Aku mencintaimu, semoga saja semesta setuju jika kita bersatu dan takdir tidak mempermasalahkan itu.
-Danilo Hasby Zakaria-°°°
"Dan! Ayo pulang udah mau malem," ujar Tari. Danilo sedari tadi tidak mau di ajak pulang.
Danilo menjawab dengan gelengan. "Lo kenapa sih Dan? Pengen permen pocong?" tanya Satria sedikit jengkel.
Danilo menggeleng lagi. Satria mengusap wajahnya dengan kasar, pasalnya badannya pegal dan ingin segera tidur.
"Gua udah capek banget Dan. Badan gua pegel semua argh!" teriak Satria.
"Riss, rayu dah bayi gede lo. Gua pengen cepet-cepet istirahat di rumah," lanjutnya.
Clarissa berdehem, "Dan, ayo pulang. Mau ngapain lagi disini?" ujar Clarissa dengan lembut. Danilo tetap saja menjawab dengan gelengan.
"Ya udah, kamu minta apa?" tanya Clarissa. Danilo menggeleng lagi.
"Minta apa?" tanya Clarissa sekali lagi. Dan lagi-lagi Danilo hanya menjawab dengan gelengan.
Clarissa menghela nafas, "Beneran? Ini pertanyaan aku yang terakhir." Danilo menggeleng lagi.
"Astaga! Jadi kamu minta apa Dan?" tanya Rissa dengan nada sedikit jengkel.
"Kamu jawab dulu pertanyaan aku!" ujar Danilo angkat bicara.
Alis Clarissa terangkat, seolah-olah menanyakan 'apa'. Bukannya menjawab Danilo malah diam, sembari bersendekap dada.
Clarissa memijit pelipisnya, "Oke! Pertanyaan yang mana hm?"
Danilo terlihat semakin kesal, "Tuhkan! Kamu lupa malahan!"
"Iya, maaf Daniloo. Coba di ulang, pertanyaan yang mana," ujar Rissa kembali melembut.
"Gak!"
Clarissa tersenyum tipis, "Kalo gak kamu ulang, aku mana tau. Coba di ulang pertanyaannya."
Danilo mendongak, "Oke, kamu mau punya anak berapa?"
"DANILO!!"
Semua terkekeh, "Hahaha. Enggak kok, aku mau ngomong sesuatu! Serius kali ini."
"Ngomong apa?" balas Clarissa.
Danilo menarik nafas dalam-dalam, "Aku emang bukan cowok yang romantis Ris. Bukan juga cowok baik-baik, aku cuma orang biasa yang nekat mencintai wanita secantik kamu. Mungkin agak geli ya denger perkataan gua, hahaha. Tapi serius, I love you!"
Clarissa tersenyum, "I love you too."
"Jangan pernah pergi, tetep di sampingku apapun yang terjadi. Janji?" ujar Danilo sembari mengulurkan jarinya.
"JANJI!"
THE END
Haii! Makasih yang udah baca cerita ini, makasih buat kalian yang udah relain nunggu haha. Maaf juga gua kadang gantungin kalian, dengan update yang sangat amat lama.
Sebenarnya cerita ini masih ada lanjutannya, tapi gua gak bisa ngelanjutin. Dan gua mutusin buat hiatus.
Pesan gua buat kalian.
Jangan pernah menyerah! Takdir dan semesta memang selalu bermain-main. Kita cukup menerima dan menikmati nya, jangan pernah menentang keduanya. Karena keduanya sudah memiliki rencana yang indah.
Jangan pernah tinggalin ibadah ya! Jangan lupa selalu bersyukur.
MAKASIH BUAT SEMUA!! I LOVE U GUYS!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE ✔
DiversosPada umumnya keluarga adalah rumah kita, namun mengapa berbalik? Mengapa keluarga menjadi neraka bagiku? Tempat dimana seharusnya aku mendapat kehangatan, namun mengapa yang ku dapat siksaan bertubi tubi? Dimana letak keadilan? -Clarissa Tristeza Al...