Usai makan siang Rendra kembali ke kantor Maira untuk mengantar mobil. Ia berniat menemui Maira sebentar, tapi ia batal naik ke ruangan karena melihat Maira tertawa bersama Eza. Entah kenapa ia merasa sesak saat melihat gadis itu tertawa ceria bersama lelaki lain. Padahal mereka tidak punya hubungan apapun selain sahabat.
"Bahagia banget lo." Kesal Rendra saat sudah berada di dekat Maira dan Eza.
Maira memutar bola matanya malas. "Ngomong aja lo. Udah kelar urusan lo sama Renata dan Leon?"
"Udah. Jadi ini urusan yang bikin lo nggak mau makan siang sama gue?" Ketus Rendra lagi.
"Nggak jelas lo baru nonggol langsung ngomel." Cerca Maira. "Eza makasih ya untuk makan siangnya. Kapan-kapan kita ketemu lagi. Aku mau balik ke kantor." Ucap Maira pada Eza.
Eza menggangguk. "Sama-sama Maira. Nanti aku kabari lagi ya. Kita bisa ketemu diluar." Kata Eza. "Gue duluan Ndra. Dan jangan jealous gitu, Maira nggak gue rebut kok. Gue cuma pinjem bentar." Eza terkekeh pelan dan segera berpamitan pada Maira dan Rendra.
"Kesayangan gue bukan barang yang bisa lo pinjem seenak jidat lo, Eza." Teriak Rendra saat Eza sudah mulai berjalan menjauh.
Eza tampak mengangkat kedua bahunya acuh mendengar teriakan Rendra barusan.
Setelah Eza masuk mobil dan berlaku, Maira dan Rendra berjalan beriringan menuju ke kantornya dalam diam.
"Gue nggak suka lihat lo berduaan sama dia." Kata Rendra saat mengikuti Maira menuju ruangannya.
"Lo kenapa dah? Kesambet apa salah makan barusan? Gue harus tanya Renata nih."
"Gue serius."
"Eh bang Mali situ sehat nggak sih? Sebentar aku-kamu sebentar lo-gue."
"Pokoknya gue nggak suka lo sama dia." Kata Rendra sambil mendudukan dirinya di sofa ruangan Maira.
"Apa kata lo aja." Jawab Maira malas.
Maira menyibukkan dirinya dengan beberapa berkas yang sedari tadi bertengger manis di atas mejanya setelah Rendra tak lagi menyahuti kata-katanya. Ia menghembuskan napas kadar karena Rendra masih memberengut kesal dan sama sekali tak berniat berbicara dengannya.
Ia mulai larut dalam berkasnya dan tak menghiraukan Rendra yang mulai merebahkan dirinya di sofa sambil memainkan gadget kesayangannya.
"Mai.." panggil Rendra.
"Hmmm" Maira berdeham.
"Nikah yuk." Ucap Rendra tiba-tiba sambil memutar kursi kerja Maira untuk menghadapnya.
Maira memukul dada Rendra pelan karena terkejut dengn kelakuannya barusan. Sedangkan Rendra justru terkekeh pelan melihat keterkejutan Maira.
"Apaan sih Ndra?" Kesal Maira setelah menormalkan keterkejutannya.
"Nikah yuk." Ulang Rendra kali ini dengan nada sedikit manja.
"Lo kenap..." Ucapan Maira terpotong karena Rendra sudah terlebih dahulu mendaratkan bibirnya di bibir Maira.
Tidak berhenti disitu, Rendra secara perlahan melumat bibir Maira yang sedari tadi terdiam dengan sikapnya. Meskipun tak dapat balasan, Rendra tak masalah karena Maira tak menolaknya.

YOU ARE READING
Wrong Side
RomancePersahabatan Almaira Stephani dengan Narendra Abimanyu harus berantakan karena kesalahpahaman. Tak sampai disitu, bahkan mereka harus mendadak menjadi "kita" karena kelakuan Narendra. Gimana ceritanya???