Hari ini seluruh murid SMA Garuda sudah sampai di sekolah. Para orang tua mulai berdatangan untuk menjemput putra putrinya.
Begitu juga Callista abang beserta orangtuanya menjemput disekolah. Namun, lain dengan Clarissa. Dia harus menunggu angkutan umum di halte agar dapat sampai di rumah.
Setelah hampir satu jam akhirnya bus pun lewat. Langsung saja Rissa berlari masuk ke dalam bus.
"Itu? Kok kaya om sama tante?" Ucap Rissa saat tak sengaja matanya melirik ke arah seberang.
"Woy cepetan kalo naik! Pegel nih, " Teriak para siswa lain yang ingin menaiki bus.
Rissa bergegas naik dan mencari tempat duduk di dekat jendela. Matanya kembali meneliti kearah seberang.
"Tadi kayaknya ada tante sama om? Kok ga ada apa aku cuma kangen sama mereka ya?" Ucap Clarissa sembari mengucek-ucek matanya.
"Udahlah mungkin aku cuma halu, " Lanjut Clarissa sembari menghembuskan nafas.
Bus mulai berjalan Rissa menatap sekeliling menatap banyaknya murid SMA garuda yang dalam perjalanan pulang kerumah bersama orang tua mereka.Bibirnya terangkat membentuk sebuah lengkungan menatap bahagianya para keluarga disana.
***
Rissa sudah hampir sampai dirumah. Dia sekarang berdiri didepan gerbang dengan mantab dia membuka pintu gerbang. Perasaannya sedikit tak enak namun, dia mengabaikannya dan terus melangkah masuk.
"BAGUS YA KAMU! MAU NGREBUT COWOK LISTA HAH?!" Teriakan papanya begitu menggelegar memenuhi halaman depan.
"Pa... Papah?" Ucap Rissa tergagap.
"Kamu itu kenapa hah?!" Bentak papahnya.
"Aku? Papah itu yang kenapa, " Balas Rissa dengan air mata yang mulai mengalir.
"Papah kata kamu yang kenapa?! KAMU ITU YANG KENAPA! KAMU GILA HAH?! KENAPA KAMU TEGA MAU REBUT COWOK YANG CALLISTA SUKA HAH?!" Teriak papahnya detik berikutnya Varo, Callista, dan mamahnya keluar.
"Aku? Hiksss aku rebut cowok Lista?! Kapan pah aku rebut cowok Lista hikss! KAPAN?!" Tangis Rissa semakin deras hati seakan ditusuk seribu duri.
"Halah gak usah banyak bacot deh lo! Maksud lo apaan caper ke Danilo sama Alazka!" Ucap Callista.
"Kapan aku caper sama mereka?! Hiks... Hiks..., " Air mata Rissa turun tiada henti.
"MASIH MAU NGELES KAMU HAH?! SETELAH APA YANG KAMU PERBUAT SAMA LISTA SEJAK KECIL?!" Teriak papahnya.
"Pah bu...., " Belum sempat Rissa menjawab papahnya kembali berteriak.
"APA MAU KAMU HAH?! SAMPE KAMU MENDORONG LISTA KE JURANG DAN KAMU BERPURA PURA TERGELINCIR?!" Rissa menggeleng geleng dengan airmata yang mengalir.
"Enggak pah! Rissa gak dorong Lista hikss.... Clarissa mau tolongin Lista tapi kaki Lista nendang hiks.... tangan ak.. Aku hiks....., " Jelas Rissa dengan tersedu sedu.
"NGELES LAGI HAH?! UDAH JELAS JELAS KAMU DORONG LISTA MASIH MAU NGELES?!" Ucap papahnya.
"APASIH YANG BISA DI BANGGAIN DARI ANAK KAYA KAMU HAH?! BERPRESTASI ENGGAK! PINTER ENGGAK! NYUSAHIN YANG IYA! KAMU ITU CUMA NYUSAHIN ORANG TUA!" Mulut papahnya mulus mengucapkan kata kata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE ✔
RandomPada umumnya keluarga adalah rumah kita, namun mengapa berbalik? Mengapa keluarga menjadi neraka bagiku? Tempat dimana seharusnya aku mendapat kehangatan, namun mengapa yang ku dapat siksaan bertubi tubi? Dimana letak keadilan? -Clarissa Tristeza Al...