Fell

7.1K 854 147
                                        

"Yes, sure. Sekali lo kenal Jungwoo dan Mangga, percaya sama gue lo akan sayang sama mereka." Wonwoo tersenyum lebar kemudian mulai bercerita dengan semangat sedangkan Mingyu hanya tersenyum simpul.

'Maaf, won. Gue juga belum sepenuhnya yakin dengan perasaan gue. Gue takut kalau perasaan ini cuma perasaan sesaat yang sering gue rasain sebelumnya. Tapi satu yang harus lo tau. Jika gue ada di dekat lo... gue nyaman. It feels like... home.'



{}


"Inget sekarang punya temen?" Tanya Seungcheol pada sosok Mingyu yang terlihat tampak sedikit seperti orang bingung.

Well... setelah kejadian semalam, Mingyu menjadi sedikit lebih canggung dengan Wonwoo. Entahlah, yang jelas ia jadi ragu untuk melakukan kegiatan-kegiatan rusuhnya yang melibatkan tetangga sebelah apartemennya itu sebagai korban. Oleh karena itu, siang ini Mingyu meminta Seungcheol menemuinya di kantor pada saat jam makan siang untuk mengkonsultasikan masalahnya tersebut.

"Cheol, kenapa Wonu bisa nanya gitu sih? Apa dia udah mulai curiga sama gue ya? Perasaan gue udah play safe banget itu."

"Terus dianya gimana pas lo bilang lo suka sama dia as a friend?"

"Dia kayak... lega? Gatau gamau inget. Huhuhuuu!" Ucap Mingyu sembari menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Lo itu bohong apa nggak sih, gyu?"

"Bohong apa?"

"Perasaan lo ke Wonwoo sekarang."

"Untuk yang ini gue jujur. Gue nggak yakin sih sama perasaan gue, lo tau sendiri banyak orang yang modelan kayak Wonu. Walaupun gue berniat buat serius sama Wonu, tapi kemungkinan gue goyah itu pasti ada... dan gue takut... gue cuma mau berubah." Mendengar ucapan Mingyu, Seungcheol pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Mingyu, lo masih minum pilnya kan?"

"Masih." Mendengar ucapan Mingyu, Seungcheol menghela napas pelan.

"Keputusan lo ngomong gitu emang bener sih daripada lo jawab iya sedangkan perasaan lo aja belom jelas gini. Dari pada ujung-ujungnya lo yang ninggalin kan? Tapi gyu, jika seandainya lo emang mau serius sama dia, emangnya dia bakal berpotensi buat jadi belok dan bakal mau jadi belok? Lo bisa liat reaksi dia saat lo cuma bilang lo suka sama dia as a friend itu kayak gimana gyu, bukannya kalo gitu tandanya dia risih jika dia tau intensi lo yang sesungguhnya? He seems straight as hell, dude."

Sontak Mingyu mengangkat kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca sembari menatap Seungcheol dengan kecewa.

"Kok gue ngerasa lo malah bikin gue mundur ya? Temen apa bukan sih?"

"Nggak usah lebay, lo inget terakhir kali lo bilang mau berubah kayak sekarang ini juga dan akhirnya kayak gimana?"

"Ya terus gue harus apa? Gue nggak mau langsung naik gitu aja disaat gue bahkan baru nyebur."

"Bukti. Yakinin perasaan lo dulu baru perasaan Wonwoo. Jika emang lo udah yakin Wonwoo ngasih negative sign, lo boleh dan harus mundur sebenernya. Jangan maksa, gyu. Terakhir kali lo obsessed sama seseorang dan gagal, lo hampir kehilangan segalanya termasuk diri lo sendiri."

{}

Hari ini merupakan salah satu dari hari-hari biasa yang dilalui Wonwoo dengan sarapan, kampus, dan pulang. Tidak ada yang spesial, tetapi entah mengapa Wonwoo merasa seperti ada yang kurang.

Yup, Mingyu.

Well... bukan apa-apa tetapi setelah Mingyu kembali ke kamarnya semalam, lelaki itu tidak menghubunginya sama sekali. Tumben, biasanya lelaki itu akan sekedar mengirimkan pesan selamat malam atau selamat tidur yang hanya hanya akan dibaca oleh Wonwoo. Tapi semalam tidak.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang