51. Bryan POV.

3.1K 195 6
                                    


Aku merasa sangat bahagia sekarang. Kalian tau kenapa? Semuanya karena mama sudah menemukan kebahagiaannya bersama dengan daddy Alex. Aku melihat setiap hari mamaku bisa tersenyum, tertawa lepas tanpa ada beban dan air mata di kedua matanya. Wajahnya selalu dipenuhi dengan kebahagiaan. Kebahagiaan yang dulu hanyalah sebuah mimpi baginya dan bagi kami.

Daddy selalu membuat mama merasa sangat dicintai dan dihargai. Dipercaya dan diakui. Jauh banget dengan apa yang mama alami ketika kami masih bersama papa. Aku ingat sekali...setiap hari mereka selalu bertengkar. Setiap hari aku melihat mama diam-diam nangis di dalam kamar. Mama tak pernah memperlihatkan air matanya kepada kami. Mama takut kami membenci papa. Itu sebabnya dia selalu memendamnya dan menangis sendiri. Mama pikir aku tidak melihatnya menangis. Mama pikir aku tidak tau semua itu. Aku tau dan aku benci melihatnya! Mama selalu merasa tertekan batin ketika bersama papaku.

Mama memang selalu bertentangan dengan papa dalam mendidik kami. Papa selalu ingin menunjukkan kekuasaannya, otoritasnya kepada kami semua termasuk pada mama. Tak ada seorangpun yang boleh membantahnya walaupun apa yang dilakukannya salah. Kami disebutnya sebagai pembangkang hanya karena kami tidak setuju jika dia melakukan apa yang kami anggap salah. Dia menegakkan kebenarannya sendiri. Kalau kami melawan papa, mama akan menemui kami secara pribadi dan menasehati kami agar tidak melawan papa. Mama selalu bersikap adil dan disiplin pada kami tapi tetap lemah lembut dalam mendidik kami. Kami dan mama seperti bersahabat. Kami sering bercerita tentang teman, pelajaran, sekolah bahkan ketika kami cerita tentang gebetan, mama tetap mendengarkan kami. Kalau ada yang dirasanya nggak bagus atau salah maka mama akan menasehati kami.

Kalian tau? Setelah aku menginjak bangku SMP aku semakin sering bertengkar sama papa. Aku semakin muak dengan sikap papa yang otoriter seakan ingin menunjukkan bahwa dialah kepala rumah tangga. Tak boleh ada satu orangpun yang melawannya meskipun apa yang dilakukannya kadang tidak benar. Bahkan papa pernah memukul aku sampai tangan dan kakiku biru karena pukulan papa. Aku ingat banget waktu itu mama marah banget. Mama bertengkar sama papa. Mama mengambil ponselnya dan difotonya lebam yang ada dibadanku dan mengancam papa.

"Awas aja kamu pa, aku bakal laporin kamu ke komisi perlindungan anak dengan laporan penganiayaan terhadap anak!" kata mama waktu itu. Melihat sikap mama yang serius dan marah besar waktu itu membuat papa kapok. Sejak itu papa nggak pernah lagi memukul aku. Tapi papa sering memperlakukanku secara tak adil sama Lexa. Melihat itu mama berusaha ngomong sama papa, tapi...papa mana pernah mendengar apapun yang dikatakan mama. Mungkin dia berpikir kalau mama tidak punya hak untuk berbicara dirumahnya.

Aku tumbuh semakin dewasa dan menjadi seorang anak yang pendiam, minder dan dingin. Hanya sama mama aku bisa mencurahkan isi hatiku. Ketika Karin lahir aku semakin kurang perhatian. Mama sibuk mengurus Karin dan kami semua. Apalagi papa banyak maunya. Sikapnya yang bossy membuat mama semakin kewalahan dalam menuruti apa maunya. Aku kasihan melihat mama. Aku membantunya mencuci piring sepulang sekolah. Lexa yang saat itu masih duduk di kelas 2 SD sudah harus bisa memasak nasi dan mecuci piring sehabis makan malam. Papa jarang banget bersikap mesra sama mama. Papa lebih sering ketus dan cuek sama mama. Tapi selalu memerintah mama.

"Yang, buatkan aku kopi ya!"

"Yang buatin nasi aku ya. Udah lapar ini!"

"Ambilkan air minum dong, yang!" Padahal posisi papa waktu itu hanya beberapa langkah saja dari dapur. Semua itu harus ditanggung sama mama selama puluhan tahun mereka menikah. Kadang mama nggak tahan dengan sikap papa itu dan akhirnya mereka akan bertengkar. Kalau mereka sudah bertengkar, besoknya jangan harap papa akan memberikan uang belanja dan uang saku kepada kami. Untung saja mama sangat bijak dan hemat. Sisa uang belanja hari ini ditabungnya untuk berjaga-jaga kalau papa nggak memberikan uang belanja untuk kami.

Cinta Diusia Senja ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang