Bulan-bulan berlalu, kini kandungan Ji Eun telah menginjak usia 8 bulan. Ia semakin susah untuk menjalani aktifitasnya seperti biasa, perut yang membesar menyulitkannya untuk berjalan maupun mengerjakan pekerjaan rumah. Taehyung selalu dibuat cemas sekaligus gemas pada sang istri yang tak mau dibantu oleh pembantu sekalipun. Hanya Taehyung dan Jungkook yang bergiliran untuk menjaga setiap harinya. Bagaimana kabar dua pria itu? Jangan heran, mereka masih sama sering bertengkar. Sikap kekanakannya tak berubah meski Ji Eun kini sering marah-marah karenanya.
Hari ini hari di mana Ji Eun berbelanja keperluan sang bayi ditemani oleh sang suami. Sebelumnya percekcokan terjadi di ruang makan antara Taehyung dan Jungkook. Jungkook merasa tak adil pada Taehyung, ia yang harusnya giliran berjaga sekarang, namun Taehyung tiba-tiba saja menyuruhnya masuk ke kantor dengan alasan ia sebagai suami yang harusnya menemani Ji Eun berbelanja. Sempat merengek pada Ji Eun, jika Jungkook ingin ikut, tak peduli dengan titahan Taehyung yang adalah sang bos. Namun, lagi-lagi Ji Eun berseru dan memilih Taehyung untuk menemaninya. Tentunya pria bermarga Kim itu besar kepala dan menyombongkan diri dengan membusungkan dada di hadapan sang adik. Meski kesal dan menggerutu, Jungkook tetap pergi kerja karena ucapan halus dari seorang Ji Eun, wanita prioritas utamanya.
Kini pasangan suami istri yang selalu harmonis itu sedang berada di toko sepatu bayi. Memilih beberapa warna dan karakter. Berdebat membuat pelayan sedikit kepusingan karena ulah keduanya.
"Aku ingin warna biru, mungkin saja dia jagoan," kata Taehyung menunjuk sepatu biru berkarakter lumba-lumba."Aku yakin anakku wanita, jadi aku ingin yang orange ini," kilah Ji Eun menunjuk sepatu berkarakter kucing.
Mereka terdiam beberapa saat, berpikir dengan keinginannya masing-masing. Kemudian saling berargumen tentang wanita atau pria anaknya kelak. Salahkan Ji Eun karena tak mau di periksa kelamin sang bayi saat USG dilakukan, dengan alasan ingin menjadi sebuah kejutan. Hingga akhirnya mereka berdua memilih kedua sepatu itu, toh bagi bayi tetap saja sama, mau wanita ataupun pria.
Pindah ke tempat box tidur, Ji Eun memberikan wewenang bagi Taehyung untuk memilih. Betapa semangatnya calon bapak itu mendapatkan kesempatan itu. Ia segera berlarian ke sana kemari, mencari box yang cocok dan pas. Akhirnya setelah lama mencari, Taehyung menjatuhkam pilihan pada box bayi berwarna putih tulang dengan hiasan binatang yang menggantung di atasnya.
"Aku sangat tidak sabar," ucap Taehyung saat membayar belanjaannya.
"Bersabarlah sedikit lagi," jawab Ji Eun lalu meraih tangan Taehyung untuk pergi memilih baju bayi.
"Karena kau sudah mendapat wewenang, kini giliran aku yang memilih," ucap Ji Eun.
"Yak Noona, bagaimana bisa? Aku sangat ingin memilihkan baju untuk anakku," bantah Taehyung.
"Ani. Kau lebih baik duduk dan diam," jawab Ji Eun seraya beranjak menjauhi Taehyung untuk memilih baju mana yang cocok untuk sang anak.
Pilihan Ji Eun terlihat netral, ia tak tahu kalau bayinya berjenis kelamin apa, akhirnya ia memilih warna putih, biru dan kuning yang bermotif bunga juga hewan. Meski wanita atau pria, baju ini sangat cocok untuk bayinya kelak. Selesai berbelanja dan memasukan semua ke dalam mobil, mereka mampir ke sebuah cafe untuk makan siang. Waktu sudah menunjukan jam 2 siang hari, pantas saja perut mereka merasa keroncongan.
"Noona, kau belum membeli selimut dan topi untuk bayi kita," ucap Taehyung dengan mulut penuh oleh burger yang ia makan.
"Semua perlengkapan sudah siap, aku hanys butuh barang yang kita beli hari ini. Lagipun untuk selimut bayi aku sudah meminta Jungkook untuk memilihnya," jawab Ji Eun seraya memakan steaknya.
"Mwo? Anak kecil itu diberi wewenang juga?" tanya Taehyung merasa tak terima dengan perkataan Ji Eun.
"Ya, bagaimanapun juga Jungkook selalu menjagaku, membantumu, jadi aku berikan wewenang pada dia," jawab Ji Eun sedikit senyuman canggung tersungging di bibirnya. Ya bagaimana pun juga Jungkook adalah Appa yang sebenarnya bagi sang bayi. Bagaimana Ji Eun bisa membiarkannya? Yang ada Jungkook merajuk dan marah-marah, mungkin untuk opsi kedua.
"Hhhh bocah itu," gerutu Taehyung meminum sodanya lalu kembali menyantap burger yang tersisa.
"Tae, aku mohon jika bersama Jungkook kau bisa mengalah sedikit," pinta Ji Eun menatap sang suami dengan tatapan memohon.
"Wae? Kenapa aku harus melakukan itu?" tanya Taehyung terlihat tidak suka.
"Aku pusing melihat kalian terus bertengkar. Belum mempunyai balita tapi rumah sudah ramai oleh dua pria yang berkelakuan layaknya bocah," jawab Ji Eun kentara kesal dengan sikap Taehyung dan Jungkook.
"Salahkan bocah itu yang selalu ingin ikut campur, sudah punya kekasih tapi tetap menempel di istri orang, apa gunanys kekasih dia?" gerutu Taehyung yang sama terlihat kesal.
Ji Eun terdiam. Ia seperti diingatkan tentang keberadaan Eunha. Kemana gadis itu? Apakah masih berhubungan dengan Jungkook? Sudah lama rasanya Ji Eun tak bertemu dengan gadis itu.
"Honey, kenapa diam?" tanya Taehyung membuyarkan lamunan Ji Eun."Tidak, aku rasanya lelah. Apa kau sudah selesai?" jawab Ji Eun.
"Ah ne, ayo kita pulang!" ucap Taehyung dengan segera beranjak membayar makanan lalu membantu Ji Eun berjalan menuju mobil.
Di dalam mobil tak terjadi percakapan apapun. Ji Eun memilih untuk memejamkan matanya, karena demi apapun ia sangat lelah. Namun pikiran tentang Eunha terus membayanginya, dari pada penasaran akan gadis itu, lebih baik Ji Eun tanyakan langsung pada Jungkook. Merogoh ponsel di dalam tas, Ji Eun mengetikan pesan pada Jungkook. Namun tak kunjung lama Jungkook menghubunginya.
"Ada apa Noona menanyakan dia?" tanya Jungkook.
"Aku hanya ingin tahu kabar adik iparku, sudah lama aku tak bertemu," jawab Ji Eun, Taehyung menoleh pada sang istri lalu kembali fokus menyetir.
"Kami sudah berakhir," jawab Jungkook pula.
"Mwo? Kau yang mengakhiri?" tanya Ji Eun lagi terlihat begitu terkejut.
"Ya, kami tak cocok, jadi aku akhiri saja. Ngomong-ngomong apa kau sudah ada di rumah?"
"Sebentar lagi sampai," jawab Ji Eun.
"Baiklah, hati-hati. Aku akan pulang setelah berbelanja," ucap Jungkook.
"Belikan susu hamil untukku, aku lupa membelinya," pinta Ji Eun.
"Baik, aku akan membelikannya untukmu Mommy," kekeh Jungkook di seberang sana.
Ji Eun ikut terkekeh. "Yasudah, aku tutup, Taehyung sudah tak enak dipandang," ucapnya seraya melirik Taehyung yang benar saja ia terdiam seraya bibir mengerucut kesal mendengar keharmonisan kakak beradik itu.
"Bye, Mommy Baby," ucap Jungkook.
"Bye, Poppy Baby!" jawab Ji Eun lalu terkekeh dan menyudahi teleponnya.
"Jangan cemberut seperti itu, ini hiburan untukku," katanya pula mencubit pipi Taehyung yang menggembung."Romantis sekali, apa pula panggilan itu, Poppy Baby," cibir Taehyung.
"Hahaha aku hanya memanjakan adikku," kata Ji Eun.
"Dia pria, Noona, tak pantas dimanja, lagipun kenapa kau tak memintaku untuk membeli susu hamil? Kenapa malah Jungkook yang disuruh?" tanya Taehyung.
"Aku lelah, aku tahu kau pasti lelah juga, jadi biar kita istirahat. Terlebih kita sudah hampir sampai," jawab Ji Eun.
Benar saja, mereka sampai di pekarangan rumah yang luas. Ji Eun turun terlebih dahulu, lalu Taehyung seraya menurunkan barang-barang yang ia beli.
"Jangan kau pegang barang apapun, biar aku yang membawanya," kata Taehyung melihat Ji Eun akan membawa paper bag.
Ji Eun urung membawanya, lalu ia berjalan dengan sangat hati-hati menuju pintu utama, menaiki tangga dengan perlahan.------
Janji harus ditepati, Acha udah up ya ini book. Tadi ada yg minta.
Vote dan komen juseyo!!!Terima kasih sudah setia mengikuti cerita ini ya, Buciners!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Wife
Roman d'amour"Bagaimana cara menebus semua kesalahanku? Apa aku harus memutar waktu?" Ketika rumah tangga yang damai dan tenang membuatku merasa senang dan bahagia. Hadirnya seorang suami yang sangat perhatian dengan nilai plus tampan juga kaya pasti sangat di...