21. Akhirnya Kutahu Sifatmu

1.5K 105 1
                                    

Bulan- bulan pertama kehamilan aku memang nggak merasakan yang namanya ngidam. Karena yang merasakan semuanya itu adalah Sidney. Tapi menjelang bulan ketiga akupun mulai banyak permintaan.

" Yang...aku pengen makan sate. Kita makan sate yuuk!" rengekku pada Sidney.

Diapun membawa aku untuk makan sate kambing berbumbu kacang yang lezat banget. Kadang aku minta dibelikan buah pir, sop buah dan sebagainya. Pernah suatu kali aku dan Sidney sedang dalam perjalanan pulang kerumah. Kami melewati sebuah rumah makan Padang. Aku melihat ada terong yang cuma dibelah dua kemudian disambal balado. Aku menahan air liurku. Aku sangat selera melihatnya. Aku mengguncang tangan Sidney.

"Yang...aku mau itu!" kataku sambil menunjuk ke arah rumah makan Padang.

"Mau yang mana?" tanyanya sambil melihat kearah yang aku tunjuk.

"Itu yang, sambel terong balado itu" aku menunjuk kearah rumah makan lagi.

"Yang...yang kayak gitu kan kamu bisa bikin sendiri?"

"Tapi aku maunya yang itu yang!" kataku kekeh.

"Yang...kita kan harus berhemat buat lahiran kamu nanti. Kamu masak aja sendiri!Kamu juga nggak usah manja- manja gitulah, udah mau jadi mommy masih aja manja suka merengek!"

Akupun diam membisu. Air mataku menetes perlahan. Sesek banget rasanya dibentak oleh Sidney. Dia nggak mengerti apa yang aku rasakan. Sampai malam tiba aku nggak bisa tidur. Aku hanya memikirkan terong sambal balado yang ada dirumah makan tadi. Bahkan sampai besoknya aku dan Sid melewati rumah makan itu, aku tetap melirik kearah etalasenya itu. Tapi terong sambal balado itu udah nggak ada. Mungkin mereka berganti menu. Akupun hanya diam saja menahan seleraku. Aku nggak berani minta sama Sidney lagi. Aku mengelus perutku yang masih datar semoga aja anak yang didalam kandunganku ini nggak ngeces nanti.

Aku dan Adel sudah tiba dirumah. Dari tadi Adel hanya diam saja. Ada perasaan bersalah dihatiku karena udah membentak Adela tadi. Padahal dia kan lagi hamil. Tapi aku memang nggak suka ngeliat Adel yang suka merengek seperti anak kecil begitu. Sebelum hamil dia sangat dewasa. Entah kenapa selama hamil ini sikapnya jadi berubah kekanakan begitu. Aku nggak biasa membujuk orang yang merengek begitu. Sebel liatnya! Tapi melihat Adel hanya diam saja seperti itu aku merasa sangat bersalah. Kuhampiri dia dan duduk disampingnya.

"Yang...maapin aku ya. Aku udah bentak kamu tadi. Tapi kalau kamu kepengen makanan yang seperti itu kamu kan bisa masak sendiri. Ngapain beli- beli! Harga terong satu porsi disitu bisa kamu belikan terong satu kilo dipasar. Nah...tinggal kamu sambel aja. Gampang kan!"

"Iya...!" jawabku datar dan aku pergi ke kamar. Sidney benar- benar nggak ngerti kalau aku lagi ngidam terong itu. Kalau harus masak sendiri ya aku nggak selera dong. Wong aku pengennya yang dietalase rumah makan itu kok. Ahh...udahlah males juga aku mengingatnya.

Keesokan harinya aku pergi dari rumah. Aku ngambek. Sidney mencariku kemana- mana bahkan sampai menghubungi kerumah mama lagi. Tapi aku emang lagi pengen sendiri. Aku pergi ke salon dan memotong rambutku sampai pendek karena aku sering kepanasan sekarang. Setelah dari salon aku pergi ke kafe dan nongkrong disana. Aku bermaksud pulang sore. Pokoknya satu hari ini aku mau sendirian. Titik!Yang terakhir aku pergi ke pasar buah dan membeli buah pir kesukaanku. Entah kenapa selama hamil ini yang aku suka hanya buah pir aja. Tapi Sidney kadang memaksa aku untuk minum air kelapa muda. Katanya sih bagus untuk baby. Aku sih nurut aja. Tapi kadang maksanya keterlaluan. Dia nyuruh aku menghabiskan satu buah kelapa muda sampai aku mau muntah kekenyangan. Sidney paling nggak suka kalau makan sesuatu terus bersisa.

"Waktu aku kecil dulu kami susah makan, jadi kalau kamu buang- buang makanan begini aku nggak suka! Kita juga harus ajarin sama anak kita untuk hidup sederhana!". Oke...itu bisa aku terima.

Cinta Diusia Senja ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang