Matahari hari semakin naik panasnya pun semakin menyengat. Rissa masih saja menjalani hukumannya. Dia baru saja mendapatkan 7 putaran.
Rissa kembali berlari untuk mendapatkan putaran ke 8. Masih setengah jalan tiba-tiba perut Rissa terasa sakit sekali.
"Arghh... Perutkuu, " Rissa mengeram sembari memegangi perutnya menahan sakit.
Tiba-tiba kakinya seakan tak kuat menopang tubuhnya. Rissa jatuh terduduk dengan perutnya yang sakit dan tiba tiba kepalanya pusing, jantungnya berdebar-debar.
Tubuhnya tak kuat berdiri, pandangannya mulai mengabur, telinganya berdenging, dan,,
Bukkk,
°°°
Disini Rissa di UKS sendirian, ya dia sendiri dalam jiwanya. Dalam fisiknya dia bersama banyak sekali orang, orang-orang yang hanya sekedar ingin tau bukan peduli. Dalam keramain berasa sepi, dalam sepi terasa sendiri. Seperti itulah hidup Rissa berteman rasa sepi dan kesendirian.
"Kak, udah bangun ya?" Tanya anak PMR yang menjaga Rissa. Rissa hanya menjawab dengan anggukan lemah. Setelah itu, suasana kembali hening.
Rissa memejamkan matanya untung mengurangi sedikit rasa pusingnya. Namun, itu sama sekali tidak mengurangi rasa pusingnya.
"Airr, " Ucap Rissa lemah.
"Ini kak, aku bantu bangun ya?" Ucap anak PMR. Sepertinya dia masih kelas 10, bisa dibilang adkel Rissa. Rissa sempat melirik nametag anak tersebut. Dia bernama Anindya. Seakan mengenal dengan gadis tersebut Rissa mencoba mengingat ingat namun, kepalanya bertambah sakit.
"Kakak, istirahat aja dulu pasti temen kakak sudah mengijinkan," Ucap Anin, sedangkan Rissa terdiam.
'Teman? Memang ada yang peduli padaku?' Hati kecil Rissa angkat bicara. Seakan tak setuju dengan perkataan Anin.
"Nama?" Tanya Rissa singkat.
"Hah? Aku kak?" Bukannya menjawab Anindya malah berbalik bertanya.
"Iya, mau siapa lagi disini cuma ada kita, " Jawab Rissa.
"Ohh, aku Anindya Cantika kakak bisa panggil aku Anin, kalo kakak?"
"Rissa, " Anin hanya mengangguk anggukan kepala. Dan suasana kembali hening. Selang beberapa saat bel pergantian pelajaran berbunyi.
Ceklekkk
Pintu UKS terbuka, menampilkan wajah waketos yang sok dingin. Danilo Hasby Zakaria pria bertubuh tinggi, berkulit putih, dengan hidung mancung menjulang bertengger pada wajahnya. Sekilas dia seperti keturunan Arab.
Dari belakang muncul figur Brimo. Brimo itu bagai ekor sang Dani, kemanapun Dani pergi Brimo pasti ada di sampingnya.
"Wess,, neng Rissol udah sadar neng?" Ucap Brimo.
"Belum Brim,, aku masih tidur," Jawab Rissa.
"Lah, itu matanya melek terus mulutnya ngomong, "
"Nah itu tau! Tadi kenapa nanya ke gitu?"
"Buat mastiin doang elah, kali aja lo kesurupan, " Jawab Brimo dengan santai.
"Kamu do'a in aku kesurupan?!"
"Kagak Riss, sumpah cuma canda doang," Rissa memilih kembali beristirahat dari pada meladeni Brimo.
"Aduh,, lo kenapa si Dan? Pake nginjek kaki segala? Ruangan ini masih lebar kenapa harus kaki gua yang di injek?" Brimo mengaduh sembari mengelap kakinya yang di balut sepatu.
"Asal lo tau ya Dan! Ini sepatu baru beli kemarin! Kotor nih gara gara ulah kaki lo, " Brimo menggerutu hanya karena sepatu barunya di injak.
"Dih,, jadi cowok kok lebay kaya cewek cuma karena sepatu di injek? Alay woy kamu tuh cowok, kamu lebih pantes di panggil BRINKY dari pada Brimo, " Ucap Rissa membuka matanya karena terganggu oleh suara Brimo.
"Heh! Rissol sekate kata bae ya lo ganti-ganti nama orang! Lo tau ga nyokap bokap gua tuh ya ngadain syukuran buat ngasih ni nama," Kalimat Brimo terjeda sejenak.
"Dan lo enak aja ganti nama gua yang gagah perkasa jadi letoy kaya banci lampu merah," Ucap Brimo melanjutkan kalimatnya dan sedikit menekankan akhir kalimat.
"Siapa?" Tanya Rissa.
"Ya gua lah, enak aja lo ganti nama gua!" Jawab Brimo.
"Yang nanya, " Dengan wajah sedikit bodoamat Rissa turun dari tempat tidur.
"Bang...., " Belum selesai Brimo berbicara sudah di potong oleh Danilo.
"Diam!" Ucapan Danilo membuat semua terdiam. Entah sejak kapan Anindya sudah keluar dari UKS.
"Brimo," Nada dingin Danilo masih tetap di pertahankan. Sedangkan Brimo diam saja.
"Brimo!" Suara Danilo sedikit meninggi dan Brimo tetap saja diam.
"Jawab!" Danilo mengeluarkan suara tegas dingin khasnya.
"Apasih Dan? Tadi di suruh diem, giliran gua diem eh lo bentak dasar gila." Ketus Brimo.
"Cih.. Alay, " Ucap Danilo. Sedangkan Rissa masih berusaha turun dari tempat tidur. Namun, dirinya masih lemas untuk menginjakkan kaki di ubin dan...
Happpp
Rissa hampir saja terjatuh untung Danilo ada di dekatnya dan dengan sigap menangkap tubuh Rissa.
Tatapan mereka bertemu, angin berhembus pelan membuat helai rambut Rissa ikut tertiup. Seakan terhipnotis, mereka mempertahankan posisi tersebut. Sungguh drama yang sangat indah.
Rissa terkagum kagum dengan keindahan wajah Danilo. Memang Danilo tidak tampan namun, Danilo cukup manis untuk dibilang manis.
Menit per menit berlalu wajah mereka bukan semakin jauh, malah semakin dekat. Seakan ada aura yang menarik mereka untuk lebih dekat.
"KYAAAAAAAAAAA MATAKU GA SUCI ASTAGFIRULLAH MAAFKAN HAMBAMU YANG TELAH MELIHAT ADEGAN MENGERIKAN INI." Teriak membahana keluar dari mulut Anindya yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu UKS.
Rissa yang sadar akan hal itu langsung berdiri pura-pura merapikan bajunya. Sedangkan Danilo stay cool dengan tangan yang di masukkan pada saku celana. Wajah Rissa merah padam menahan malu.
"Heh, lo tuh yang sopan dong jadi adkel gua tuh lagi enak enak nonton drakor versi Indo eh lo malah ganggu," Ketus Brimo sambil bersendekap dada. "Dan lanjutin aja deh dramanya biar pas." Lanjut Brimo.
"Matamu, " Jawaban singkat dari Danilo.
Rissa berusaha menetralisir degupan jantungnya. Namun, dadanya tiba-tiba sakit seakan-akan tak ada pasokan udara di sekitarnya. Rissa sekuat tenaga berusaha menahan untuk tidak mengeluh mengeluarkan suara.
Anindya sempat melirik kearah tangan kanan Rissa yang memegangi dadanya dan tangan kiri Rissa yang berpegangan pada ranjang kasur UKS.
"Kak Rissa, kakak kenapa?" Anindya langsung saja berlari mendekati Rissa. Nafas Rissa tersenggal senggal hingga akhirnya.
Mata Rissa kembali tertutup, badannya melemas, dan terjatuh dalam pelukan Anindya.
______________________________________________
Rissa kenapa ya?
Maaf ya kalo banyak typonya.Jangan lupa vote+komen.
Kritikan kalian motivasi saya dan vote kalian semangat saya hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE ✔
RandomPada umumnya keluarga adalah rumah kita, namun mengapa berbalik? Mengapa keluarga menjadi neraka bagiku? Tempat dimana seharusnya aku mendapat kehangatan, namun mengapa yang ku dapat siksaan bertubi tubi? Dimana letak keadilan? -Clarissa Tristeza Al...