Hari ini tepat 2 minggu setelah pertemuan Maira dan Rendra di cafe bersama Tian. Tak ada pertemuan ataupun bertukar kabar setelah hari itu.Maira tak heran karena Rendra akan selalu begitu jika memang banyak kerjaan di kantor.
Hari ini Maira tak terlalu semangat untuk memulai hari karena mama dan papanya yang baru datang dari Singapore harus berangkat lagi ke Bali untuk menghadiri acara pernikahan kliennya. Ia tak bisa ikut karena ada jadwal bimbingan dan meeting dengan Bagaskara group yang artinya ia akan bertemu Eza atau bahkan Leon. Sebenarnya dia belum sanggup jika harus bertemu, tapi ia tetap berusaha profesional dan tidak membawa masalah pribadi ke urusan kantor.
Maira mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang karena ia memang sengaja berangkat lebih awal. Ia ingin menghirup udara pagi untuk mengganti kekurangan oksigen yang ia rasakan semalam. Pandangannya pun terus beralih dari depan dan sesekali meilirk ke samping kiri dan kanan untuk melihat suasana pagi yang sudah sering ia lewatkan. Ia pun menghentikan laju mobilnya saat lampu merah menyala. Ia sempat terlonjak dari kursinya saat seseorang tiba-tiba memaksa masuk dan duduk di sampingnya.
"Rusak kaca mobil gue bego." Gerutu Maira sambil menjalankan mobilnya saat lampu berganti warna hijau.
Lelaki itu terkekeh pelan tanpa dosa. "Kalau aku nggak maksa sampai lebaran monyet juga aku nggak akan bisa ketemu kamu." Jawab Rendra santai.
"Serah kata lo aja deh." Sungut Mai. "Ngapain lo disini? Nggak punya kerjaan atau alih profesi jadi pak ogah?"
"Aku mau ngamen pake boneka mampang Mai." Sebal Rendra.
Maira terkekeh pelan. "Apa ini kode Abimanyu corp bangkrut?"
"Sialan. Abimanyu Corp masih jaya Markonah." Kata Rendra sambil meneleng kepala Maira pelan.
Tawa Maira pecah dan itu berhasil membuat Rendra terperangah tak percaya. Ia mencoba melihat dengan seksama jejak kesedihan di mata Maira. Dan masih ada, sedikit. Ia benar-benar takjub pada gadis 23 tahun itu. Dewasa dan hangat. Menurutnya.
"Lo nggak lagi ngerjain gue kan?" Suara Maira membuyarkan kekaguman Rendra.
"Ternyata otaknya secantik parasnya." Jawab Rendra dengan senyum menyebalkan menurut Maira. "Aku dibebastugaskan oleh ayah Abimanyu sampai bisa bawa pulang mantunya." Rendra tertunduk lemas.
Maira terdiam dan tiba-tiba matanya membulat mengingat ucapan mamanya beberapa waktu yang lalu sebelum ia berangkat. "Hah?"
"Mama udah kasih tahu ya?"
"Udah."
"Kamu jawab apa?"
"Nggak jawab apa-apa."
"Kenapa?"
Maira memutar bola matanya jengah. "Gue nggak mau jodohan sama lo."
"Masih sama alasannya."
"Dan akan tetap sama."
"Kenapa?"
"Apanya?"
"Alasannya."
"Yang mana?"
"Almaira."
"Kan lo udah tahu. Masa iya harus gue ulang?"
Rendra mendesah resah. "Kalau kamu nggak kooperatif, aku bakal jadi pengangguran seumur hidup."
"Gue udah kok. Buktinya gue bilang nggak karena emang nggak mau."
"Ya dan itu artinya aku bakal jadi gelandangan Maira. Apa kamu nggak kasihan?"
"Kan udah dapat kerjaan baru pakai boneka mampang."
YOU ARE READING
Wrong Side
RomancePersahabatan Almaira Stephani dengan Narendra Abimanyu harus berantakan karena kesalahpahaman. Tak sampai disitu, bahkan mereka harus mendadak menjadi "kita" karena kelakuan Narendra. Gimana ceritanya???