"Di dunia ini tidak ada yang namanya ketidaksengajaan. Selalu ada alasan di setiap pertemuan. Entah untuk hal baik, ataupun sebaliknya..."
Part ini disarankan untuk 18 tahun ke atas. Yang tetep ngeyel dosa tanggung sendiri.
***
Waktu menunjukkan pukul dua dini hari saat Rosie terbangun dari tidurnya. Tangannya menggapai lampu tidur di sampingnya dan menyalakannya, seketika kamar Rosie yang tadinya gelap disinari cahaya kuning temaram dari lampu tersebut. Rosie mendudukkan dirinya lantas mengusap wajahnya dengan gusar.
Barusan ia bermimpi. Bukan mimpi buruk, bukan juga mimpi yang baik. Entahlah, rasanya seperti semua kejadian yang sudah berlalu dalam hidupnya diputar kembali menjadi satu dengan kecepatan dua kali lipat, membuatnya pusing dan sedikit linglung. Ada perasaan campur aduk yang bergejolak dalam dadanya saat ini.
Rosie jadi teringat sesuatu. Ia mengambil ponselnya yang selalu ia letakkan di atas nakas setiap kali ia tidur, lalu menyalakannya. Rosie membuka aplikasi Whatsapp dan pesan terakhir yang ia kirim sekitar empat jam lalu sudah berganti dengan tanda dua centang biru, menunjukkan bahwa penerima pesan sudah membacanya.
"Kenapa nggak dibales?" Gumamnya sedih.
Agak lama Rosie menatap pesannya itu. Dalam chatroomnya, jelas terlihat bahwa seluruh pesannya telah dibaca namun tak berbalas. Hampir setiap hari Rosie mengirim pesan, namun tak ada satupun respon yang masuk. Ia hampir frustasi karenanya. Rosie kembali lagi menatap pesan terakhirnya, ia menghela nafas panjang.
Roseanna :
Mama udah tidur?
Rosie boleh nelfon?
Kangan mama :( √√
Sedikit membanting ponselnya ke kasur, Rosie melompat turun. Dibukanya jendela kamar yang langsung menghubungkannya dengan halaman depan rumah. Gelap. Dan sepi. Tentu saja, sekarang pukul dua dini hari dan orang kurang kerjaan mana yang akan melewati jalan hanya untuk sekadar keluar?
Rosie naik ke jendela dan mendudukkan dirinya di sana. Kebiasaannya akhir-akhir ini adalah terbangun di tengah malam, setelahnya ia tidak dapat tidur lagi. Ia akan duduk di jendela sambil memandangi jalanan sampai pagi datang. Terus seperti itu, hingga menjadi rutinitas hariannya yang entah untuk sampai kapan.
***
"Ros, ada Juna tuh."
Atensi Rosie pada soto ayam kesukaannya buyar saat mendengar ucapan Lisa. Matanya bergerak lincah memindai setiap sudut kantin untuk mencari sosok itu, dan ia langsung menemukannya tengah berjalan memasuki kantin.
Juna berjalan seorang diri, dengan waist bag kecil yang Rosie sendiri ragu bisa menampung notebook ukuran sedang, mungkin hanya muat dompet dan ponsel saja. Cowok itu sudah melihatnya, terbukti dengan senyum lebar yang terukir di wajahnya dan sebelah tangan melambai riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Rosie | Jaerose [END]
FanfictionRosie memiliki rencana yang fantastis untuk mengisi liburan semesternya kali ini. Ia akan diam-diam datang ke rumah mamanya dan boom! Rencananya akan ia jalankan dan pasti berhasil 1000%. Sayangnya, ia justru bertemu dengan seseorang yang sudah ia h...