Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Everything is gonna be okay, i hope. ㅡ
Seungyoun akhirnya menceritakan segalanya padamu. Tentang hutang yang sangat besar nilainya itu, dan tentang bagaimana debt collector itu memburunya.
"Kau tahu.. ayahku. Aku hanya tak percaya ia berhutang sebanyak itu dan mengatasnamakan aku untuk membayarnya. Itu hanya.. kejam sekali, bukan?"
Kamu mengusap bagian bawah matamu, dan berkedip sembari memandang Seungyoun yang duduk di sampingmu.
"Ia bahkan tidak dapat disebut sebagai ayahmu sejak semula. Tapi melakukan hal semacam ini padamu.. membuatnya semakin tak termaafkan," ucapmu, menahan rasa kesal.
Kemudian, kamu menoleh ke arah Seungyoun yang tampak sedang memikirkan sesuatu.
"Seungyoun-a"
Seungyoun sedikit tersentak sebelum akhirnya menoleh padamu. "Hmm?"
"Kau.. sudah mencoba mencari jalan untuk itu, kan?" tanyamu, khawatir.
Kamu takut. Kesempatan memutar balik waktu ini tak datang dua kali. Walau kamu sendiri tak tahu bagaimana asal mulanya, kesempatan ini hadir sebagai upayamu menebus penyesalan.
Kamu tidak ingin kehilangan Seungyoun lagi. Kamu harus membantunya, agar ia tak memutuskan untuk kedua kalinya.. pergi.
"Entahlah. Tapi akan kucari jalan keluarnya dengan cepat. Kenapa?"
Seungyoun membenahi posisi duduknya lebih dekat padamu, lalu memiringkan wajahnya menatapmu.
Ketika menyadari raut khawatir di wajahmu, lelaki itu berucap dengan suara lembut. "Hei tuan putri. Tidakkah kau terlalu khawatir padaku?"
Kemudian, lelaki itu melanjutkan. "Hei kau tahu? Aku bahkan sudah bersyukur cafe itu mengeluarkanku kemarin."
"Eh??"
Seungyoun tersenyum, lalu memandang lurus ke depan. "Dua orang itu entah bagaimana, tahu aku bekerja disana. Mereka mencariku selepas aku pulang bekerja tapi aku pergi denganmu. Mereka mencariku di rumah tapi aku masih pergi denganmu."
Kamu berkedip cepat. Apakah semua.. terjadi secara kebetulan? Apakah itu yang sungguh sungguh terjadi sebelum kamu mengubah semuanya?
Seungyoun memandang wajahmu lagi. Sembari menepuk pelan puncak kepalamu, ia berkata. "Terimakasih telah.. membuatku terlambat datang, menemuiku disana dan.. mengajakku pergi. Kau tahu aku sangat menghargainya, tuan putri. Waktu yang terjeda membuatku memiliki kesempatan untuk memikirkan segalanya sebelum dua orang itu akhirnya menemuiku sore tadi."
Kamu mengatupkan mulutmu lalu menggigit bibir bawahmu sedikit. "Kau.. memiliki waktu berpikir? Jadi kau.. tidak akan minum, kan?"
Tiba-tiba, Seungyoun terkekeh. "Kenapa? Kau sampai khawatir aku mabuk? Hm?"
Dengan cepat, kamu memukul bagian depan tubuh lelaki itu. Kamu mulai kesal.
"Hei bagaimana bisa kau tertawa disaat seperti ini? Kauㅡ Kau kan mungkin saja mabuk jika dihadang hal berat semacam ini. Bagaimana jika.. Jika kauㅡ"
Sekali lagi, Seungyoun menarik tubuhmu dalam dekapannya. Lelaki itu tersenyum, setengah terkekeh kecil lalu menyela ucapanmu.
"Baiklah, baik.. maaf. Aku hanya tak ingin membuatmu khawatir. Sudah kubilang aku telah memiliki sedikit waktu berpikir. Akan kucari jalan keluarnya dengan cepat. Semua pasti baik-baik saja, tuan putri. Semoga.."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
aku apdet setiap hariii biar cepet selesai ehe semoga ngga bosan :'3