14. Perkenalan

321 44 7
                                        

Selamat berbuka puasa, Buciners!!!
Jangan lupa vote dan komen yaa.

----

Jungkook sedang bekerja, memeriksa beberapa berkas dan sesekali menatap layar ke laptop lalu mengecek ponsel dan mengetikan sesuatu di sana. Berulang kali ia lakukan hingga ia melempar ponsel ke sofa lalu memekik frustasi.

"Kenapa wanita itu tak mau diam? Argh! Aku pusing!" pekiknya memegangi kepalanya dengan tangan yang bertumpu pada meja.

"Bawel sekali, inilah, alasan aku tak mau mempunyai kekasih. Ribet dan memusingkan saja!" monolognya.

Jungkook menggigit bibir bawahnya, melirik ke sana ke mari hingga berakhir pada jam di atas dinding, sudah menunjukkan pukul 4 sore.
Malas-malasan ia bergerak membereskan berkas yang tercecer di meja kerjanya, menutup laptop lalu meraih jasnya yang tersampir di kursi kerjanya. Menyambar kunci mobil dan ponsel yang tergeletak di sofa, lalu ke luar untuk pulang.

Mengambil mobil dari basemant kantor lalu memacu mobilnya ke sebuah toko kue yang pernah ia kunjungi bersama Eunha. Setelah sampai, ia ke luar dari mobil lalu menghampiri wanita yang tengah menunggunya seraya melambaikan tangan dengan sebelah tangan memegang paper bag besar.

"Kau lama sekali," ucap gadis itu yang adalah Eunha.

"Kau cerewet, aku masih bekerja," jawab Jungkook begitu terlihat kesal.

"Ck, gunanya kekasih ya seperti ini," kata Eunha mempoutkan bibirnya.

"Aku bukan kekasihmu," gerutu Jungkook seraya menatap jalanan.

"Hey, aku ingatkan, kau yang memaksaku untuk menjadi pacarmu jika kau lupa!" seru Eunha dengan mata bulatnya yang semakin membulat.

"Yak, a-aku tak memaksamu!" balas Jungkook gugup.

"Mwo? Tak memaksa? Kau pikir ucapan memohon, Jung Eunha, jadilah kekasihku! Itu apa? Hah?" balas Eunha lagi dengan begitu lantang membuat beberapa orang memperhatikan keduanya.

"Aish mulutmu!" kata Jungkook membekap mulut Eunha lalu membawa wanita itu ke dalam mobil.

Setelah itu keduanya pergi ke rumah Ji Eun. Hari ini Jungkook membawa Eunha kembali ke rumah Ji Eun untuk dikenalkan. Malas sebenarnya bagi Jungkook, namun wanita itu terus menghubunginya untuk bertemu dengan sang kakak. Menggantikan tempo hari yang gagal.

"Jadi, bagaimana, apa aku terlihat cantik?" tanya Eunha seraya mematut diri di kaca spion dalam.

Jungkook melirik lalu fokus lagi ke jalan.
"Lebih cantik Noona," ucapnya.

"Yak, tak ada romantisnya sekali jadi pria!" seru Eunha.

"Ck, sudah aku bilang aku tak butuh kekasih benaran. Aku hanya butuh kekasih untuk dipamerkan pada Noona, jangan salah paham," jawab Jungkook membuat Eunha cemberut.

Mereka tiba di pekarangan luas keluarga Kim. Jungkook keluar lebih dulu dari mobil, Eunha tersenyum menunggu untuk dirinya dibukakan pintu oleh Jungkook. Tapi nyatanya Jungkook tak peduli dan malah berjalan cepat menuju rumah. Eunha menghentakan kaki seraya terus mengumpat, lalu ia keluar dan menyusul Jungkook ke dalam.

"Hallo, kita bertemu lagi."

Sapaan pertama dari Ji Eun saat melihat Eunha di ambang pintu. Eunha tersenyum lalu berhambur kepelukan Ji Eun.
"Aku sangat merindukanmu, Eonni," ucapnya.

"Nado, aku pun," balas Ji Eun lalu mereka duduk di ruang tamu.

"Aku pikir kalian bukan sepasang kekasih, ternyata waaah tak kusangka," kata Ji Eun menatap Jungkook dan Eunha bergantian.

Eunha tertawa merespon ucapan Ji Eun, sedangkan Jungkook mendelik tak suka lalu memainkan ponselnya.
"Mau minum apa?" tanya Ji Eun.

