•part 25•

4.5K 309 6
                                    

Tari yang mendapat kabar bahwa putra bungsunya mengalami kecelakaan, segera menuju rumah sakit bersama dengan Andra dan Satria. Andra mengendarai mobil layaknya pembalap, Tari hanya bisa diam dan menangis.

Hampir saja Andra menabrak mobil di depannya. Mulut Andra berkomat-kamit karena lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Tangannya menekan-nekan bel hingga menimbulkan kebisingan.

Lampu lalu lintas menunjukan warna hijau, Andra segera menginjak pedal gas. Mobilnya kembali melaju dengan cepat, dan rumah sakit sudah terpampang di depan.

Tanpa menoleh ke kanan kiri Andra segera membelokkan mobilnya menuju rumah sakit.

CITTTT

Suara decitan ban mobil terdengar memekik di telinga. Suara tersebut berasal dari pick up yang berusaha menghindari mobil Andra. Untungnya sang sopir dapat menghindar dengan mengerem mendadak.

Andra turun dari mobil melempar kunci serta beberapa lembar uang ke arah satpam. Meninggalkan mobilnya di depan gerbang masuk.

Sedangkan di sisi lain, baik Danilo, Callista, maupun Clarissa masih berusaha untuk kembali hidup. Seolah-olah mereka bertiga telah memiliki ikatan hingga mereka koma secara bersamaan.

Di satu lorong, 2 keluarga sedang berkumpul. Sama-sama terdiam, tak ada yang angkat bicara. Revan serta keluarganya belum terlihat.

Dokter keluar, "Keluarga pasien atas nama Callista Eghoza Alnaas?"

"Kami dok," Keluarga Callista menjawab secara bersamaan.

"Oke, saya ingin menyampaikan bahwa pasien atas nama Callista Eghoza Alnaas membutuhkan donor jantung, " ucap sang dokter.

"Apa?!" Mamahnya terkejut, badannya seketika melemas. Seakan tak memiliki stamina sedikit pun, ia terjatuh pingsan.

Dengan cekatan Varo serta papahnya membawanya menuju ruang UGD. Andra menanyakan bagaimana kabar Danilo di dalam.

Sang dokter mengatakan, "Keadaan Danilo bisa di bilang cukup parah. Ada dua kemungkinan, jika Danilo hidup kemungkinan dia akan lumpuh. Entah lumpuh sementara atau lumpuh total."

"Dan kemungkinan keduanya, Danilo tidak akan selamat. Karena pada saat Danilo mengalami kecelakaan, ada salah satu saraf tulang belakangnya yang mengalami cedera. Danilo juga mengeluarkan darah yang cukup banyak, " lanjutnya.

°°°

"Lista! Aku harus donorin jantungku buat Lista, " ucap mamahnya begitu terbangun dari pingsan. Ia langsung saja turun dari ranjang dan berlari keluar.

Varo yang berada diluar terkejut dan berusaha menahan sang mama. "Mama mau kemana ma? Mama baru aja sadar, mama istirahat dulu ya?" ujar Varo secara lembut.

"Enggak! Nyawa Lista lebih penting daripada mama, " jawabnya.

Varo menghela nafas, "Iya Varo tahu, tapi kalo mama sakit gimana mau donorin jantung buat Lista? Mama istirahat dulu ya?"

"Enggak ro! Kalo mama telat nyawa Lista melayang!" jawabnya masih menggebu-gebu.

"Mama percaya sama Varo kan? Tatap mata Varo ma, Lista gak bakal kenapa-napa. Mama istirahat dulu, kondisi mama biar stabil dulu. Nanti kalo udah stabil mama bisa deh donorin jantung buat Lista."

"Gitu ya?" tanya sang mama.

"Iya ma, percaya sama Varo, " jawab Varo berusaha meyakinkan. "Mama istirahat di dalam ya?" tawarnya.

ALONE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang