Maira terdiam di ruangannya mengingat ucapan Tiara beberapa hari lalu. Ia sebenarnya tidak berpengaruh dengan hal itu, tapi ia juga khawatir jika hal itu akan mengganggu persahabatan mereka.
Pasalnya selama ini tidak ada seseorang pun yang menghalangi mereka untuk bertemu ataupun pergi bersama sekalipun pacar mereka masing-masing.
Maira menghembuskan napas kasar mengingat hubungan persahabatan mereka yang sekarang juga tidak jelas.
"Lo kemana sih bastard.." kesal Maira karena Rendra tak ada kabar. Ia mencoba menghubungi Rendra tapi tak kunjung ada jawaban.
Ia semakin kesal karena Rendra tidak membalas wa nya juga. Ia benar-benar frustasi karena sekarang Tiara juga melarangnya untuk mengadu pada Rendra.
Bukannya ia tak berani melawan Tiara, tapi itu sama sekali bukan sifatnya. Ia lebih suka berdamai. Apalagi hanya untuk urusan cinta. Wait! Cinta? Rendra?
Maira tersenyum kecut menyadari memang dia mencintai Rendra. Bahkan saat si Bastard itu sudah memilih Naira Agdini untuk jadi calon istri, ia masih menyimpan perasaan itu. Sampai sekarang.
Maira kembali mencoba menghubungi Rendra untuk sekedar bertemu. Ia rasa itu perlu. Ia harus tahu sejauhmana hubungan Rendra dan Tiara agar tidak ada salah paham nantinya. Biar bagaimanapun dia sahabatnya Rendra dan yang dia mau hanyalah melihatnya bahagia.
"Mba Seila, aku mau keluar sebentar ya nanti kalau ada apa-apa langsung telpon aja ya." Kata Maira sambil menyambangi meja sekretarisnya itu.
"Mau kemana Mai?" Tanya Seila bingung.
"Nyari si Bastard sialan." Jawab Maira sambil tersenyum miris.
"Soal cewek gesrek kemarin?"
"Aku harus ngomong sama dia biar nggak ada salah paham aja."
Seila mengangguk sebagai tanggapan. Ia tahu betul Maira paling malas berurusan dengan laki-laki dan sampai memiliki musuh hanya karena makhluk Tuhan dengan spesies itu.
Maira melajukan mobilnya menuju Abimanyu properti, perusahaan yang selama ini di pimpin oleh Rendra. Ia berharap bisa bertemu dengan laki-laki itu mengingat ini belum waktunya makan siang.
Sampai di lobi Maira di sambit dengan berbagai tatapan dari karyawan yang ada di perusahaan itu. Tapi ia tak peduli karena ia datang bukan sebagai penjahat.
"Siang Lana. Pak Rendra ada?" Sapa Maira pada sekretaris pribadi sahabatnya itu.
"Eh siang mba. Ada, tapi lagi ada tamu. Mba mau nunggu?" kata Lana dengan sumringah. "Duduk dulu mba. Lama banget nggak pernah kesini, berantem ya?"
"Sok tahu kamu. Emang siapa sih tamunya?"
"Ngakunya sih pacarnya. Tiara kalo nggak salah namanya."
"Udah daritadi?"
"Sekitar 20 menit yang lalu. Cemburu mba?"
"Ck.... Kamu udah berapa tahun kerja sama Rendra?"
"3 tahun mba."
"Gimana kelakuan bos kamu itu? Masih nanya aja aku cemburu."
Lana terkekeh. "Biasanya mba aja yang bisa naklukin si bos. Sekarang nggak ada mba kayaknya si bos jadi Liar."

YOU ARE READING
Wrong Side
RomancePersahabatan Almaira Stephani dengan Narendra Abimanyu harus berantakan karena kesalahpahaman. Tak sampai disitu, bahkan mereka harus mendadak menjadi "kita" karena kelakuan Narendra. Gimana ceritanya???