkata lembut pada Rara, "Gini nak tadi-kan Adit terlambat pasti kamu tau dong apa tugas seorang ketua OSIS?"
Rara hanya bisa tersenyum karena kebodohannya yang dia buat buat.
"Baik bu kalau begitu Rara permisi dulu, wassalamu'alaikum."
"Waalaikumsallam. "
"Ikut gue," ucap Rara setelah keluar dari ruang BP.
"Mau kemana?" tanya Adit yang terlihat bingung.
"Tinggal ikut elah," ucap Rara jengah pada satu ciptaan Tuhan yang satu ini.
Akhirnya Adit mengikuti perkataan yang di ucapkan Rara, sekarang Rara menyuruh Adit untuk kelapangan dan mengambil sapu untuk di berikan pada Adit.
"Apaan ini?" Tanya Adit dengan menaikan satu alisnya.
"Lu sapu semua lapangan ini sampai bersih kalau gak bersih awas lo!" Ucap Rara dengan tatapan tajamnya seperti Bagas dan jangan lupa dengan wajah flatnya.
"Nggaak mau gue, emang gue punya salah apa?!"
"Pake tanya lagi tadi pagi kan lo telat ya harus ada hukumannya itu peraturan dari sekolah udahlah Sono nyapu yang bersih."
"Ogah! Lu aja mending yang nyapu!"
"Adit! Lo ya bikin emosi gue aja! Sekarang lo sapu lapangan ini atau lu keliling muterin sekolah sebanyak sepuluh kali!" gertak Rara yang udah gregetan dengan Adit, sabar Ra istighfar!
Astaghfirullahaladzim!
Astaghfirullahaladzim!
Astaghfirullahaladzim!
Ampuni hamba ya Allah, batin Rara.Busyett! Cantik cantik tapi galak bener
Eh astaghfirullah dosa dit mikirin yang bukan mahram, batin AditJadi keduanya ini cerita nya lagi perang batin, menyalurkan apa yang ingin mereka ucapkan tapi gengsi.
"Heh! Lo denger gue nggak sih ha!"
"CK! Iya iya gue denger!"
Adit pasrah karena dia tidak mau mengelilingi sekolahan ini yang Segede planet Pluto."Amir, oi mir sini dah," panggil Rara pada abangnya. Rara memang begitu menutupi identitasnya pada teman temannya hanya orang terdekat saja yang tau.
"Gimana ra?" tanya Amir pada adiknya.
"Bang..... Eh maksudnya mir, tolong jagain ni orang ya gue ada rapat OSIS."
"Lah Napa gue ra?! Yang lain Napa!"
"Bentar doang elah masak lo nggak mau entar gue traktir mie ayam deh."
"Idih nyogok! ogah gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dadakan [Mager Ngelanjutin]
Romansa[•••] Judul cerita sebelumnya: Old promise Ini kisah tentang Humaira gadis yang senantiasa sabar menunggu sahabat karib nya untuk menepati janji lama mereka untuk hidup bersama. Kisah tentang kehidupan keluarga yang sangat over posesif terhadap diri...