•part 13•

4.4K 339 12
                                    

Ceklekk

Pintu kamar mandi di buka. Mata Clarissa berbinar binar berharap bahwa yang membuka papanya dan akan di sambut oleh mamanya juga. Dengan pelukan hangat yang sangat ia rindukan.

"Nonn Rissaa ayo bangun Nonn, " Suara Bi Narni terdengar. Namun, bukan suara ini yang dia harapkan. Suara mamah papahnya yang Clarissa harapkan bukan Bi Narni!

Clarissa diam saja, ingin rasanya dibelai oleh orang tuanya. Di perhatikan layaknya seorang anak pada umumnya.

"Nonn sini Bibi bantu lepas talinya, " Rissa tetap diam tak ada pergerakan sama sekali. Bibi berusaha melepaskan tali yang melilit Clarissa.

"Siapa yang suruh lepasin?!" Suara dingin menginterupsi kegiatan Bi Narni.

"Anu,, nyobes yang suruh saya pak, " Jawab Bibi setelah tau siapa yang berbicara.

"Keluar kamu, " Ucap papah Clarissa menyuruh Bi Narni. "Masih banyak pekerjaan yang harus kamu lakukan. Kamu di sini saya gaji bukan untuk mengurus Clarissa!" Lanjutnya.

"Kamu itu malu-malu in saja! Belajar dari Callista dan Abang mu lihat mereka? Mereka pintar! Tidak bodoh seperti otakmu, " Ucap papahnya dengan nada sinis.

"Kamu hanya seorang gadis yang menyusahkan! Asal kamu tau! Kita sekeluarga hampir jadi mangsa psychopath gara-gara kamu! Seharusnya kamu tak pantas disini kamu lebih pantas di neraka!" Clarissa terkaget mendengar kata psychopath.

"DASAR ANAK SIALAN!" Teriak papahnya dan langsung menendang Clarissa hingga dirinya terjerembab pada dinding.

"Hiks... Hiks.... Pah Rii.. Rissa gatau apa apa tentang psychopath pah hiks... Hiks..., " Ucap Rissa tersedu sedu.

"HAHAH gatau apa apa ucapmu? Lantas kenapa psychopath sialan itu mengincar keluarga ku hah?!"

Deg!

Ucapan papahnya begitu menyanyat hatinya. Serasa Clarissa adalah anak buangan yang tidak di anggap kehadirannya.

"Pahk Rik.. Rissa gatau hiks... Apa-ap hiks.. pa, " Rasanya ingin berbicara pun susah. Clarissa seperti ingin memuntahkan isi perutnya namun di tahan.

"MASIH SAJA MENGELAK KAMU?! SUDAH KAMU TAK PERLU KELUAR TETAP DISINI!"

Brakkk

Pintu di tutup dengan kasar. Rissa bangkit dari bath up dan menuju wastafel.

Uhukk..

Huekk..

Huekk..

"Da.. Darah?" Ucap Rissa setelah mengetahui bahwa yang ia tumpahkan dari mulutnya adalah sebuah darah. Tak lama kemudian hidungnya mimisan, mengeluarkan darah kental.

"Argh! Aku kenapa hiks... Tisuuu mana tisuuu, " Rissa kelimpungan mencari tisu. Ia segera menutup hidungnya dengan tisu.

"Aku kenapa sihh, " Ucap Clarissa dan segera membersihkan tisu-tisu bekas darahnya. Tak lama kemudian dadanya sesak seakan tak ada pasokan udara.

Kepalanya teramat pusing, pandangannya mulai berkabur, dan pada akhirnya semua menjadi gelap.

***

"Ehh Nonn Rissa udah bangun. Sini nonn Bibi suapin ya, " Ucap Bibi setelah Rissa membuka mata indahnya. Rissa hanya mengangguk meskipun kepalanya sedikit pusing.

Bibi mulai menyuapi Rissa dengan bubur. Sebenernya Rissa suka bubur ayam buatan Bibi tapi entah mengapa buburnya kali ini seperti hambar. Biasanya meskipun Rissa sakit bubur buatan Bibi tetap enak.

ALONE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang