Maira terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga tak menyadari waktu sudah menunjukkan pukul 02.00. Itu artinya ia sudah melewatkan makan siangnya, lagi.
Namun, saat sedang sibuk ingin memesan makanan tiba-tiba pintu ruangannya di buka. Tersangkanya tersenyum manis tanpa rasa bersalah.
"I know you missed your lunch." Ya Rendra yang datang membawakan makanan.
Maira berdecak. "Ishh sejak kapan jadi pelayan pesan antar?" Ia terkekeh pelan.
"Sejak calon istri susah makan." Kekeh Rendra sembari membuka makanan yang dibawanya.
Maira tertawa dengan sahutan Rendra. Ia memang tidak pernah bisa untuk marah terlalu lama pada si bastard satu itu.
Mereka akhirnya makan sembari bercanda. Maira sudah kembali bersuara lantang seperti sebelumnya. Itu artinya dia sudah tidak mempermasalahkan yang terjadi.
"Nanti aku mau ngomong sama papa buat minta orang gantiin disini seminggu ini. Aku mau sidang." Kata Maira.
Rendra tersenyum karena panggilan Maira. "Aku aja yang gantiin. Nanti biar aku yang bilang sama papa bee."
"Kamu yakin?"
"Iya. Aku udah bilang sama ayah kemarin."
"Okay. Tinggal ngomong sama papa ntar."
"Kita pulang bareng. Tadi aku naik taxi."
Maira mencebik mendengar penuturan Rendra. Ia tahu pasti Rendra tidak akan membiarkannya sendiri untuk waktu yang lama.
Selesai makan. Seila datang membawa berkas laporan Tiara tentang pendanaan proyek pembangunan hotel untuk Tian.
Maira ditemani Rendra memeriksa dengan seksama setiap detail laporan. Ia kembali memilah berkas-berkas mulai awal kerjasama hingga jalannya pengerjaan pembangunan hotel.
Sekarang Maira tidak menemukan kejanggalan dalam laporan kali ini. Ia menghela napas pelan untuk mengurangi sakit kepala yang tiba-tiba datang saat membaca laporan.
Ia memijit pelipisnya pelan beberapa kali. "Siapa punya kerjaan menurut lo Ndra?" Suaranya kemudian.
Rendra berdecak mendengar panggilan Maira. "Papa nggak yang sengaja ngecoh?" Jawab Rendra.
"Si tua itu benar-benar kurang kerjaan." Kesal Maira. "Tunggu pembalasan Mai, pa." Geramnya kemudian.
Rendra terkekeh mendengar penuturan Maira. Ia tahu betul bahwa perempuan di hadapannya ini bukan sembarang perempuan.
Rendra meringis saat menyebut Maira dengan perempuan. Ia mengingat kenakalannya yang memaksa Maira saat mabuk.
"Kenapa diem lo?" Suara Maira membuyarkan lamunan Rendra.
"Aku lagi bayangin gimana caranya kamu balas dendam bee."
Maira berdecak kesal. Ia saja tidak bisa membayangkan lalu bagaimana Rendra justrut melakukannya.
"Tenang aja, ini pasti seru. Dan aku pasti bisa membalikkan kedudukan menjadi 2-1.
"Kayak pertandingan aja."
"Let's see what can I do."
Rendra hanya geleng-geleng kepala menanggapi Maira. Ia yakin bahwa Maira tidak akan tinggal diam dengan keusilan papanya. Dan bahkan ia yakin bahwa Maira takkan gentar melawan Damian Aditya.
![](https://img.wattpad.com/cover/215609589-288-k132733.jpg)
YOU ARE READING
Wrong Side
RomantikPersahabatan Almaira Stephani dengan Narendra Abimanyu harus berantakan karena kesalahpahaman. Tak sampai disitu, bahkan mereka harus mendadak menjadi "kita" karena kelakuan Narendra. Gimana ceritanya???