Part 13

16 1 0
                                    

Maira tak lama duduk di taman sambil menangis. Ia kemudian berdiri dan mengusap sisa airmata yang membekas di pipinya. Dengan langkah pasti mencari taxi dan membuat Rendra menatap bingung.

Rendra terus mengikuti Maira hingga matanya membulat sempurna saat tahu tempat macam apa yang dituju gadis mungil berparas ayu itu.

Ya,, Maira kembali ke gedung pertunangan Renata dan Leon. Ia terus berjalan menyusuri red carpet yang dipasang sepanjang jalan menuju ruangan tempat acara meriah itu di gelar.

Bahkan tak hanya Rendra yang dibuat terkejut oleh kehadirannya kembali. Keluarga Bagaskara pun tak bisa membaca raut wajah yang kini di perlihatkan gadis yang menginjak usia 24 tahun itu.

"Kamu kembali?" Tanya Eza sembari meraih tangan Maira dan menggenggamnya erat.

Maira hanya tersenyum simpul dan melepaskan secara sopan genggaman tangan Eza dan berlalu menuju pasangan yang tampak sedang berbahagia.

"Selamat untuk pertunangan kalian." Maira mengulurkan tangannya dan disambut oleh Leon dan Renata dalam diam. "Maaf aku pernah menjadi duri dalam hubungan kalian." Maira menarik napas dan menghembusknnya perlahan. "Semoga kalian bahagia." Ucapnya sembari tersenyum tulus.

Ia kemudian menatap Keanu dan Anastasya yang memperhatikannya tanpa berkedip. "Selamat ya om dan tante. Semoga kalian bahagia selalu." Maira mencium punggung tangan kedua orangtu Leon secara bergantian.

"Maafkan tante dan om, Maira." Ucap Tasya sambil menangis lirih.

"Saya yang harusnya minta maaf. Bahkan kedua orangtua saya juga. Tolong maafkan kebodohan kami." Ucap Maira dengan tersenyum pahit.

"Mai, kamu ngomong apa?" Kali ini Leon sudah tidak bisa menahan diri. Ia beranjak untuk merengkuh gadis mungil itu ke dalam pelukannya. Tapi langsung di tepis.

Maira mengalihkan pandangan tak terbacanya pada Leon. "Sudah seharusnya kami melakukan itu karena sudah merusak hubungan kalian. Jadi tolong maafkan kami."

"Mai aku nggak mau masalah ini di perpanjang ataupun di besarkan. Sudah cukup ya." Leon menjawab dengan nada frustasi.

"Ya dan tentu kamu masih ingat dengan apa yang pernah aku katakan tuan Leon Bagaskara." Maira menghela napasnya berat.

"Apa? Tunggu dulu jangan langsung mengambil keputusan. Itu tidak akan baik." Ucap Leon tak mau terpojok.

"Dulunya itu hanya sebuah peringatan, El. Tapi mulai hari ini dan seterusnya ucapanku itu sudah menjadi keputusan yang bahkan aku sendiri tidak akan bisa merubahnya." Jawab Maira dengan suara bergetar. Ia akhirnya tertunduk dan tersenyum simpul.

"Terimakasih untuk kebaikanmu selama ini. Dan buat lo Renata. Terimakasih pernah menyematkan gelar sahabat buat gue." Maira kembali tersenyum. Tapi kali ini senyuman itu tak terbaca.

"Sekarang lo sudah merasakan bagaimana sakitnya Mai. Dan kita impas." Jawab Renata.

"Ya. Dan gue nggak pernah nyangka lo bakal ngelakuin ini sama gue." Maira mengusap kasar buliran air bening yang terus luruh. "Gue sama keluarga gue pasti bakal bahagia dan mendukung lo lebih dari ini kalau lo jujur dari awal soal hubungan kalian. Karena papa sayang banget sama lo." Maira tersenyum sinis. "Tapi ternyata lo lebih milih jalan ini. Gue nggak nyangka." Maira mengepalkan kedua tangannya.

"Ternyata gue nggak butuh keluarga Aditya untuk mendapatkan Leon, Mai. Leon dengan sendirinya mencintai gue tanpa memandang status gue." Jawab Renata dengan suara bergetar.

"Ya dan mulai hari ini, keluarga Aditya akan mati di kehidupan lo, Re." Maira langsung berbalik badan dan menatap Eza dan Rendra.

Ia langsung membuang muka dan berlalu. Airmatanya kembali luruh dan membuat pandangannya memburam.

Wrong SideWhere stories live. Discover now