"Tak usah repot, Eonni-"

"Benar, dia tak suka minum. Dia unta, Noona, jadi tahan terhadap haus."
Jungkook menyela ucapan Eunha dan mendapat delikan tajam dari Barbie hidup itu. Ji Eun tertawa renyah membuat mata Jungkook berbinar mendengarnya.

"Noona, apa kau sedang senang?" tanyanya.

"Ne, kakakmu akan pulang dalam waktu dekat," jawab Ji Eun meruntuhkan semangat Jeon Jungkook.

Tentunya kakak di sini adalah Kim Taehyung, musuh bebuyutan Jungkook.
"Hhh aku pikir apa," keluh Jungkook lalu menoleh pada Eunha yang sedang memeletkan lidah padanya.

"Ck, menyebalkan," gerutu Jungkook.

Ji Eun tersenyum lalu bangkit, pamit untuk membuatkan minuman untuk mereka. Atmosfir ruang tamu sedang panas, terbukti pada Jungkook dan Eunha yang saling mengacungkan peperangan. Keduanya keras kepala dan tak mau mengalah. Tak ada pembicaraan antara keduanya, Jungkook lebih memilih bermain ponsel di tangannya. Sedangkan Eunha menyibukkan diri menatap foto Ji Eun dan Taehyung satu persatu, meneliti hingga timbul senyuman dan keinginan dalam hatinya.

"Jika fotoku bersama Jungkook dipajang seperti ini, mungkin akan terlihat bagus," batinnya tersenyum sendiri.

Jungkook mendongak, menatap Eunha yang tengah tersenyum lebar.
"Jangan berfikiran macam-macam! Aku tak akan menikahimu!" sarkasnya membuat lamunan Eunha buyar. Eunha menatapnya tajam.

"Aku punya pilihan sendiri, tuan Jeon!" balasnya meski dalam hati sedikit kecewa mendengar ucapan Jungkook.

Benarkah ia hanya dibutuhkan untuk pelampiasan saja? Ia hanya dibutuhkan untuk tameng pada Ji Eun? Ia dibutuhkan hanya sebagai formalitas saja? Betapa bodohnya ia jika memang semua itu terjadi. Membuang waktu demi membantu pria yang tak tahu diri seperti Jeon Jungkook.

"Maaf lama," kata Ji Eun datang dengan minuman di tangannya. Sore itu ketiganya menikmati teh hangat juga biskuit menemani sore mereka.

"Terima kasih, Eonni," jawab Eunha.

Jungkook mengambil biskuit dan memakannya, lalu Eunha mencicip teh hangatnya begitu khidmat. Sementara Ji Eun tersenyum lalu berkata, "Sudah berapa lama kalian bersama?"

Bagai ditanya oleh guru BK, Jungkook dan Eunha sama-sama terbatuk dan salah tingkah. Dahi Ji Eun mengerut, lalu ia tertawa ringan. Tahu jika sang adik pasti memaksa gadis ini mengaku sebagai pacarnya. Jungkook kembali memakan biskuitnya.

"Satu minggu," jawabnya. Eunha menatapnya tak percaya jika Jungkook akan berkata jujur.

"Mwo?" Ji Eun pura-pura terkejut.

"Yeah, karena kau memintaku membawa kekasih, aku bawakan dia ke sini," jawab Jungkook pula, ringan tanpa beban. Tapi bagi Eunha ini sangat memalukan. Di mana ia rela menjadi kekasih simpanan Jungkook yang takkan pernah mencintainya. Brengsek memang.

"Hmm arraseo, aku mengerti," ucap Ji Eun.
"Eunha-ya, tolong buat ia mencintaimu," lanjutnya membuat Eunha kaget.

"Maksud Eonni apa?" tanyanya.

"Buat ia mencintaimu agar aku tak repot-repot mengurusnya. Dia dewasa tapi masih seperti bayi," jawab Ji Eun.

"Aku bayi hanya padamu, Noona," sela Jungkook.

"Aniya. Sekarang ada kekasihmu, jadi kau harus bersikap baik padanya, jangan merepotkanku lagi."

"Noona, kau jahat, padahal aku adikmu," ucap Jungkook, mulutnya masih sibuk mengunyah.

"Maafkan dia ya, Eunha-ya. Aku yakin dia akan mencintaimu kelak," ucap Ji Eun tersenyum lembut.

Eunha mengangguk kikuk, lalu berucap dalam hati, "Semoga saja."



-----

Cocok gak sih Jungkook sama Eunha?

Ohiya aku mau buat sesi QnA, yang mau tanya-tanya pada mereka boleh. Silahkan, nanti dijawab setelah pertanyaannya banyak. Kalian boleh tanya dipart ini yaa.

Naughty WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang