Trouble I'm In (M)

14.3K 747 191
                                    

Mingyu memberikan tepukan-tepukan lembut pada punggung Wonwoo. Namun, lama-kelamaan tepukan itu terasa berpindah menurun hingga Wonwoo dapat merasakan tangan Mingyu yang saat ini tengah meremas bokongnya dan hal tersebut mengundang sebuah kerutan halus di keningnya.

'Brengsek, dikasih hati minta Jantung.'

Ow, another level of disrespect = Mingyu.

"Sekali lagi lo remes pantat gue gak usah lo jadi pacar gue ya, Mingyu."

"ASTAGA JANGAN GITU DONG, WONWOOOOOOO!"



{}


Mingyu tidak ada henti-hentinya merengek pada Wonwoo akibat lelaki itu tampak tidak ingin menghiraukannya sedari tadi sore. Berbagai cara Mingyu lakukan untuk mendapatkan atensi dari Wonwoo yang kini tengah sibuk menyusun maketnya.

Mulai dari mengganggu lelaki itu dengan menarik-narik lengan baju Wonwoo, tantrum, bahkan sampai menggelendoti lengan lelaki berkacamata itu seraya merengek dengan sangat amat menyebalkan. Tapi apa yang ia dapatkan? Decakan sebal dan tatapan super tajam yang menusuk hingga ke hati Mingyu.

Well, ini semua akibat tangan kurang ajarnya yang tadi sempat meremas bokong Wonwoo. Tapi itu kan tidak sengaja—menurut Mingyu. Ia kan hanya berniat untuk menepuk-nepuknya saja, kalau masalah remas-meremas itu tidak sengaja.

Tidak sengaja nafsu.

Dan Mingyu benar-benar menyesali kebodohannya itu. Saat ini ia tengah membaringkan tubuhnya di atas sofa lelah akan tantrumnya yang sama sekali tidak digubris oleh Wonwoo.

"Woooon." Rengeknya lagi sembari menusuk-nusuk punggung Wonwoo dengan jari-jarinya.

"Diem," Tegur Wonwoo datar hingga membuat lelaki tinggi itu mendengus sebal. Mingyu pun memutuskan untuk menutup matanya seraya memikirkan cara-cara lain yang mungkin akan efektif untuk membuat dirinya bisa digubris Wonwoo.

Mingyu terdiam untuk waktu yang cukup lama hingga Wonwoo pun mengernyit dibuatnya. Pasalnya sedari tadi ia menikmati suara berisik Mingyu yang menemaninya mengerjakan maket. Yah, walaupun sebenarnya ia kasihan pada Mingyu karena ia sedari tadi mengabaikan lelaki itu, tapi apa boleh buat. Lagian siapa suruh kurang ajar?

Wonwoo pun menoleh untuk mengecek keadaan Mingyu yang tiba-tiba terdiam. Melihat Mingyu yang memejamkan mata membuat Wonwoo mengecek jam yang ada di laptopnya.

'Setengah sepuluh.'

Wonwoo sontak berbalik menghadap Mingyu setelah ia terlebih dahulu menutup laptopnya. Ia menatap Mingyu seraya tersenyum kecil menahan tawanya akibat wajah Mingyu yang menurutnya sangat lucu. Bayangkan saja, lelaki itu terpejam dengan alis yang menyatu membentuk kerutan di keningnya tanda bahwa ia tengah berpikir dengan keras. Jangan lupakan bibir yang sedikit mengerucut itu membuat Wonwoo gemas.

"Heh, bayi. Lagi mikirin apa serius banget kayaknya, hm?" Tanya Wonwoo lembut sembari mengusap kerutan di kening Mingyu dengan ibu jarinya.

Mingyu pun sontak membuka kedua matanya dan indera penglihatannya disambut oleh wajah Wonwoo yang saat ini tengah tersenyum simpul.

"Wonwoo udah gak marah lagi?" Tanya Mingyu.

"Emang siapa yang marah?"

"IH TERUS KENAPA GITU GUENYA DIKACANGIN DARI TADI?" Protes Mingyu seraya menggenggam tangan Wonwoo yang berada di keningnya.

"HEH KOK NGEGAS?"

"Ehiya maaf won, sumpah. Jangan maraaaah..." Ucap Mingyu seraya menampilkan ekspresi wajah yang memelas. Wonwoo terkekeh kecil ketika ia melihat bibir Mingyu yang melengkung ke bawah dan sontak mencubit kedua pipi Mingyu dengan gemas.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang