Seminggu sebelum keberangkatan ke Jerman.
Tepatnya pada usia pernikahan ke-delapan, Seokjin dan Joohyun membuat pesta kecil-kecilan. Kecil sih, mungkin jika itu menurut versi Seokjin dan keluarga besar. Jika di antara tempat yang bisa disewa untuk sebuah 'pesta sederhana' saja kemewahan sudah begitu melekat. Ketika hanya sebuah pesta perpisahan dimana tamu kehormatan yang turut datang, beberapa orang bungkam sebab terpana oleh moleknya setiap sudut yang telah tertata.
Sedemikian rupa seperti hanya dinding kokoh yang disulap menjadi sebuah taman kecil yang indah. Rumput buatan yang terlihat alami, bunga bermekaran di segala sisi, dan air mancur mungil di tengah menarik pandangan setiap wajah yang lewat. Tak hanya sampai di sana, pernak-pernik menarik di setiap penjuru yang menaungi membuat jepretan sana-sini menghias di setiap momen kebersamaan.
Kim Jaechul, berdiri yang agung di atas podium sana. Entah ya, Taehyung seperti de javu, barangkali sesuatu yang buruk akan terjadi. Mendapati sosok berwibawa itu hanya berdiam diri di atas podium sudah mampu membuat beberapa orang mematung tanpa sadar. Menunggu 'hal menarik' apalagi yang mampu menyegarkan mata atau yang lebih parah mengguncangkan jiwa.
"Jadi keluarga kami..."
Saatnya telah tiba dan itu sudah mendebarkan jantung seorang wanita di sana, wanita dengan dress hitam mewahnya tampak gelisah. Sebab sebentar lagi-----
"..telah kedatangan anggota baru. Kim Joohyun tengah mengandung."
Joohyun sejak tadi sudah akan tutup mata dan telinga jika saja para lelakinya tak segera berdiri menatap horor pada Kim Jaechul di atas sana.
Kim Taehyung yang sejak tadi bertanya-tanya, akhirnya segera paham. Paham pada perasaan tak menentu yang membuatnya ikut gelisah, juga pada saat satu pasang Ayah-anak itu berdiri yang tertohok. Ingin sekali tertawa namun juga khawatir pada keduanya.
"Omma/Kau tak memberitahuku sebelumnya. Jel----"
"Sudah Kim Seokjin dan Kim Yoosun! Sekarang nikmati dulu pestanya jangan mengganggu orang yang sedang hamil."
Diucapkannya suara itu keras-keras membuat seluruh bilah bibir terkekeh yang tertahan di sana. Dimana ketika Kim Seokjin yang tak ingin kembali membuat sang istri hamil adalah sebuah pengetahuan publik. Juga dimana Kim Yoosun yang tak mengharapkan hadirnya seorang adik yang bisa saja merenggut afeksi kedua orangtuanya adalah sebuah pengakuan yang jelas.
Keduanya selalu sama bahkan perihal ketidakmauan yang sejujurnya berharga itu selalu dinantikan waktu hadirnya dan kini benar adanya.
"Jadi ini semua sudah direncanakan?"
Kini dalam ruang pribadi keduanya kembali duduk tanpa sekat, setelah berhasil menidurkan si jagoan kecil kesayangan mama papa. Susah sekali sebab Yoosun sempat menangis lama, tak ingin lepas takut jika Ayah tidak sayang lagi padanya dan tidak mau mengajak bermain lagi, katanya. Alhasil, Seokjin dengan telaten membimbing dan meyakinkan Yoosun bahwa segalanya tak akan pernah berubah, bahwa kesayangannya masih tetap sama, jagoannya tetap dia, Kim Yoosun. Hingga pelukan erat pada tubuh kokohnya melonggar dan berakhir menuntut penjelasan pada sang istri.
"Kau pikir untuk apa aku meminta bantuan Kakek jika bukan karena kalian berdua? Sayang dengar, aku akan baik-baik saja. Kau hanya perlu menjagaku lebih extra dan menghabiskan lebih banyak waktu bersamaku---------bersama Yoosun." ujarnya menatap lamat-lamat pada wajah sang suami.
"Kupikir aku dipecat dan dibuang, sekarang aku paham kenapa Kakek memaksaku untuk mengurus anak perusahaannya di Jerman." agar waktunya tidak lagi sedikit, agar Joohyunnya dapat lebih diperhatikan, agar ia bisa lebih banyak waktu bermain bersama Yoosun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Practice Makes Perfect ✔
Roman d'amourSeokjin tak pernah mengira jika jatuh cinta akan semenyenangkan ini. Ia stagnan kala manik mereka saling menatap untuk sepersekian detik. Jantungnya berdesir ketika kulit mereka saling bersentuhan tanpa disengaja. Rungunya tak kalah hebat, ia mendad...