11. Closer To You

1.5K 104 2
                                    

Ini adalah tahun keempat sejak aku berpisah sama mas Alex. Entah dimana sekarang dirinya berada aku tak tahu dimana rimbanya. Yang kutahu aku masih sangat merindukan mas Alex, aku masih mencintainya. Terkadang ingin rasanya menghubunginya, menelponnya untuk menanyakan kabarnya atau hanya untuk sekedar mengingatkannya sudah makan apa belum. Tapi begitu aku teringat kalau mas Alex sudah menikah dan menjadi milik orang lain aku langsung tersadar. Untuk mengobati rasa rinduku padanya aku memandangi foto mas Alex yang ada di ponselku.

 Untuk mengobati rasa rinduku padanya aku memandangi foto mas Alex yang ada di ponselku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian tau...sampai sekarang kalung dan cincin pemberian mas Alex masih setia melingkar di leher dan jari manisku. Aku selalu ingat semua ucapan mas Alex ketika memberikan aku cincin. Tapi mau gimana lagi, aku hanya bisa pacaran sama mas Alex tapi tidak untuk menikah dengannya. Percaya tak percaya itulah hidup yang harus kujalani.

Sementara itu hubunganku dengan Sidney juga semakin dekat. Hampir tiap hari kami berjumpa karena pagi- pagi Sidney akan mengantar aku kuliah dan dia juga yang akan menjemput aku sepulang dari kuliah. Yah, aku berhenti bekerja sebagai kepala perawat di rumah sakit karena aku ingin menjadi dosen. Kebetulan di universitas negeri yang ada dikotaku, baru dibuka program ekstension untuk mengambil gelar sarjana pendidikan. Jadi aku mengambil program itu. Aku kuliah mulai dari jam 7 pagi sampai jam 6 sore. Kadang disela waktu istirahat dia akan datang ke kampusku untuk makan siang bersama atau sekedar ngobrol di kantin kampus. Teman- temanku juga udah pada tahu kalau Sidney adalah pacarku. Kalau Sidney datang ke kampus mencariku mereka langsung teriak: "Deelll...dicariin pacar lo tuh!"

Karena mama dan keluargaku terus saja mendesakkan.

"Del, kapan kamu mau nikah?" atau

"Del...umurmu tahun ini sudah berapa, apa kamu mau begini- begini aja terus?"

Akhirnya aku mengambil suatu keputusan untuk semakin dekat dengan Sidney. Dia sudah memperkenalkanku kepada seluruh keluarganya. Aku juga sudah bicara sama papa dan mama kalau Sidneylah yang menjadi pria pilihanku. Walaupun papa dan mama merasa agak keberatan tapi mereka menyerahkan segalanya padaku. Toh yang akan menjalaninya adalah diriku sendiri. Mamaku berpesan,

"Kamu jangan nyalahin mama kalau ternyata nanti Sidney itu bukan seorang pria yang baik. Karena mama udah melarang kamu berhubungan dekat dengannya apalagi sampai menikah! Ingat itu Adel!".

Aku tak mengatakan apa- apa, hanya diam membisu walaupun dalam hati aku menyetujui ucapan mama. Aku juga bisa melihat ada karakter Sidney yang tidak kusuka. Salah satunya ketika dia membiarkanku duduk dibangku penumpang belakang sementara kakaknya duduk di depan padahal mobil yang kami pakai waktu itu adalah mobil papa. Dari situ aku bisa menyimpulkan kalau Sidney lebih mengutamakan kakak dan adiknya dari pada diriku. Papa, orangnya tak mau banyak protes. Semua keinginan hatinya kebanyakan disampaikan lewat mama. Tapi aku bisa melihat wajah papa yang kelihatan khawatir. Mungkin papa khawatir kalau aku tak mau mengurungkan niat untuk memilih Sidney sebagai teman hidupku. Jika mama sudah ngomong tegas seperti itu aku akan masuk ke kamarku dan merenung disana. Memang ada perasaan ragu dalam hatiku untuk menikah dengan Sidney karena aku belum mencintainya seratus persen. Ditambah lagi sikapnya yang seolah lebih mengutamakan kakak dan adiknya. Aku hanya berpikiran kalau cinta itu bisa tumbuh nanti setelah aku dan Sidney menikah dan sifat Sidney yang tak kusuka pasti bisa berubah kalau aku sering mengingatkannya. Yang penting aku tahu kalau Sidney suka padaku. Lagian aku kan sudah akrab sama Wenny adik Sidney, jadi aku akan punya teman. Aku nggak sendirian!

Cinta Diusia Senja ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang