22. Cat and Dog

225 29 3
                                    

Hallo! Ada yang kangen tidak?
Vote komen juseyo!!!


------


Ji Eun duduk di ruang tengah, di rumah kini hanya ia seorang. Jungkook baru boleh pulang siang ini setelah empat hari dirawat dan ditemani oleh Taehyung.
Menatap perutnya yang kini membesar. Tersenyum saat mengingat ada kehidupan di dalam perutnya. Membelai penuh sayang seraya bersenandung merdu, seakan si jabang bayi mendengar dan ikut tenang. Ji Eun terus menggumamkan nyanyian untuk anaknya tanpa ia tahu jika Taehyung telah berada di belakangnya, siap memberikan backhug.

"Sayang," bisik Taehyung seraya memeluk Ji Eun dari belakang.

"Ish, Tae. Kau mengejutkanku!" kata Ji Eun terdengar kesal namun senyumannya tak hilang dari bibir wanita itu.

Taehyung duduk di samping Ji Eun, tangannya tetap merangkul bahu sempit Ji Eun dan sebelah tangan lagi mengusap perut Ji Eun.
"Apa dia pria atau wanita?" tanyanya.

"Aku tak tahu, bulan depan saat usianya sudah 4 bulan, dokter bilang bisa melakukan USG," jawab Ji Eun.
"Kau pulang sendiri? Di mana Jungkook?" tanya Ji Eun pula menoleh ke arah belakang yang sepi.

"Kau tak sadar, Jungkook sudah masuk kamarnya sejak tadi," jawab Taehyung menyandarkan kepalanya pada kepala Ji Eun.

"Ish, kenapa tidak memberitahu?" kata Ji Eun seraya memukul tangan Taehyung dengan pelan.

"Kau terlalu asik bernyanyi dengan bayi kita," jawab Taehyung tak ingin disalahkan.

"Aku harus menemuinya," kata Ji Eun mencoba bangkit tapi Taehyung mencegahnya.

"Aku rindu padamu, bisakah kau lebih memperhatikanku sekarang? Jungkook sudah sembuh," ucap Taehyung.

"Apa yang kau bicarakan, eoh? Kau seperti anak kecil saja, Jungkook baru sembuh. Bukan sudah sembuh, jadi aku tetap harus merawatnya, dia adikku," jawab Ji Eun seraya bangkit dan meninggalkan Taehyung dengan gerutuannya.

Berjalan tergesa namun tetap hati-hati, Ji Eun tak mau berakhir jatuh dan kehilangan buah hatinya. Membuka pintu kamar Jungkook tanpa mengetuk terlebih dahulu, dan pemandangan yang ia temukan pertama kali adalah otot perut Jungkook yang melambai meminta disentuh.

"Oh, mianhae," ucap Ji Eun segera menutup pintu kembali.

Jungkook menoleh lalu segera memakai kaus hitam kesukaannya. Lalu ia melangkah ke arah pintu dan membukakan pintu agar Ji Eun bisa masuk.

"Ada apa Noona datang?" tanyanya seraya berjalan menuju kasur untuk duduk diikuti Ji Eun.

"Kau sudah baik?" tanya Ji Eun pula.

"Ya, aku cukup membaik. Sudah jarang mual dan muntah," jawab Jungkook tersenyum hangat.

"Syukurlah, aku senang mendengarnya," kata Ji Eun.
"Mau kubuatkan makanan atau minuman?" tawarnya.

"Ani, aku hanya ingin memelukmu dan mengelus perutmu, dia anakku, kan?" jawab Jungkook kembali tersenyum.

"Hmm, arraseo, tapi hanya sebentar," kata Ji Eun.

Jungkook mengangguk lalu merangkul tubuh mungil Ji Eun yang kini mulai berisi. Memeluk dengan hangat seraya menyesap wangi tubuh Ji Eun yang selalu Jungkook suka. Sebelah tangannya mengelus perut Ji Eun yang kini sedikit timbul, bayi di dalam rahimnya tumbuh dengan sehat. Jungkook tersenyum.

"Aku tak bisa percaya ini, tapi sebentar lagi secara tidak langsung aku akan menjadi seorang ayah," ucapnya tersenyum senang.

"Ya, aku harap semua baik-baik saja," kata Ji Eun perasaannya diliputi rasa aneh. Antara senang, takut dan ragu.

"Apa yang kau bicarakan, Noona. Tentu saja dia akan baik-baik saja," ucap Jungkook membelai kepala Ji Eun yang kini bersandar pada dadanya.

"Aku takut jika Taehyung tahu," cicit Ji Eun membuat Jungkook terdiam, namun seperdetik kemudia senyumannya kembali mengembang.

"Tak apa, kita hadapi bersama," ucapnya.

"Ekhem, asyik sekali."

Sebuah suara mengintrupsi keduanya, Ji Eun segera menoleh dan mendapati Taehyung tengah berdiri di ambang pintu seraya bersedekap dada dengan tubuh menyandar pada pintu.

"Ck, mengganggu saja," umpat Jungkook, kesal saat Ji Eun melepaskan pelukannya.

"Dia. Milikku."

Taehyung berbicara penuh penekanan. Ia berjalan masuk dan segera meraih pinggang ramping Ji Eun, merengkuhnya dengan seduktif, tanda jika wanita itu hanya miliknya seorang.
"Sudahlah, Tae. Aku akan membuatkan kalian makanan, tunggu di ruang tengah," kata Ji Eun beranjak pergi. Taehyung mengikutinya dari belakang, namun tatapannya masih terlihat tajam. Pintu ditutupnya dengan keras, membuat Jungkook berdecih.

Ji Eun berjalan menuju dapur, ia akan membuatkan beberapa camilan untuk dua pria yang tak pernah bisa akur itu. Sementara Taehyung duduk di kursi makan seraya menopang dagu, memperhatikan gerak gerik sang istri bekerja.

"Jangan memandangiku seperti itu," ucap Ji Eun saat memergoki Taehyung menatapnya.

"Kau pemandangan indah bagiku," jawab Taehyung. "Jadi, aku tak mau melewatkannya," lanjutnya.

"Gombal, aku tak terayu," kekeh Ji Eun.

"Jangan tertawa Noona, aku bisa diabetes," ucap Taehyung gemas sendiri.

"Ck, gombalanmu tak akan pernah mempan pada Noona-ku," kata Jungkook datang dan membuka kulkas, mengambil sekotak besar susu pisang kesukaannya.

"Cih, Noona-mu, dia milikku asal kau tahu. Sah dan dilindungi negara," kata Taehyung tak ingin kalah dari Jungkook.

"Ck, tetap saja aku yang berhak memiliki Noona sepenuhnya, aku adiknya," balas Jungkook lagi.

"Adik tiri jika kau lupa," ucap Taehyung lagi.

"Hih, meskipun adik tiri kami masih bisa bersama hingga kapanpun. Berbeda denganmu, jika cerai saja kau tak akan memilikinya kembali," jawab Jungkook.

Mata Taehyung menajam, pun dengan milik Jungkook. Keduanya kini berperang mulut. Saling melontarkan kata-kata ketus dan sarkas. Ji Eun memijit pelipis mendengarnya, hanya karena memperebutkan dirinya kedua pria itu jadi seperti anjing dan kucing, tak pernah ingin akur.

"Yak! Kalian bisa diam?" seru Ji Eun melemparkan sumpit ke arah meja.

"Apa?" tanya keduanya dengan nada tinggi yang sangat kesal.

"Mwo? Kalian membentakku? Setelah kalian bertengkar memperebutkanku?" seru Ji Eun lagi tak habis pikir.

Kedua pria itu terdiam, tahu jika mereka kelepasan membentak wanita itu. Jungkook bangkit berdiri,
"Aku akan pergi," ucapnya.

"Yak! Diam di sana, aku sudah membuatkan kalian makanan. Pergi selangkah saja kalian habis di tanganku!" seru Ji Eun lagi membuat Jungkook kembali duduk.

Ji Eun menghampiri keduanya, menyimpan sepiring puding cokelat dengan toping buah stroberi. Kedua pria itu melotot akan hidangan yang Ji Eun buat. Kombinasi dari kesukaan keduanya. Jungkook sangat suka dengan puding cokelat atau cake cokelat, sedangkan Taehyung penyuka buah stroberi. Kombinasi yang cocok, memang memahami dua pria berbeda kepribadian itu sangat sulit.

"Makan!" ucap Ji Eun dengan tatapan galak.

Mau tak mau Jungkook dan Taehyung menurut. Mereka mengambil masing-masing sepotong puding dan stroberi. Taehyung melotot saat Jungkook mengambil banyak buahnya, tak terima ia pun mengikuti apa yang Jungkook perbuat. Ji Eun memutar bola matanya malas. Kesal akan tingkah dua pria dewasa yang sama kekanakannya.

"Aku pusing, kalian makan saja!" ucapnya lalu menyimpan apron dan beranjak pergi meninggalkan dapur.

"Noona," ucap kedua pria itu.

"Berhenti! Jangan ikuti aku!" seru Ji Eun lagi menatap nyalang pada dua pria yang hendak mengikutinya. Akhirnya Jungkook dan Taehyung kembali duduk menyantap pudingnya meski tatapan keduanya masih sama-sama kesal.

Naughty WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang