24. Baby Born

275 25 4
                                    

Jam 1 malam, Taehyung mendapatkan telepon dari Jimin. Bahwa ia harus segera terbang ke LA untuk menghadiri rapat. Segala umpatan dan sumpah serapah Taehyung keluarkan, ia tak mau meninggalkan Ji Eun dalam keadaan hamil besar untuk waktu yang cukup lama. 2 minggu, ya selama itu Taehyung harus berada di LA. Ingin egois dan membawa Ji Eun ke sana, namun pihak penerbangan tidak menerima wanita dengan hamil besar. Karena takut jika terjadi sesuatu di pertengahan penerbangan. Taehyung mengacak rambutnya kesal, ia terduduk di depan Ji Eun yang menatapnya tanpa ekspresi. Sudah sekian lama Taehyung tinggal dan baru kali ini ia mendapat panggilan kembali, sudah biasa bagi Ji Eun. Namun hati wanita itu menginginkan Taehyung tetap tinggal di sini bersamanya.

"Aku harus bagaimana?" tanya Taehyung.

"Aku tak tahu, aku tak mau ditinggal lagi olehmu," jawab Ji Eun dengan mata berkaca-kaca.

"Noona, jangan menangis. Semua jadi terasa sulit untukku," kata Taehyung meraih Ji Eun ke dalam pelukannya.

"Aku tahu ini egois, tapi bagaimana lagi? Aku yang harus turun tangan, aku berjanji hanya sebentar di sana. Aku akan menyelesaikannya segera dan kembali pulang menemanimu," kata Taehyung membelai wajah Ji Eun yang kini banjir air mata.

"Tapi aku takut, Tae. Aku takut jika kau pergi dan aku melahirkan, aku takut sendiri," kata Ji Eun mengusap air matanya.

"Ada Jungkook, aku tak akan mengizinkan anak itu pergi kemanapun selama aku tak ada. Jika perlu biarkan dia tidur di sini, di sofa, menemanimu," kata Taehyung lagi.

"Tapi dia tak sama denganmu, aku ingin kau," rengek Ji Eun, kali pertama bagi Taehyung menghadapi Ji Eun yang menangis dan tak ingin ditinggalkan. Biasanya Ji Eun akan mendukungnya dan menyuruhnya segera bersiap, apa mungkin faktor kehamilan? Membuat wanita ini begitu sensitif.

Jimin kembali menelepon.
"Tunggulah sebentar, Ji Eun tak mau ditinggal, kau pasti mengerti, dia sedang hamil besar," kata Taehyung.

"Ne, mianhae, tapi kau harus segera berangkat," jawab Jimin.

"Ck, datanglah, aku tak akan membawa mobil," pinta Taehyung.

"Baik. Apa perlu aku bawa Seulgi untuk menemani Ji Eun?" tanya Jimin.

Taehyung menatap Ji Eun lama, lalu ia berucap, "Tidak usah, ada Jungkook di sini."

"Arraseo," kata Jimin lalu mematikan teleponnya.

Taehyung segera membuat panggilan pada Jungkook. Lama untuk diangkat, sepertinya pria itu sedang tidur lelap.
"Yeoboseo?" suara serak khas orang bangun tidur terdengar dari seberang sana.

"Datang ke kamarku," ucap Taehyung lalu kembali mematikan sambungan.

Taehyung memeluk erat Ji Eun yang terus menangis. Tak kunjung lama pintu diketuk dan munculla Jungkook dengan tampilan sangat berantakan. Ia benar-benar sedang tidur lelap.

"Ada apa Hyung memanggilku?" tanyanya seraya mengusak matanya yang terlihat masih mengantuk, namun saat mendengar isakkan, matanya langsung terbuka lebar.
"Noona. Kau menangis? Hyung? Kenapa? Apa yang terjadi?" paniknya segera menghampiri kedua kakaknya.

"Ck, aku harus pergi, Ji Eun Noona tak mau ditinggal," jawab Taehyung berdecak kesal.

"Pergi? Ke mana?" tanya Jungkook lagi.

"LA. Jimin menghubungiku, sebentar lagi dia datang," jawab Taehyung.

"Ck, tak bisakah ditunda?" tanya Jungkook lagi merasa kesal akan acara yang mendadak itu.

"Tidak bisa. Aku sudah meminta Jimin yang pergi, tapi akhirnya harus aku yang pergi," jawab Taehyung, tangannya masih setia mengelus punggung Ji Eun.

Naughty WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang