15. Pulang

337 48 12
                                    

Sepulang mengantar Eunha. Jungkook mendapat sambutan hangat dari Ji Eun, wanita itu bersikap manja terhadapnya. Meminta digendong dan di ciumi wajahnya, tipikal bukan Ji Eun sama sekali. Meski kaget pada awalnya akhirnya Jungkook mengalah juga, ia menuruti semua keinginan sang kakak.

"Kenapa mendadak sekali, huh?" tanya Jungkook mencubit pipi Ji Eun.

"Aku tak tahu, aku hanya ingin begini bersamamu. Aku menjadi sensitif dua hari ini, selalu ingin menangis jika ingat padamu," jawab Ji Eun membuat alis Jungkook bertaut.

"Apa kau mengidam, Noona?" tanyanya.

"Aku tidak tahu," jawab Ji Eun lalu bermanjaan di dada sang adik.

Jungkook menciumi leher Ji Eun yang kini berada dalam kuasanya. Kamar tamu menjadi saksi kejadian ini yang terulang lagi, salahkan Ji Eun yang mengenakan pakaian tidur yang sangat tipis dan tak memakai mantel tidur. Membuat Jungkook ingin menyerang dan menghancurkannya.

Berakhir dengan Ji Eun yang pasrah di bawah kendali sang adik tampan.
"Apa kau sudah datang bulan, bulan ini?" tanya Jungkook disela kegiatannya.

"Belum, aku harap tidak akan," jawab Ji Eun.

"Aku pun berharap demikian," kata Jungkook.
"Jangan lupa beritahu aku jika kau benar-benar hamil anakku," pintanya.

"Eungh, itu pasti, kau orang pertama yang akan aku beritahu," jawab Ji Eun seraya melenguh nikmat.

"Aku menunggumu, Noona," ucap Jungkook dan semakin gencar menikmati wajah dan leher sang kakak.
"Apa kita akan bermain? Apa kau sedang ingin?" tanyanya menatap wajah Ji Eun yang sudah berkeringat.

"Tidak, aku hanya ingin seperti ini saja denganmu," jawab Ji Eun.

"Tapi aku ingin menghancurkanmu, Noona," bisik Jungkook seraya menggigit telinga Ji Eun.

"Eungh, pakai tanganmu saja," jawab Ji Eun melenguh seraya mata yang tertutup.

"Hum. Bagaimana dengan 3 jari?" tanya Jungkook.

Ji Eun melirik jemari Jungkook yang Jungkook tunjukkan.
"Itu pasti sakit, milikmu panjang. Dua saja," jawabnya.

"Hmm arraseo."

Jungkook mencium dan melumat bibir Ji Eun lembut sekali. Seakan ia tak ingin menghancurkannya. Ji Eun menggeliat saat merasakan bagian bawahnya penuh oleh dua jari panjang milik Jungkook. Tanpa diperintah lagi, dua jari itu siap menghancurkan dirinya. Menggunting, mengoyak dan mencari-cari sesuatu yang entah apa di dalam sana. Ji Eun hanya bisa menggeliat, melenguh dan terus mendesah.

Namun kegiatan keduanya harus berhenti saat ponsel Ji Eun berdering di atas nakas.
Jungkook bangkit dan mengambilkan ponselnya lalu terdiam sebelum menyerahkan pada Ji Eun.

"Tae Hyung. Tumben meneleponmu malam begini," ucapnya.

Ji Eun bangkit, mencoba mengatur nafasnya lalu mengangkat telepon dari sang suami.
"Honey, aku kedinginan di bawah sini. Kau tak mendengar suara bel? Apa bel di rumah kita sedang rusak?" ucap Taehyung memberondong Ji Eun dengan ucapannya.

"Maksudmu, Tae? Kau di mana? Aku tak mendengar bel sejak tadi," tanya Ji Eun bangkit dan memakai kembali pakaiannya.

"Aku di bawah. Aku ingin membuat kejutan untukmu, tapi malah aku yang tersiksa. Cepatlah buka pintunya," jawab Taehyung.

"Mwo? Kau sudah pulang?" Mata bulat Ji Eun semakin membulat lalu menatap Jungkook yang balik menatapnya seraya berbisik 'kenapa?'

"Tunggu sebentar, aku akan ke bawah sekarang," kata Ji Eun lalu pergi meninggalkan Jungkook dengan pertanyaan di benaknya.

Naughty WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang