❌32🎹

2K 96 76
                                    

Aku masih berada di kampus bersama Kana. Seharian ini menghabiskan waktu bersamanya aku mendapatkan banyak pelajaran yang berharga. Kana banyak mengajari tekhnik vocal, juga caranya membuat range vocal semakin lebar, sehingga jangkauan nada semakin luas. Rasanya, Kana lebih cocok menjadi dosen deh, dibandingkan mahasiswa.

"Dia masa lalumu, aku masa depanmu ...."

Aku tengah bernanyi bersama Kana, dia yang bermain piano. Sejak tadi entah sudah nerapa banyak lagu yang aku nyanyikan.

"Yee!" Kana kemudian bertepuk tangan. Merasa senang setelah mendengar aku yang bernyanyi.

"Suara gue udah enggak kayak kecekik lagi ya?" tanyaku senang karena akhinya aku bernyanyi tanpa merasakan leherku seolah tercekik.

"Iya, karena tadi pemanasan dulu. Kalau nyanyi harus pemanasan dulu. Coba apa yang kita lakuin tadi, Lo ulang setiap pagi." Kana menasihati seraya merapikan piano. Kemudian dia berdiri, menatap pada jam ditangannya.

Hari banyak hal yang aku pelajari, membuat lebih percaya diri. Sadar betul harus meningkatkan kualitas, karena tak bisa lagi mundur dari pertukaran mahasiswa . Mas Lala juga sangat mendukung, semoga saat nanti kegiatan diadakan, aku tak mengecewakan.

"Kana, gue beli air minum di kantin dulu ya?" tanyaku yang sudah merasa sangat haus setelah kegiatan kami tadi. Sebenarnya di ruangan ada dispenser, hanya saja kosong.

"Iya, gue tunggu sini ya, gue pesen makanan nih. Beliin gue juga."

"Lo mau minum apa?" tanyaku.

"Air putih aja," jawab Kana.

Aku segera berjalan ke luar ruangan. Jujur sampai sekrang masih sangat kagum dengan artistektur kampus. Pepaduan modern dan tradisonal. Di beberapa sisi terlihat sangat modern dan beberapa tempat menunjukan kesan tradisional.

"Ayu ya?" suara seorang mahasiswi membuatku menoleh dan menghentikan langkah.

Gadis itu berdiri dengan kedua temannya. Tadi mereka bertiga ada di aula saat ada intruksi bersama Pak bambang. Satu terlihat seperti ketuanya, berdiri paling depan dengan rambut panjang pirang, Sarah. Di samping kanannya, ada gadis berambut pendek sebahu terlihat kalem, aku bisa melihat name tag miliknya, Midi. dan yang terakhir berambut panjang hitam dengan tubuh kecil dan lebih pendek dari yang lain, Vinny.

Tiba-tiba saja aku mersakan siraman air pada tubuhku. Gadis itu bersama kedua temannya yang melakukan itu, Menyiram dengan minuman teh kemasan,bisa kurasakan tubuh yang lengket.

"Heh!" teriakku kesal. "Kalian gila atau gimana sih?"

"Bangga banget ya, anak baru bisa ikut pertukaran mahasiswa. Sok juga karena ditemenin Kana dan Sena?" tanya Sarah.

Ah, jangan-jangan dia salah satu fans Kana atau Sena. "Cemburu lo?" tanyaku kesal.

"Gue enggak suka aja, Liat lo kecentilan tiap hari. Nilai lo juga paling bawah untuk kelas dance, kok bisa?" tanya Sarah lagi. Kesal, judes, pokoknya segala bentuk ketidaksukaan dia tunjukan dengan jelas.

Aku tau dalam dance memang paling bodoh, karena tulang yang kaku. Sama sekali tak bisa bergerak normal seperti yang lain.  Oke itu salahku, tapi apa harus aku di perlakukan seperti ini?

Si Gembil Kesayangan Pak Dosen // [MYG/BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang