9. A Guilty

310 49 0
                                    

"Tadinya aku akan menelepon dan menjemputmu," ucap Jin tersenyum begitu tampan.

"Tak usah. Aku diantar oleh adikku. Kami baru pulang dari pernikahan teman," jawab Ji Eun lalu ia fokus pada menu yang akan ia makan siang ini. Kebetulan dia belum menyentuh sarapannya.

"Bagaimana dengan pernikahanmu?" tanya Jin membenarkan posisi duduknya.

"Ya?" tanya Ji Eun setelah menyerahkan buku menu pada pelayan.

"Pernikahanmu, apa kau bahagia?" ulang Jin.

"Hmm selama ini aku merasakan kebahagiaan. Mendapatkan suami yang lembut dan penuh perhatian memang sangat menyenangkan," jawab Ji Eun tersenyum manis.

"Hah, aku kalah start," keluh Jin membuat Ji Eun tertawa.

"Kau tampan, Oppa. Aku yakin banyak wanita yang menginginkanmu," katanya memberikan semangat.

"Memang. Tapi hatiku selalu tertuju pada satu wanita."

Ji Eun tersenyum saat mata Jin menatapnya begitu memuja. Hazel hitam indah itu berbinar melihat pahatan nyaris sempurna di hadapannya.

"Wanita Jepang sangat mengagumkan dan cantik," ucap Ji Eun.

"Ya, kau benar."

"Lalu? Kurang apalagi?"

"Aku masih menunggunya berpaling padaku," jawab Jin.

"Hmm maksudmu, aku?" tanya Ji Eun dengan mata dikedip-kedipkan gestur menggoda yang menggemaskan.

"Hahaha apakah begitu kentara? Ah, aku ketahuan!" Jin menutup wajahnya sedangkan Ji Eun tertawa anggun.

Makanan datang, tanpa tunggu lama Ji Eun memakan pesanannya dengan lahap namun masih terlihat anggun. Jin memperhatikannya dengan sesekali tersenyum. Melihat cara makan Ji Eun yang masih sama seperti dulu membuat Jin mengingat kebersamaan mereka dulu.

"Apa kau selalu makan seperti itu?" tanya Jin.

"Hum? Seperti apa?" tanya Ji Eun segera mengusap mulutnya dengan tisu.

"Menggemaskan."
Hanya itu yang keluar dari mulut Seokjin.

Ji Eun tersenyum lalu melanjutkan kembali makannya tanpa sedikitpun gangguan dari sahabatnya itu.

Jin memperhatikan dengan tatapan memuja. Dalam pikiran dan hatinya terbersit rasa sesal karena meninggalkan begitu saja tanpa kabar. Alih-alih mendapat kabar bahagia tentang Ji Eun, ia malah terluka saat tahu wanitanya telah dimiliki oleh orang lain.

Ji Eun selesai makan dan balas menatap Jin yang tersenyum padanya.

"Mianhae, aku lapar."

"Gwenchana, aku senang melihatmu makan dengan lahap," ujar Jin membuat Ji Eun tertawa renyah.

"Jadi sekarang kita mau kemana?" tanya Jin.

"Mungkin aku akan pulang, aku belum memasakan makanan untuk adikku," jawab Ji Eun.

"Bagaimana jika kau ikut ke kantor dan pulang nanti belikan fast food untuk adikmu," saran Jin.

"Hmm baiklah," jawab Ji Eun membuat senyuman senang merekah di bibir Jin.

Setelah membayar keduanya pergi menuju parkiran. Jin akan membawa Ji Eun ke kantornya. Waktu makan siang telah selesai dan saatnya ia kembali bekerja.

Gedung 16 lantai itu menjadi tujuan Jin dan Ji Eun. Menaiki lift menuju lantai 13 dimana ruangan Jin berada. Tatapan memuja dan kagum tertuju pada keduanya. Bisikan dari para karyawan terdengar begitu memuji. Bagaimana tidak? Nyaris seperti pahatan sempurna antara Jin dan Ji Eun. Sama-sama sempurna dan ramah. Hingga sampai di ruangan bertuliskan WWH room, keduanya masuk.

Naughty WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang