Part 19

5 1 0
                                    


"Maira." Suara itu membuat kepala Maira semakin sakit.

"Ngapain sih lo kesini? Ngejar gue?" sinis Maira.

"Sorry soal yang tadi. Aku nggak ada maksud buat bersikap dingin sama kamu." jawab Rendra penuh penyesalan.

"Gue nggak butuh permintaan maaf lo."

"Jangan gitu  Mai. Aku udah minta maaf."

"Nggak usah. Gue nggak peduli."

"Ya udah ada masalah apa sampe kamu ke kantor?"

"Gue udah bilang mau ketemu sama Lana."

"Bohong."

"Bodo amat."

"Amat udah sekolah."

Maira diam tidak menjawab guyonan konyol sahabatnya itu.

"Jawab Mai. Masalah apa?"

"Kagak ada. Sana balik kantor jangan keluyuran aja."

"Ck.. jawab dulu."

"Apaan?"

"Masalah apa yang bikin kamu sampe ke kantor?"

"Nggak ada. Gue mau ketemu Lana."

"Jangan sampe aku berubah jadi orang lain, Mai!"

"Bukannya udah?" Maira membuang napasnya kasar. "Gue mau ketemu ayah besok. Jadi gue nggak bingung lagi harus ngomong apa."

"Mau ngomongin soal pernikahan kita?"

"Ngimpi lo? Gue nggak mau nikah sama lo."

Rendra bangkit dari sofa. Ia berjalan cepat ke arah meja kerja Maira. "Jangan main-main. Aku nggak suka."

Maira memutar bola matanya malas. "Gue makin nggak ngerti sama kelakuan lo yang sekarang."

"Aku capek. Aku pamit Mai." Rendra berlalu tanpa menunggu respon Maira. Ia terlalu lelah berdebat dengan gadis kecil di hadapannya itu.

Maira pun diam tak merespon ucapan Rendra. Ia berkali-kali menghembuskan napas kasar hanya untuk menghilangkan sesak dan kesal sekaligus karena pertemuannya dengan Rendra hari ini.

****

"Hi sayang." Tiba-tiba kepala Rendra muncul di depan pintu kantor Maira. Ini sudah hari ketiga sejak mereka bersitegang kemarin.

"Kemana aja lo bastard? Gue telpon sama wa nggak lo gubris." Kesal Maira.

"Gue lagi sibuk ngamen sayang. Kan udah di pecat dari Abimanyu properti."

"Ck.. asal aja mulut lo ngomong."

"Gue serius. Karena nggak bisa ngajak kamu balik."

"Astaga. Gue lupa hari ini ayah ngajak makan siang. Dua hari lalu udah gue batalin karena ada meeting sama Bagaskara group."

"Hah? Kok ayah nggak bilang?"

"Ya udah ayo sekarang kita berangkat. Jangan sampe ayah duluan sampe disana. Kualat ntar kita."

Maira dan Rendra buru-buru keluar kantor Maira dan menuju restoran yang di pesan oleh Ayah Abimanyu.

Mereka sampai restoran sudah disambut dengan senyum hangat Abimanyu yang ternyata sudah datang lebih dulu.

Wrong SideWhere stories live. Discover now