"Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak mendekat, lalu kembali sakit hati lagi..."
***
Begitu dosen mengucapkan salam lalu keluar dari kelas, Rosie buru-buru bangkit dan mencangklok tote bagnya. Ia langsung berlari keluar dari kelas menuju ke depan gedung fakultas. Sekarang sudah pukul empat lebih enam belas menit, dan Rosie terlambat enam belas menit dari perjanjian mereka tadi pagi.
Sementara Lisa hanya menatap kepergian Rosie dengan penuh tanda tanya. Padahal ia berniat mengajak Rosie ke mall dulu sebelum pulang namun sahabat seperjuangannya itu justru pergi tanpa pamit. Lisa bangkit dari duduknya dengan lemas. Ia melangkah keluar dari kelas bersama dengan dua cewek lainnya dari jurusan sebelah.
"Gila ya, berani banget Gigi bolos di kelas SP. Bisa-bisa nggak lulus dia di matkul ini."
Mendengar hal ini Lisa menoleh ke samping di mana dua cewek itu tengah membicarakan seseorang. Lisa terdiam, ia baru sadar jika objek yang sempat ia dan Rosie bicarakan tadi pagi tidak masuk ke kelas sejak istirahat makan siang. Namun sedetik kemudian Lisa mengendikkan bahunya.
"Bodo amat sih, bukan urusan gue juga." Gumamnya.
***
Dengan nafas terengah-engah Rosie akhirnya sampai di depan gedung fakultasnya. Ia menatap sekeliling yang sudah sepi, dan tak menemukan tanda-tanda kehadiran Jeffrey. Di halaman kampus juga ia tak menemukan mobil yang ia kenali sebagai mobil milik Jeffrey. Rosie mendesah panjang lantas menghempaskan tubuhnya pada bangku panjang di sudut teras gedung fakultas.
Tangannya terulur mengambil ponsel dari dalam totebagnya. Ia membuka aplikasi chatting dan mengirim pesan kepada Jeffrey.
Roseanna :
Lo dimna? √
Pesan Rosie hanya centang satu yang memandakan bahwa nomor Jeffrey tidak aktif. Rosie menghembuskan nafasnya kesal. Ia memilih menelepon Jeffrey dengan panggilan biasa namun tak kunjung terhubung. Semenit kemudian operator memberitahukan jika nomor Jeffrey memang tidak aktif.
"Anjir! Dia kemana sih?!" Rosie mengumpat. Ia kesal karena sudah capek-capek lari dari lantai tiga ke sini dan ternyata Jeffrey belum datang.
Sekali lagi Rosie melirik keadaan kampusnya yang sudah sepi. Jika hari biasa saja jam segini sudah sepi, apalagi sekarang masih musim liburan, tambah sepi saja. Rosie memilih untuk berpikir positif.
"Jeffrey pasti belum selesai, biasanya kan kalo rapat kayak gitu bisa lama kelarnya." Gumam Rosie pada diri sendiri.
Ia tersenyum menyetujui pendapatnya. Benar, Rosie mungkin harus memakluminya. Ia lalu memutuskan untuk pergi ke kantin sekadar membeli minuman dingin untuk teman menunggunya.
Untungnya keadaan kantin berbanding terbalik dengan keadaan depan fakultas. Rosie tersenyum bahagia, ia tidak sendirian di sini ternyata. Masih banyak mahasiswa yang menghabiskan waktunya di kantin, mungkin untuk sekadar mengisi perut ataupun berkumpul dengan teman mereka. Rosie mendekati salah satu penjual dan memesan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Rosie | Jaerose [END]
FanfictionRosie memiliki rencana yang fantastis untuk mengisi liburan semesternya kali ini. Ia akan diam-diam datang ke rumah mamanya dan boom! Rencananya akan ia jalankan dan pasti berhasil 1000%. Sayangnya, ia justru bertemu dengan seseorang yang sudah ia h...