Epilogue 🖋

10.5K 733 213
                                    

"Won... Mingyu jadi dateng?"

"Gue gak tau, Han. Orangnya belom nongol."

Wonwoo menghela napas pasrah. Bukan apa-apa, hari ini adalah hari dimana Wonwoo akan mempresentasikan hasil maket yang telah dibuatnya selama beberapa bulan kemarin. Well, sebenarnya presentasi ini tidak terbuka untuk umum dan Mingyu pun akan terhitung sebagai penyusup. Namun, apa boleh buat. Wonwoo benar-benar ingin Mingyu hadir hari ini.

Ada beberapa hal yang harus ia sampaikan pada lelaki itu yang mungkin belum pernah ia sampaikan secara langsung dan saat ini seharusnya bisa menjadi moment yang tepat. Tetapi lelaki itu belum datang sedangkan Wonwoo mendapat urutan nomor tiga dan lima menit lagi, presentasi nomor urut dua akan dimulai.

Wonwoo sedari tadi hanya terdiam seraya menatap layar ponselnya memandangi pesan-pesan singkatnya untuk lelaki tinggi itu yang tidak kunjung dibaca. Wonwoo mengerti, Mingyu hari ini harus menghadiri rapat. Namun, Wonwoo juga ingin dimengerti. Wonwoo juga ingin egois setidaknya untuk hari ini saja, karena ia benar-benar ingin menyampaikan beberapa hal yang tidak pernah ia sampaikan pada Mingyu secara langsung.

"Coba ditelpon lagi, mungkin dia di jalan?" Ucap Jeonghan yang dibalas gelengan kecil oleh Wonwoo.

"Loh, dia udah janji mau dateng kan? Lo juga udah ngabarin lo mulai jam berapa kan? Dia seharusnya—"

"Mingyu hari ini ada rapat, dia nggak pernah janji untuk dateng." Tukasnya pelan memotong ucapan Jihoon. Baik Jihoon, Hoshi, dan Jeonghan hanya diam. Mereka tau alasan Wonwoo sangat ingin Mingyu datang hari ini.

Lelaki itu ingin mengungkapkan sesuatu yang selama ini ia pendam.

Wonwoo terus mengecek pesan yang tidak kunjung menunjukkan tanda baca menandakan kekasih tingginya itu belum membaca pesannya yang berisi pertanyaan perihal lokasi lelaki itu saat ini. Ingin rasanya Wonwoo menekan fitur call pada kontak Mingyu, tapi bagaimana jika ia malah mengganggu rapat Mingyu?

Hari ini adalah hari terakhir di semester begitu pula dengan Mingyu, hari ini adalah hari terakhirnya magang. Keduanya memutuskan untuk kembali ke tanah kelahiran dua hari dari sekarang, terkesan dadakan tetapi mereka tidak peduli jika masih ada beberapa hal yang harus diurus. Rasa rindu pada keluarga di rumah lebih besar. Apalagi kepulangan mereka kali ini terkesan lebih spesial.

"Won," Panggil Jihoon menyadarkan Wonwoo dari lamunannya.

"Hm?"

"Siap-siap, bentar lagi giliran lo." Mendengar hal tersebut, Wonwoo kembali mengecek ponselnya dan akhirnya memutuskan untuk menelepon kekasihnya itu ketika ia belum melihat tanda baca pada pesannya.

Nada sambungan pertama Wonwoo lewatkan dengan perasaan cemas hingga sambungan ketiga, suara seseorang menyapa gendang telinganya.

Tapi itu bukan Mingyu, melainkan operator yang menginformasikan bahwa nomor yang Wonwoo hubungi sedang tidak aktif dan berada diluar jangkauan.

"Anjing lah, mau marah gue tapi gak bisa." Tukas Wonwoo.

"Wonwoo... lo harus siap-siap." Wonwoo mengangguk mendengar ucapan Jeonghan.

"Tenang aja, Mingyu pasti dateng kok." Ucap Hoshi menenangkan dan Wonwoo mengangguk.

"I hope so."

Wonwoo tersenyum tipis kemudian berjalan ke depan ruang audit dan mempersiapkan maketnya untuk dipresentasikan. Apakah kalian ingat tugas akhir Wonwoo waktu itu? Yup, membuat sebuah desain bangunan yang memiliki arti atau makna yang mendalam baginya.

Hingga ketika waktunya ia mulai mempresentasikan hasil maketnya, Mingyu tidak ada di sana. Mingyu tidak datang, itulah yang disimpulkan oleh Wonwoo karena ia sama sekali tidak melihat sosok kekasihnya di ruangan itu.

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang