"A.. Aku dimana?" Ucap Rissa begitu tersadar dari pingsannya. Matanya mengerjap-ngerjap menetralisir cahaya yang masuk.
"KAKAK CLAAAA?!" Teriak seorang gadis remaja. Atau biasa di sapa Caca.
"A.. Anin? Kenapa disini?" Ucap Clarissa saat Caca mendekat.
"Ini Caca kak! Anindya Cantika Adijaya!"
"Subhanallah Caca aku kangen sama kamu tau," Ucap Rissa dan langsung berpelukan.
"Caca juga kak," Jawab Caca membalas pelukan Rissa.
"Waktu ketemu di UKS kakak itu kaya kenal gitu sama kamu. Ehh ternyata beneran kenal dong hahaha, "
"Sama kakk. Kangen banget akuuu suerr, "
"Haha aku juga kangen kamu, " Mereka kembali berpelukan.
"Ekhmm pelukan ala teletubies nya belum selesai nihh?" Ucap Revan A.K.A om Rissa.
"OM REVANNN!" Teriak Rissa begitu melihat siapa yang mengganggunya. Sedangkan yang di panggil hanya terkekeh dan berjalan masuk di susul Tika.
"Kalian semua kemana sih sebenernya? Rissa kangen tau," Ucap Rissa dengan wajah merajuk.
"Maafin kita sayang. Om, tante, sama Caca ga ada niat buat tinggalin kamu," Ucap Revan.
"Terus kalian kemana?" Tanya Rissa dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Kita ngurusin arsip nenek diluar negeri lalu waktu kita kembali kamu sudah pindah rumah, " Revan menjeda perkataannya. "Kami berusaha buat mencari kamu tapi hasilnya nihil," Lanjut Revan.
"Tapi kita sekarang udah ketemu meski harus melewati waktu selama 11 tahun, " Sahut Tika.
"Hikss... Kalian jahat kalian ninggalin Rissa sendiri. Rissa capek Rissa nunggu kalian buat jemput Rissa supaya Rissa ga ikut pindah hiksss," Rissa mulai menangis.
"Maafin Tante, Om, sama Caca ya sayang. Kita gabakal ninggal kamu lagi kok, " Ucap Tika menenangkan Rissa dan menghapus air matanya.
Caca yang berada di samping Rissa pun hanya terdiam dan memeluk Rissa. Membayangkan bagaimana sakitnya Rissa disana. Betapa sepi dan hampanya Rissa.
"Rissa om mau tanya sesuatu sama Rissa," Ucap Revan mengakhiri acara peluk-pelukan. Mimik wajah Tika tiba-tiba berubah menjadi lebih murung.
"Silahkan om, " Jawab Rissa.
"Kenapa kamu nglukain diri sendiri? Dan sudah berapa tahun kamu mengkonsumsi obat tidur?" Tanya Revan begitu datar.
Caca langsung menoleh ke arah Rissa. Air mata Tika sudah mengalir bagai sungai. Bahu Rissa bergetar ia harap ia tidak apa apa.
"Ma.. Maksut om? Rissa gapapakan om?" Tanya Rissa sedikit gugup.
"Kamu divonis Leukimia akut, "
Bagai tersambar petir, badannya langsung lemas air matanya keluar. Badannya bergetar hebat. Caca langsung memeluk Rissa dengan air mata yang mengalir. Tika sudah menangis sedari tadi. Revan berdiri menatap luar jendela.
"OM JANGAN BERCANDA HIKSSSS!" Teriak Rissa.
"Om ga bercanda Risss. Awalnya kamu terkena leukimia kronis namun, karena kamu hanya menganggap beberapa gejala itu masalah sepele dan naiklah menjadi tingkat akut," Ucap Revan masih dengan memandang ke arah jendela.
Suara tangis memenuhi ruang rawat Rissa. Air mata membanjiri wajah mereka semua. Revan hanyalah berpura-pura kuat jauh di lubuk hatinya hancur melihat keponakan kesayangannya menderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE ✔
RandomPada umumnya keluarga adalah rumah kita, namun mengapa berbalik? Mengapa keluarga menjadi neraka bagiku? Tempat dimana seharusnya aku mendapat kehangatan, namun mengapa yang ku dapat siksaan bertubi tubi? Dimana letak keadilan? -Clarissa Tristeza Al...