Cold Shoulder

6.3K 742 171
                                    

Hatinya berdenyut nyeri karena Wonwoo takut jika Mingyu kembali menghilang sebelum ia sempat meminta maaf atas dirinya yang telah menyakiti lelaki itu.

Dan perasaan yang sempat ia lupakan semalam sontak kembali namun dengan bobot yang lebih besar. Tetapi tidak hanya itu, ketika ia merasakan tangan besar lelaki itu di pucuk kepalanya ia merasakan sebuah perasaan gelisah yang muncul tiba-tiba.

Yes, he felt uneasy. And those uneasy feelings are worse than the feelings he felt these days.

"Fuck you, Mingyu."


{}


3.37 PM

"Won! Wonwoo!" Panggil Jeonghan yang sontak menyadarkan Wonwoo dari lamunannya.

"Kenapa?" Tanya Wonwoo datar.

"Lo... gapapa?" Wonwoo mengernyit bingung seraya menatap ketiga temannya yang saat ini tengah menatapnya khawatir.

"Gapapa, emangnya gue kenapa?"

"Lo ngelamun lagi. Perasaan baru beberapa menit yang lalu kita ajak ngobrol tiba-tiba udah ngelamun lagi. Kenapa?" Tanya Hoshi.

"Gue capek," Tukas Wonwoo seraya menatap datar ketiga temannya itu lalu sontak beranjak menuju kamar. Well, sepulang kelas mereka tadi, Jeonghan, Hoshi, dan Jihoon memaksa untuk mengunjungi apartemen Wonwoo. Pasalnya, lelaki berkacamata itu sama sekali tidak membahas perihal semalam di kampus.

Entahlah, yang pasti sedari tadi mereka bertiga hanya terus memergoki Wonwoo yang sepertinya tambah lebih sering melamun dibanding biasanya. Bahkan Jihoon berani bertaruh bahwa teori-teori yang diberikan oleh dosen-dosen killer hari ini tidak ada yang masuk ke dalam otak Wonwoo.

Ketika mereka tidak mendapati Wonwoo yang kembali duduk di meja makan, mereka pun berinisiatif untuk menyusul Wonwoo ke dalam kamar. Dengan hati-hati ketiganya membuka kamar Wonwoo tanpa menimbulkan suara hanya untuk memastikan bahwa lelaki itu benar-benar tertidur atau tidak. Namun, yang mereka temukan di dalam bukanlah sosok Wonwoo yang tengah tertidur di kasurnya melainkan sosok Wonwoo yang saat ini tengah duduk di lantai dengan posisi bersandar ke kasur seraya menatap ke arah gorden abu-abu yang menutupi jendela.

Jeonghan menghela napas pelan, ia sedikit menyalahkan dirinya sendiri ketika semalam ia membiarkan Wonwoo dibawa pulang oleh Mingyu dengan harapan mereka dapat menyelesaikan masalah mereka. Namun, harapannya itu mungkin saja tidak terjadi atau malah tindakannya itu membuat masalah mereka semakin runyam mengingat Wonwoo yang malah terlihat lebih buruk hari ini. Ia pun berjalan menuju Wonwoo lalu mendudukkan dirinya di samping lelaki berkacamata itu diikuti oleh Jihoon dan Hoshi yang juga mengambil posisi duduk mengelilingi Wonwoo.

"I believe you guys have something to say to me." Ucap Wonwoo datar tanpa menolehkan pandangannya sama sekali. Hal tersebut membuat Hoshi dan Jeonghan berpandangan ngeri. Jihoon yang tadi pagi baru saja diberitahukan perihal semalam oleh Hoshi pun hanya menatap Wonwoo sendu.

"Han, Ci, udah ngomong aja." Tukas Jihoon.

"Ehm... sebelumnya gue minta maaf banget, Won. Maafin gue udah ngajak lo ke club itu. Gue lupa kalo club itu emang tempat togkrongannya anak FEB..." Ucap Hoshi kemudian memberi jeda sedikit di akhir kalimatnya.

"Sumpah demi apapun gue juga nggak tau kalo Mingyu bakal dateng ke sana semalem, Won. Gue—"

"Gue nggak ada ngomongin tentang Mingyu loh, Ci." Ucapan Hoshi sontak berhenti ketika Wonwoo memotongnya dengan kata-kata yang membuat bibirnya langsung terbungkam dan seketika menyesali semua ucapan yang keluar dari mulutnya barusan. Jeonghan pun beralih untuk menatap Wonwoo namun lelaki itu masih dengan posisinya menatap ke arah gorden yang tertutup.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang