Part 6

26 3 0
                                    

"Kenapa kamu dorong Maira, Nai? Dia lumpuh." Serbu Rendra saat sudah duduk berdua.

"Masa? Kok dia nggak bilang?" Naira tampak terkejut.

"Gimana mau bilang orang kamu galak duluan?" Kekeh Rendra.

"Enggak biasanya dia diem. Kemana sifat urakannya?"

"Semenjak sama Leon Mai jadi kalem." Rendra kembali terkekeh.

"Kamu serius soal hubungan mereka?"

"Iyalah. Papa Damian udah jodohin mereka. Tapi mereka aja yang belum mau. Mereka mau perasaan itu tumbuh dengan sendirinya."

"Trus kamu sedih dong?"

"Kenapa?"

"Kamu jadi nggak punya kesempatan buat deketin Mai."

Rendra terkekeh mendengar ucapan gadis yang sampai saat ini masih di cintainya itu. "Hatiku masih di miliki orang yang sama kalau kamu mau tahu."

"Kenapa?"

"Maira bakal ngebunuh aku kalau aku sampai punya gadis lain selain kamu."

"Jadi karena Maira?"

"Enggak juga. Aku bukan kamu yang segampang itu bisa membunuh perasaan Nai."

"Darimana kamu tahu?"

"Kamu ngilang gitu aja. Enggak pernah ngabarin aku."

"Aku cuma pingin kasih kamu waktu sama Maira Ndra."

"Buat apa? Ngebuktiin kalau aku sama Mai ada affair?" Rendra terkekeh dan mengalihkan pandangannya. Dia menghembuskan napas kasar dan langsung kembali menatap gadis di hadapannya. "Kamu gila Nai kalau sampai punya pikiran kayak gitu."

"Mana aku tahu kalau dia sayang kamu sebatas sahabat."

"Aku udah anggap dia adik Nai. Begitu sebaliknya Mai udah anggap aku kakaknya. Untuk pikiran melakukan affair itu sama sekali nggak pernah terbayang."

"Maaf."

"Temui Maira kalau kamu punya waktu. Dia pasti senang banget bisa ngobrol sama kamu."

"Kenapa dia lumpuh?"

"Kecelakaan waktu aku susul kamu ke Singapore. Aku sempat ribut dan nyuekin dia sampai aku kembali ke Indonesia."

"Kamu gila."

"Ya.. aku tahu itu. Dan aku sangat menyesal."

"Aku akan menemuinya besok pagi. Ajak dia sarapan disini."

"Baiklah. Aku pergi."

"Okay. Aku juga harus kembali ke kamar."

"Dimana?"

"Lantai 7 nomor 1114."

"Kita sebelahan. Ayo!"

Mereka berjalan beriringan sampai di depan kamar. Rendra dan Naira tampak akrab bercengkerama.

"Wahhhh ada yang bahagia." Seru Maira saat keluar kamar mendorong kursi rodanya.

"Leon mana?" Tanya Rendra sambil mendorong kursi roda Mai.

"Mandi. Nunggu kamu lama. Gimana udah clear ?"

"Udah dong. Maafin aku ya Mai." Naira memeluk erat Maira.

Maira hanya mengangguk dan memamerkan senyum manisnya. Ia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini ketika melihat mereka berdua kembali bersama.

Ada perasaan bahagia dan sedih yang bergulat di dalam dirinya. Ia tidak mengerti mengapa sampai sejauh itu rasa dalam dirinya.

Ia bahkan tidak pernah menyangka akan merasakan hal itu setelah sebelumnya ia pernah patah hati karena di tinggal oleh mantan kekasihnya karena memilih bersama gadis lain yang jauh lebih cantik. Tapi itu wajar. Ia hanya gadis yang berwajah biasa, hanya lebih di ramah.

Wrong SideWhere stories live. Discover now