Bab. 19 Trap

2.4K 403 20
                                    

HAPPY READING



***



Rosie merasa dunianya berhenti saat itu juga. Tubuhnya mendadak kaku, ia bahkan tidak bisa mendengar deru nafasnya sendiri. Telepon masih tersambung, samar-samar Rosie bisa mendengar deru nafas Jeffrey yang berhembus tidak teratur. Nafasnya terdengar berat, dan tadi suaranya juga sedikit parau. Apakah Jeffrey baik-baik saja? Apakah Jeffrey sungguh-sungguh mengatakan hal itu?

"Lo harus tau, di dunia ini masih ada orang yang sayang sama lo. Dan itu gue. Lo nggak bakalan sendirian di dunia ini."

Menarik satu nafas lalu menghembuskannya perlahan, Rosie memutuskan untuk mengakhiri sambungan mereka tanpa sepatah katapun. Ia yang sejak tadi dalam posisi berbaring, kini bangkit dan membiarkan dirinya bersandar pada kepala ranjang. Layar ponsel di tangan Rosie sudah berubah menjadi gelap.

"Ros, gue sayang sama lo."

Ucapan Jeffrey kembali terngiang-ngiang dalam kepalanya. Bagaimana suara Jeffrey terdengar, intonasinya, penekanan di setiap katanya, Rosie masih mengingatnya dengan jelas. Tangannya terulur menuju ke dadanya, tepat dimana jantungnya berada.

Dug dug dug.

"Gue sayang sama lo."

Suara Jeffrey kembali terdengar dalam pikirannya. Rosie menutup matanya, jantungnya berdetak semakin kencang. Rasanya seolah Jeffrey ada di sini – di kamarnya, duduk berhadapan dengannya, kedua tangannya menggenggam tangan Rosie dengan erat, wajahnya yang tampan tersenyum manis di depannya hingga lesung pipinya nampak. Mata Jeffrey berbinar-binar menatapnya, dan Rosie membayangkan wajahnya memerah menahan malu saat Jeffrey mengatakan hal itu.

"Ros, gue sayang sama lo."

Lagi-lagi suara Jeffrey kembali terdengar dan Rosie tidak bisa menahan dirinya untuk tidak meledak saat itu juga. Matanya terbuka dengan cepat, dan Rosie kembali ditarik ke dunia nyata.

Ah, ia berada di kamarnya. Sendirian.

Meski begitu, Rosie tidak bisa menahan senyumannya. Wajahnya sudah semerah tomat, hanya dengan memikirkan kembali bagaimana Jeffrey mengatakan hal itu padanya. Dadanya menghangat, menyalurkan rasa nyaman yang menyenangkan. Rosie menyukai sensasi ini.

Rosie membuka ponselnya kembali, mencari foto Jeffrey diantara ribuan foto di galerinya. Ia menemukannya. Jeffrey yang tengah tersenyum begitu manis tanpa menyadari jika Rosie diam-diam mengambil fotonya. Senyum Rosie berkembang semakin lebar, wajahnya kini semakin merah merona.

 Senyum Rosie berkembang semakin lebar, wajahnya kini semakin merah merona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila.. lama-lama gue bisa gila kalo liatin dia terus." Gumamnya pada diri sendiri.

Melempar ponselnya ke sisi ranjangnya yang kosong, Rosie kembali membaringkan tubuhnya. Ia menarik selimut hingga sebatas dada, lalu menatap langit-langit kamar. Sebuah pikiran absurd tiba-tiba saja menghampirinya.

Dear, Rosie | Jaerose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang