36. Sincere

157 5 0
                                    

September, 2024

Pagi ini Ayla menjenguk Jeno dirumah sakit, Gita bilang Jeno cuma kelelahan. Iya kelelahan, kelelahan ngurus lamaran.

"bisa sakit ya lo ?" tanya Ayla pada Jeno yang masih terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. "kan manusia" jawab Jeno singkat. Jeno sangat tau sifat sepupunya, Ayla akan mengajak Jeno bertengkar ketika dirinya sedang sakit.

Tak lama, datang Jaemin memasuki ruangan tempat Jeno dirawat.

"ah, ada lo, gue mau keluar sebentar"

"anjir, gue dateng lo pergi" bodo amat bagi Ayla, ia tak menghiraukan ucapan Jaemin. Berlalu begitu saja keluar kamar.

Sebenarnya ia sedang ingin sendiri, maka ia memutuskan untuk ke Taman rumah sakit.

Mata Ayla menangkap sosok yang familiar dimatanya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan. Dan apa yang dia lihat memang tak salah.

"Hyunjin!" panggil Ayla, yang dipanggil pun menoleh. Benar saja itu Hyunjin. Ia pun segera menghampiri Hyunjin.

"A-Ay" ucapnya terbata, Ayla terdiam. Hyunjin tampak sangat amat lemah, ia duduk di kursi roda, dan selang infus yang menancap ditangannya.

"Maaf" Hyunjin yang awalnya mengadah pada Ayla lalu menunduk. "aku sakit"

Ayla menahan airmatanya yang sebentar lagi akan jatuh, tidak perlu dijelaskan pun ia tau bahwa Hyunjin sakit.


"kanker darah!?" Jaemin menganguk. Hyunjin tidak mau mengatakan sakitnya pada Ayla, jadilah Ayla menanyakannya pada Jaemin.

"kasian Hyunjin jaem" Ayla mulai menangis diruangan Jaemin. Sekarang ia sadar kenapa Hyunjin sering mengeluh sakit kepala dan sering terllihat pucat

"dia tau dia sakit Ayla, dia gak mau ngasi tau lo karena dia gak mau buat lok kepikiran" Ayla terdiam. Baginya, dengan Hyunjin menutupi semuanya malah yang membuat kepikiran.

***

"Hyunjin!" sapa Ayla dengan wajah ceria ketika memasuki ruang rawat Hyunjin. Lelaki itu membalas senyuman Ayla yang lebih cerah dari mentari pagi ini.

"aku bawa buah semangka kesukaan kamu, aku suap yaa" Hyunjin menganguk. Semenjak tau penyakit Hyunjin, setiap ada waktu luang Ayla selalu menjenguk Hyunjin. Setidaknya sebentar daripada tidak sama sekali.

Hanya saja semangka kadang membuat Ayla teringat pada Mark. Dan bagi Hyunjin, melihat Ayla tersenyum adalah kebahagiaan tersendiri baginya.

Andai dirinya tidak sakit, mungkin Ayla sudah menjadi miliknya. Bahkan jauh sebelum Mark akan kembali. Dan baginya, ini saatnya melerakan Ayla kembali pada Mark, dan dirinya kembali pada sang pencipta.

"ay" Ayla melirik pada Hyunjin dan menaikan alisnya sebagai jawaban. "aku sayang kamu" Ayla tersenyum simpul. "aku juga sayang kamu jin" balas Ayla sambil mengambilkan buah semangka yang sudah dipotong menggunakan garpu untuk Hyunjin

"aku pergi ya" Ayla langsung melirik Hyunjin cepat, raut muka Ayla langsung berubah. "Hyunjin, jangan ngomong gitu, aku gak suka"

Hyunjin garpu dengan buah yang ada ditangan Ayla. Ia mendudukan dirinya diatas kasur lalu menggenggam erat jemari Ayla.

Perasaan Ayla mendadak tidak nyaman. Ia tau ada sesuatu yang tidak beres.

"Aku sayang kamu, kalau aku pergi..." Hyunjin menggantungkan ucapannya, tubuh Ayla mulai bergetar menahan tangisnya yang akan pecah.

"cari orang yang tepat buat kamu, aku bukan orang Tuhan ciptain buat kamu Ayla" tangan Hyunjin yang semula menggenggam erat jemari Ayla mulai meregang.

"Ayla" panggilnya sekali lagi, Ayla menunduk mengangkat wajahnya menatap Hyunjin lekat.

"aku pergi" tangis Ayla pecah. Sesaat setelah mengatakan itu, tubuh Hyunjin roboh perlahan. Ayla langsung berdiri menahan tubuh Hyunjin.

"Hyunjin jangan pergi sekarang, bangun jin banguuuunn!" serunya sambil menekan tombol darurat. Ia panik.

Seorang dokter dan beberapa suster langsung mendatangi ruangan tersebut. "mba keluar dulu ya" ujar seorang suster pada Ayla.

"ENGGAK SUS! SAYA MAU LIHAT TEMEN SAYA BANGUN! DIA CUMA TIDUR KAN!?" raungnya. Ia kalut, kalut jika Hyunjin akan benar-benar pergi. Cukup putus dari Mark yang membuatnya kehilangan, Hyunjin jangan.

"HYUNJIN BANGUUUNNN!" raungnya lagi.

"Aylaaaa!" Jaemin sedikit mendobrak pintu. Kemudian mendekap tubuh Ayla yang mulai lemas dan menariknya keluar. "lo tenang okey ?" ucap Jaemin berusaha menenangkan Ayla. Ia memeluk dan mengelus kepala Ayla lembut.

"Jaemin!?" Jaemin langsung menoleh ke sumber suara. "bang Mark ?" Mark berjalan mendekat pada Ayla dan Jaemin.

"Ayla kena-"

"Aylaaaaa!!" belum selesai Mark bertanya, sesosok ibu-ibu datang menghampiri Ayla. "tante?" lirih Ayla. Mark semakin dibuat bingung jadinya.

"Hyunjin tante" lirih Ayla lagi sambil menatap ibu tersebut, itu adalah mamanya Hyunjin. Mama Nia.

Klek

Pintu tempat Hyunjin dirawat, seorang dokter seniornya Jaemin keluar dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak. "gimana anak saya dokter ?" tanya mamanya Hyunjin.

"Tuhan berkehendak lain, anak ibu sudah berpulang" mama Nia langsung pingsan, beberapa perawat langsung membawa mamanya Hyunjin ke ruang perawatan.

Sekarang Mark paham, orang yang Ayla tangisi barusan adalah Hyunjin. Ia jadi mengerti maksud Jihoon yang mengatakan kalau Ayla dan Hyunjin gak akan pernah bisa bersama. Ia melirik Jaemin dan mengkode Jaemin untuk pergi. Untung Jaemin pekaan.

"gue pergi dulu ya Ay, lo sama Mark okey?" Ayla menganguk, Jaemin melepas dekapannya yang sekarang digantikan oleh Mark.

"mau pulang ?" tanya Mark pada Ayla yang masih diam dari tadi. Mark menggeleng frustasi. Ia tau apa yang Ayla rasakan sekarang, ia pun pernah merasa kehilangan.

"apart kakak aja" Mark tersenyum kecil, dari dulu ketika sedang sedih, Ayla pasti meminta ke apartemen Mark daripada pulang.


Mark memperhatikan Ayla yang dari sejam lalu belum membuka suara. Ia tidak tega melihat Ayla yang diam seperti ini. Mark beranjak dari tempatnya duduk untuk mengambil minum.

"Kak?" panggil Ayla, Mark menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Ayla. "jangan pergi" lirihnya sambil menatap Mark lekat. Gadis itu beranjak dari tempat duduknya lalu memeluk Mark.

Lelaki tersenyum tipis lalu membalas pelukan Ayla. "aku disini" ucapnya lalu mencium rambut Ayla. Wangi sampo Ayla masih sama, hanya rambutnya yang sekarang sudah pendek. Namun itu tak mengurangi kecantikannya dimata Mark.

Ia menuntun Ayla untuk kembali duduk disofa. "Hyunjin udah gak ada kak" cicitnya pelan. Andai saja Ayla sedang tidak berduka mungkin ia akan mendecih. Ayla mulai menangis lagi.

"kamu gak capek nangis terus ?" tanya Mark dengan nada lembut, Ayla menggeleng. "sayang, Hyunjin gak akan tenang kalau kamu nangisin dia terus" sepertinya Ayla harus memukul Mark jika ia sudah tidak berduka.

"terus aku harus gimana ?"

"sincere, and let him go calmly, okay ?"
.

.

.
Tbc

After Meet You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang