36. The New Director

2.3K 197 5
                                    

Karin sudah tiba dirumah. Sepi. Itulah yang dilihatnya ketika menginjakkan kakinya dirumah ini. Karin melangkah menuju kekamarnya dan Lexa. Kakaknya itu belum pulang kerja rupanya. Karin membersihkan tubuhnya dan mengganti baju kemudian merebahkan diri diatas kasur. Dilihatnya jam dinding sudah menunjukkan pukul 3 sore. Kayaknya dia belum bisa menjalankan rencananya hari ini karena hari sudah sore. Mungkin besok aja dia akan mengajak mamanya pergi. Karin mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada papanya.

Karin.
Pa...besok aja kita ketemuannya ya. Soalnya Karin kecapean nih.

Tak berapa lama kemudian ponsel Karin berbunyi. Ternyata balasan dari papanya.

Papa.
It's okay Karin. See you tomorrow

Karin meletakkan ponselnya dan memejamkan mata sejenak. Tapi matanya tak juga kunjung terlelap. Karin teringat akan pria yang ditemuinya bersama papanya dikafe tadi siang. Namanya...om A...Alex. Ya om Alex. Jangan- jangan om itu yang diceritakan sama mamanya. Mantan pacar mamanya. Karin memang belum pernah melihatnya tapi kayaknya dia orangnya asik. Ramah dan murah senyum. Keliatannya sih orangnya baik dan lumayan gantenglah. Diusianya yang lebih tua dari mama, om Alex masih terlihat tampan dan berwibawa. Apa mamanya masih berhubungan dengan om Alex? Entahlah, Karinpun tak tau. Tapi Karin lebih suka kalau mamanya kembali bersama papanya. Biarpun papanya kasar dan pelit tapi dia tetaplah papa Karin. Jadi Karin pasti lebih sayang sama papanyalah.

Hari ini Lexa dinas pagi. Dari tadi pasien padat banget sampai Lexa tak bisa beristirahat barang sejenak. Tubuhnya terasa capek sekarang. Untung saja sebentar lagi waktunya pertukaran jam dinas dan saat ini pasien sudah sepi. Tinggal 2 orang pasien yang sedang diobservasi. Jika hasil labnya menunjukkan ada kelainan maka mereka akan diopname. Para perawat saat ini sedang melakukan serah terima tugas. Setelah itu barulah petugas yang dinas pagi boleh pulang.

Lexa menantikan dokter Boy yang akan menggantikannya dinas sore. Padahal jam dinasnya tinggal 15 menit lagi akan berakhir tapi dokter Boy belum juga datang. Selama dokter Boy belum datang maka Lexa wajib menunggu sampai dia datang. Ketika jam tepat menunjukkan pukul 3 sore barulah dokter Boy datang. Dengan tampang tak bersalah dia mencolek pipi Lexa.

"Setia banget nungguin pacarnya" goda Boy sambil mencubit pipi Lexa yang mulus
.
"Siapa?" tanya Lexa pura-pura oon.

"Siapa apanya?" tanya Boy jadi bingung. Nah lo bingung kan? Batin Lexa.

"Siapa pacar yang kamu maksud hah?"

"Ya akulah. Emang siapa lagi?"

"Ogah gue pacaran sama play boy kayak dokter!" kata Lexa sambil memonyongkan bibirnya.

"Tuh kan, malah monyong gue cipok baru tau lo!" bisik Boy membuat Lexa jadi bergidik. Siapa sih yang nggak kenal sama dokter Boy. Dokter terganteng yang ada dirumah sakit ini. Dokter mesum yang menjadi rebutan para cewek baik perawat maupun dokter berlomba menjadi pacarnya. Tapi walaupun ganteng dan pinter Lexa nggak pernah tertarik pada Boy. Boy itu adalah seorang playboy. Selalu berganti-ganti pasangan. Hari ini sama dokter Anna, besok sama suster Dina, lusa nggak tau sama siapa. Lexa benci sama playboy. Lexa teringat sama papanya yang suka mempermainkan mamanya. Dengan cepat Lexa menjauh dari pria itu.

"Saya mau pulang. Oya dok, besok kita disuruh datang pagi jam 8 soalnya direktur baru akan datang besok. Jadi kita semua disuruh ngumpul di aula untuk perkenalan," kata Lexa.

"Okey sayang. Besok aku datang pagi" kata Boy sambil mengedipkan sebelah matanya. Tanpa menghiraukan pria itu Lexa pergi. Dalam hati Boy berkata, "Akan kubuat kau jadi milikku dokter Alexa". Dokter Boy tersenyum licik. Dia merasa begitu tertantang dengan dokter Alexa yang selalu cuek dengan dirinya.

Cinta Diusia Senja ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang