Friends

8.1K 941 134
                                    

Bukannya berbalik, Wonwoo justru mendusel wajahnya pada dada Mingyu untuk mencari kenyamanan disana.

'Anjir lah won! Sumpah, nggak bisa kayak gini. Bahaya, Wonwoo!'

Tetapi, kembali tubuhnya seakan tidak bergerak sesuai dengan kemauannya sendiri.

"Mingyu, lo nyaman banget... sama kayak mommy."


{}


9.37 AM

Matahari pagi tampak mengintip dari celah-celah gorden yang memantulkan sinarnya tepat mengenai permukaan wajah Wonwoo. Ia sontak mengedipkan kedua matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Ia menoleh ke arah kiri tepat dimana kasurnya terasa sangat penuh dan menemukan Mingyu yang masih tertidur pulas di sampingnya.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Puffff!

Wajah Wonwoo sontak memerah ketika ia mengingat apa yang terjadi semalam. Well, ia tidak marah sih, ia hanya malu. MALU SEKALI. Bisa-bisanya ia menggantikan sosok mommy dengan Mingyu yang sedang mabuk seperti itu? 

Harga diri, guys.

Terlebih lagi, ia seketika ingat confession Mingyu semalam yang sukses membuatnya terkejut setengah nyawa. Wonwoo pun beranjak dari tempat tidurnya untuk segera mencuci wajahnya yang terasa panas akibat mengingat perbuatan tidak tau dirinya semalam. Well, ia sedikit menyesal. Kenapa juga ia bisa terbawa suasana seperti itu? Memang benar ia rindu mommy, tapi tidak dengan melampiaskan kerinduannya itu dengan memeluk Mingyu yang sedang mabuk semalam juga.

"Anjir, udah gila apa gue? Astaga harga diri Won, belom ada seminggu lo kenal dia. Bisa-bisa lo dikatain cabul gara-gara manfaatin orang yang lagi mabok." Wonwoo sontak membasuh wajahnya dengan kasar kemudian menatap cermin yang memantulkan setengah dari tubuh atasnya tersebut.

"Apa katanya semalem? Won, lo attractive banget gue suka. Ngapain juga lagi dia bilang gitu ke gue?" Wonwoo kemudian membasuh lagi wajahnya dengan kasar dan lagi-lagi menatap bayangannya di cermin dengan tajam.

"Ya tapi kenapa juga lo malah meluk dia sih, wooon? Shit, gue harus ngomong apa nanti? Eh... tunggu. Mingyu mabok, pasti dia nggak akan inget sama sekali kejadian semalem, it's okay. Kenapa lo harus panik gini sih? It's not like we had sex last night, though. Chill."

TOKTOKTOK!

Sesi percakapan Wonwoo dengan pantulan bayangannya tersebut sontak terhenti akibat dirinya yang terkejut akan ketukan di pintu kamar mandi yang kini sudah setengah terbuka dan menampilkan kepala Mingyu yang menyembul dari baliknya.

"Anjir lah, Mingyu. Kaget gue."

"Whoops, sorry. Lo lagi ngobrol sama siapa?" Tanya Mingyu. 

"Sendiri." Ia pun kembali membasuh wajahnya tapa menghiraukan pertanyaan dari Mingyu tersebut dan dengan cepat menyelesaikan acara cuci mukanya kemudian dengan cepat menyikat giginya.

"Gue udah selesai, lo bersih-bersih aja dulu. Gue pesen makanan ntar lo langsung ke meja makan, ok."

"Ok." Selepas kepergian Wonwoo, Mingyu dengan cepat masuk dan menutup pintu kamar mandi lalu menatap cermin. Ia bisa melihat dengan jelas wajahnya yang memerah bak kepiting rebus setelah mendengar celotehan-celotehan (kencang) Wonwoo tadi.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang