45. Cemburu?

2.5K 174 2
                                    


Perjalanan Indonesia - London membutuhkan waktu yang lama. Hampir 18 jam lamanya Alexa dan Boy diatas pesawat. Tadinya Alexa merasa takut kalau kegesrekan teman seprofesinya ini bakalan kumat. Tapi setelah beberapa jam diatas pesawat kayaknya sih dokter Boy aman-aman aja. Apa dia juga masih merasa sedih ya berpisah sama keluarganya? Tapi mungkin aja sih soalnya nggak biasanya dokter Boy bisa seanteng ini selama berjam-jam. Malah sekarang Lexa yang merasa bosan di pesawat ini. Nggak tau apa yang mau dilakukan. Mau ngobrol orang yang disebelahnya diam aja. Ngebosanin! Apa Lexa aja yang ngomong duluan ya? Siapa tau dia jadi sehat seperti semula lagi 😂👌Dengan rasa haru Lexapun akhirnya membuka suaranya menegur lebih dulu. Nggak enak juga kan kalau duduk berdekatan tapi seperti musuhan? Jadi Lexapun memberanikan diri menyapa Boy.

"Dokter kenapa? Apa dokter sakit ya, kok diam aja?" tanya Lexa.

Boy menoleh kearah orang yang baru aja menyapanya. Nggak salah nih, si Lexa negur gue duluan?

"Nggak kok. Cuma aku rasa sedih aja," kata Boy.

"Udahlah yang pentingkan dokter selalu berdoa buat orangtua dokter. Doa itu lebih kuat dari apapun juga!" kata Lexa.

"Siapa?" tanya Boy.

"Maksudnya?" Lexa malah balik nanya.

"Siapa yang mikirin orangtua. Orangtuaku nggak peduli sama aku. Yang penting bagi mereka, mereka membiayai aku, memenuhi keperluanku. Udah!" kata Boy tenang.

"Jadi dokter sedih mikirin siapa?" Lexa kok jadi bingung ya.

"Oh..., itu aku mikirin si Tessa makanya sedih jadinya".

"Tessa?"

"Iya! Kelinci piaraan aku. Kalau aku pergi siapa yang ngerawat dia?" kata Boy bingung. Kok dokter Lexa jadi kepo gitu ya. Apa jangan-jangan...

"Ya ampun...aku pikir dokter mikirin orangtua dokter. Rupanya kelinci?"

"Iyalah!". Duhh...kasihan juga dokter Boy ya. Orangtuanya nggak peduli sama dia. Lexa teringat sama mamanya yang sangat menyayangi mereka bertiga. Mama malah berani pisah sama papanya supaya mereka tidak merasa tertekan batin sama seperti mamanya. Entah kenapa ada rasa pilu yang menyayat di hati Lexa mendengar penuturan Boy.

"Tadi aku liat kamu diantar sama mama kamu. Mama kamu pasti sayang banget sama kamu ya?". Lexa menganggukkan kepalanya.

"Iya..., mama sendirian banting tulang untuk membiayai kehidupan kami bertiga anak-anaknya dan oma" kata Lexa.

"Loh...papa kamu mana?"

"Papa...udah pisah sama mama".

"Ooo...!". Ternyata kehidupan Lexa kebalikan dari kehidupan Boy. Tanpa disadari akhirnya mereka berdua terlibat dalam pembicaraan yang justeru membuat mereka berdua semakin akrab.

***

Malampun berganti. Dari pepohonan yang rimbun dirumahnya Adel terbangun mendengar suara kicauan burung yang bernyanyi bersahut-sahutan. Hari ini Adel harus cepat bersiap-siap karena dia harus belanja untuk pesanan cateringan besok. Adel membersihkan diri dan mempersiapkan sarapan pagi. Untung aja hari ini hari Minggu jadi Adel nggak perlu terburu-buru. Adel melihat anak bungsunya Karin tengah membersihkan rumah sambil bersenandung. Adel pergi kedapur dan menyiapkan menu yang sederhana saja, nasi goreng sama telur ceplok. Setelah selesai, Adel memanggil semuanya untuk sarapan bersama. Tiba-tiba saja bell berbunyi. Karin bangkit berdiri dan membukakan pintu.

"Om Alex?" seru Karin surprise. Tumben pagi-pagi udah nongol aja pikirnya.

"Hai Karin! Mama ada?"

"Ada om. Silahkan masuk!". Karin membawa Alex menuju keruang makan. Kontan aja semuanya pada kaget karena ini pertama kalinya Alex datang kerumah pagi buta.

Cinta Diusia Senja ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang