Part 2

39 5 2
                                    

Sudah seminggu Rendra ada di Singapore. Ia tetap belum membalas pesan Maira. Bahkan di hari keberangkatannya Maira sempat menelpon, tapi Rendra tidak mengangkatnya.

Princess
Jahat banget lo Ndra. Nyuekin gue. Gimana liburan lo? Lo bahagia disana? Gue kangen. Balas pesan gue kalau lo enggak bisa telpon.😔

Dan untuk kesekian kalinya Rendra mengacuhkan pesan dan telpon Maira.

Sementara itu,,,

"Makan Mai. Biar cepat pulang. Enggak bosen di rumah sakit? Udah 5 hari lho." Kata Renata, teman kuliah yang paling dekat dengan Maira.

"Gue mau bubur ayamnya ya Re." Kata Maira. Pandangan mata Maira tampak sendu.

"Lo masih mikirin Rendra? Nih ya Mai gue kasih tahu. Dia enggak bakal nyuekin lo cuma karena masalah sepele. Dan ini udah seminggu. Udah lupain aja sahabat apaan kayak gitu." Kata Renata sambil menyodorkan bubur ayam.

"Gue juga bingung enggak biasanya Rendra kayak gini."

"Gue telpon dia deh. Biar dia tahu kondisi lo."

"Enggak usah. Dia lagi bahagia. Mungkin udah enggak butuh gue."

"Ya udah lupain dia kalau gitu. Pulang dari rumah sakit lo rajin ikut terapi biar kaki lo cepet pulih dan bisa jalan lagi."

"Thanks ya Re. Udah mau di repotin gue."

"Sayang.." suara mama Novia menginterupsi.

Maira tersenyum simpul melihat kedatangan mama sama papanya. Belakangan mereka sibuk berbagi tugas di luar kota dan luar negeri sehingga mau tidak mau Maira yang sibuk dengan kantor yang ada disini.

"Udah enakan sayang?" Ucap Damian, papa Maira.

"Udah pa. Maaf ya pa karena kecerobohan Maira mama sama papa jadi tambah kerjaan."

"Kamu ngomong apa sih? Namanya juga kecelakaan sayang. Siapapun enggak mau mengalami termasuk kamu kan?" Ucap papa sembari membawa Maira ke dalam pelukannya.

"Rendra masih di Singapore?" Tanya mama tiba-tiba.

"Kayaknya ma. Besok acara lamaran sekalian tunangan seharusnya." Jawab Maira sambil menyuapkan bubur ayam ke mulutnya.

"Tunangan?" Novia menatap lekat anaknya yang mengangguk sambil mengunyah kerupuk.

"Sebelum berangkat sih dia bilang gitu. Tapi enggak tahu deh sekarang gimana." Maira masih acuh.

"Kamu enggak ada komunikasi sama dia?" Tanya papanya.

"Dia sibuk kali pa. Biarin aja. Yang penting nanti nikahannya kita datang." Sambung Maira.

Mama dan papanya hanya manggut-manggut mendengar penuturan anaknya. Mereka memang melihat ada yang berbeda dengan ekspresi wajah yang sengaja di sembunyikan oleh Maira, tapi mencoba untuk tidak mengusik jika memang anaknya tidak mau bercerita.

2 minggu berlalu. Maira akhirnya di ijinkan pulang tapi masih menggunakan kursi roda.

Ya Maira mengalami kecelakaan setelah kejadian kecil yang membuat Rendra meninggalkannya di kantor. Ia pulang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya mengalami pecah ban. Beruntungnya hanya mengalami patah tulang.

Wrong SideWhere stories live. Discover now