43. Terharu

2.1K 187 11
                                    


Adela berdiam diri dikamarnya. Kebetulan hari ini dan beberapa hari kedepan tidak ada orderan cateringan jadi dia bisa fokus untuk orangtua dan anak-anaknya.

Setelah selesai belanja untuk persediaan makanan selama beberapa hari kedepan dan memasak untuk makan siangnya bersama Agnes, Adel pergi ke kamarnya. Kalau siang hari memang hanya dirinya dan Agnes yang ada dirumah. Adel hanya menggunakan jasa tukang cuci dan setrika saja. Adel ingin anak-anaknya bisa mengerjakan pekerjaan rumahan. Tapi kalau nyuci dan setrika mereka nggak sempat karena harus bekerja dan pulangnya sore. Mereka sudah punya jadwal masing-masing untuk pekerjaan dirumah. Adel duduk sebuah sofa single yang ada dikamarnya. Diluar sana angin bertiup kencang. Langit yang tadinya berawan sekarang mulai menghitam padahal jam masih menunjukkan pukul 12 siang. Sepertinya sebentar lagi hujan deras akan turun. Adel termenung memikirkan anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa. Waktu ternyata begitu cepat berlalu. Adel masih ingat ketika Bryan baru lahir. Dia selalu terjaga setiap malam karena Bryan menangis kehausan. Kalau sudah begitu, suaranya akan terdengar sampai ke rumah tetangga. Dia ingat kalimat apa yang pertama kali Bryan ucapkan ketika dia mulai bicara.

"Mmaam..". Adel tersenyum.

Bryan waktu kecil gemuk tapi lincah. Kadang Adel sedikit kerepotan dengan keaktifan anaknya itu waktu kecil. Sekarang Bryan sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan. Tapi Adel selalu mengajarinya agar Bryan tidak sombong dengan kelebihan yang dimilikinya. Adel selalu mengatakan kalau Bryan tampan tapi masih banyak yang lebih tampan dari dirinya. Jadi jangan sombong. Yang penting bukan ketampanan fisik karena itu bisa berubah. Tapi yang penting adalah ketampanan atau kecantikan nurani. Begitu juga dengan Lexa dan Karin.

Adel menghela nafasnya. Sebentar lagi anaknya Lexa akan kuliah mengambil spesialis *cardiology keluar negeri. Adel sebenarnya yakin kalau Lexa bisa melakukannya dengan baik karena Lexa adalah anak yang pintar dan mandiri. Hanya saja Adel belum siap ditinggalkan oleh puterinya itu. Tapi demi masa depan Lexa maka Adel harus merelakan anaknya itu pergi jauh darinya. Oya...Adel mau berterimakasih pada Alex yang mau menjadi donatur buat anaknya itu. Adel mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada kekasihnya itu.

Mas Alex.
Mas...thanks ya udah mau jadi donatur buat Lexa. Menjadi dokter spesialis jantung itu cita-citanya sejak kecil. Sekali lagi makasih mas.

Adel meletakkan ponselnya diatas meja kecil didepannya. Adel bersyukur sekali Lexa bekerja dirumah sakit milik Alex karena dari dulu Alex dan papanya memang sangat menghargai para karyawannya. Adel yakin rumah sakit milik Alex akan semakin maju karena memiliki tim medis yang berkualitas. Lagi asik ngelamun tiba-tiba ponsel Adel berbunyi. Sebuah pesan masuk. Adel membukanya, ternyata dari Alex.

Mas Alex.
It's okay Del. Mas kan udah janji sama kamu sayang, mas akan berusaha menjadi calon papa yang terbaik buat anak-anak kamu. Mas kan nggak punya anak, mas sangat terkesan dengan caramu mendidik mereka. Mereka anak-anak yang spesial beda dengan generasi sekarang. Mas juga kepengen dimasa tua mas ada yang manggil mas dengan sebutan ' daddy'. Jadi nggak usah terlalu dipikirin ya sayang.

Adel tersenyum membaca balasan dari Alex. Entah mengapa jantungnya berdebar nggak karuan dengan kalimat yang Alex kirim. Ada perasaan hangat yang menjalar dihatinya. Apa benar Alex mau jadi daddy buat anak-anaknya? Adel juga merasa iba dengan kekasihnya itu yang hidup sendiri tanpa kehangatan sebuah keluarga. Padahal dulu Adel dan Alex sempat berencana menikah dan memiliki sebuah keluarga yang harmonis. Tapi sayangnya waktu itu takdir tak berpihak kepada mereka. Sekarang Agnes sepertinya sudah bisa menerima kehadiran Alex dalam hidup Adel. Mungkin Agnes merasa bersalah karena dulu memisahkan mereka. Dikala Agnes dan Adel berdua, Agnes pernah ngomong begitu. Kalau dulu Adel menikah sama Alex pasti mereka sudah bahagia. Adel nggak perlu mengalami penderitaan batin hingga puluhan tahun. Tapi ...semuanya juga udah terjadi. Walaupun Sidney membuat hidup Adel tertekan dan menderita Adel pernah mencintai Sidney. Bahkan mereka sampai punya anak 3. Ah...sudahlah untuk apa mengingat semua itu. Adel membalas pesan dari Alex.

Cinta Diusia Senja ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang