Keesokan paginya Jimin dan juga Hoseok mendatangi kediaman keluarga Jeon. Sejak awal kedatangan mereka ke rumah itu Jimin bahkan sampai tidak bisa menutup mulutnya karena saking terpesonanya ia melihat rumah mewah itu.
Jimin jadi khawatir, bagaimana kalau sewaktu-waktu ia akan tersesat di dalam rumah itu hanya karena dirinya tidak mengetahui di mana letak dapur rumah ini. Bahkan ukuran ruang tamunya saja 5 kali lebih besar dari tempat tinggal Jimin.
Jimin sedang sibuk melihat-lihat lukisan hingga tidak menyadari jika di depannya sudah ada Pria tampan yang menatapnya dengan wajah yang super datar.
Jungkook memperhatikan penampilan Pria itu mulai dari atas hingga kebawah. Sebenarnya siapa orang ini?kenapa ia bisa berada di dalam rumahnya?
"siapa kau, Kenapa kau bisa masuk ke dalam rumahku?
Apa kau berniat mencuri?"Tubuh Jimin bergetar, suara Pria di depannya ini lumayan cukup besar, tidak hanya berhasil membuatnya kaget melainkan juga ketakutan.
"A-aku, Aku d-disini karena..."
Hoseok tiba-tiba muncul di hadapan Jungkook dan Jimin dan berhasil menggagalkan niat Pria itu untuk dapat menginterogasi Jimin lebih lanjut."Jungkook, Selamat Pagi."
Jungkook melihat Hoseok kemudian tersenyum tipis. Sementara Jimin hanya bisa diam dan melihat interaksi Hoseok dan juga Pria tampan di depannya.
"Hmm, Selamat Pagi juga, Hyung. Ada apa kau datang kemari?"
Ucap jungkook masih dengan nada yang sama, datar. Jimin baru saja akan menatap wajah Pria itu tapi Jungkook memberikan pelototan padanya hingga membuat Jimin memilih mengurungkan niatnya itu, dasar Pria galak."ah... Aku datang kemari karena ada perlu dengan Ibunya. Dua hari yang lalu dia sempat bertanya padaku, apakah mungkin Aku memiliki seorang kenalan yang bisa bekerja di rumahmu dan seperti yang Kau lihat, Pria di depanmu ini adalah Orangnya."
Sebelah alis Jungkook terangkat sedikit."Oh, jadi maksudmu dia yang akan bekerja di sini, begitu?"Hoseok tersenyum lalu mengangguk.
"ya, benar sekali." Jungkook mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Oh, begitu yah." Jungkook berlalu dari hadapan Jimin dan juga Hoseok, ia lalu naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya. Masih banyak waktu bagi Jungkook untuk bersantai mengingat hari ini ia masuk kuliah pukul 12 siang.
🐇🐇🐇🐇🐇
Seokjin melihat penampilan Jimin, mulai dari atas hingga ke bawah. sesuai dengan apa yang ia harapkan. Cara berpakaiannya benar-benar sederhana, wajahnya juga manis, diam-diam Seokjin menyukai Pria mungil itu.
"tegakkan wajahmu, tidak usah takut. Aku tidak akan memakanmu."
Jimin dan Hoseok langsung tertawa, jika Hoseok tertawa tanpa rasa canggung lain lagi dengan Jimin yang tertawa pelan karena masih malu-malu dengan Ibu Jungkook.
"Kau tidak keberatan kan kalau tinggal di rumahku?" Jimin melirik Hoseok, setelah Pria itu mengatakan ' tidak apa-apa' Jimin pun segera menganggukkan kepalanya menyanggupi permintaan Seokjin.
"iya, Nyonya." Cicit Jimin dengan suara yang begitu pelan. Seokjin bahkan sampai tertawa karena tingkah Jimin yang benar-benar polos.
" tidak perlu memanggilku seperti itu, panggil Aku Ibu saja, ok?"
"Ibu? t-tapi Aku kan..."
"tidak perlu sungkan, Nak. Anggap saja Aku seperti Ibumu sendiri, ok?" Jimin menganggukkan kepalanya dengan mata yang berbinar-binar lucu, membuat Ibu Jungkook mendadak gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sitter (Dalam Tahap Revisi)
FanfictionJimin,Si pria mungil dan baik hati.Di umurnya yang sudah menginjak ke 22 tahun.Jimin belum juga memiliki pekerjaan. hingga pada suatu hari ia memperoleh informasi dari temannya mengenai lowongan pekerjaan,awalnya jimin bingung seperti apa jenis pek...