"berhenti menertawakanku, apa kau pikir hal ini lucu?" Jungkook memasang wajah cemberutnya saat melihat Jimin di depan sana malah sibuk menertawakannya, saking asyiknya pria mungil itu bahkan sampai melupakan masakannya.
"hahaha...maafkan aku, Jungkook-ah. Tapi bibir bengkakmu itu lucu sekali, aku tidak bisa berhenti tertawa jika melihatnya. Aduh...Perutku." Jimin memegang perutnya, gara-gara menertawakan Jungkook perutnya jadi sakit begini.
"kau ini benar-benar tega, masa orang kesakitan malah di tertawakan dan bukannya di obati." Jungkook melirik Jimin dengan sinis tadinya ia berniat mempoutkan bibirnya tapi tidak jadi mengingat saat ini bibirnya sakit sekali.
Jimin yang asyik tertawa pun seketika berhenti saat mencium aroma gosong dari arah dapur, Jimin menepuk dahinya, total melupakan bahwa tadinya ia sedang memasak. Dalam hati Jimin sibuk merutuki Jungkook, menyalahkan pria itu karena gara-gara menertawakannyalah masakannya jadi setengah gosong begini.
Bukan telur goreng lagi yang Jimin buat melainkan telur bakar karena hampir 60% bagian telur gorengnya itu berwarna cokelat kehitaman.
Di meja makan....
"hei, bagaimana bisa kau meminta kami berdua menyantap makanan tidak layak seperti ini, apa kau berniat membuat kami keracunan, begitu?" ucap Jungkook dengan nada yang tinggi namun pergerakan mulutnya yang sangat cepat membuat bibir bengkaknya itu jadi sakit, Jungkook meringis sambil mengelus-ngelus bibir yang ia klaim sebagai bibir terseksi di dunia itu , benar-benar wow sekali dirinya ini.
"bisakah kau diam dan memakannya saja, isi kulkas kita sudah habis , kita sudah tidak punya bahan makanan lagi untuk diolah, jadi kumohon mengertilah. Kali ini saja, ok?" Taehyung yang sedari tadi hanya diam saja akhirnya membuka suara " sudahlah, lebih baik kau mengalah saja, lagipula tidak ada gunanya berdebat, makan saja telurnya. Lihat, aku saja bisa memakannya, lalu mengapa kau tidak bisa, hmm?"
Jungkook memutar matanya malas, kakaknya ini memang berniat cari muka di depan Jimin bahkan hanya di lihat dari ekspresinya saja Jungkook sudah tahu kalau sebenarnya kakaknya ini pasti sedang menahan rasa mualnya, oh astaga.
"ok.. ok...baiklah, Aku akan memakannya sekarang juga tapi kalian berdua harus tanggung jawab jika setelah aku memakannya perutku jadi sakit, bagaimana?" Jungkook menatap bergantian ke arah Taehyung dan Jimin, jika Jimin langsung mengangguk lain lagi dengan Taehyung yang enggan memberikan jawabannya, Jungkook tahu kalau Hyungnya itu pasti ragu.
"haha..kau pasti tidak berani menjaminnya kan, ayo mengakulah." ucap Jungkook sambil menaik turunkan alisnya, sementara Taehyung yang panik karena Jimin terus menatapnya pun buru-buru menjawab pertanyaan adiknya dengan lantang.
"takut? memangnya apa yang perlu di takutkan lagipula ini hanya masalah sepele saja, tentu saja aku akan bertanggung jawab. Jadi sekarang makanlah telurnya, ok?" Taehyung membusungkan dadanya, merasa bangga dengan jawabannya sendiri, jangan lupakan tatapan penuh rasa bangga yang pria mungil itu berikan padanya membuatnya kian bertambah bahagia, Jungkook berdecih, begitu bosan dengan sikap kakaknya yang pandai sekali mencari muka di depan orang yang sedang ia sukai.
💐💐
Jimin sedang sibuk menyiram tanaman saat kakak sulung Jungkook, Eunwoo tiba-tiba datang dan membawa satu bucket bunga mawar di tangannya. "Jimin-ah, apa kabar? rasanya sudah lama sekali ya semenjak terakhir kali kita bertemu waktu itu." Jimin menganggukkan kepalanya, tersenyum manis pada Eunwoo, selang yang di pegangnya ia letakkan di bawah rumput setelah sebelumnya Jimin telah mematikan krannya.
"iya Hyung benar, mungkin sekitar 1 bulan yang lalu. Akhir-akhir ini hyung sibuk sekali yah?" Eunwoo mendekat ke arah Jimin lalu mengusak rambut pria manis itu yang dimana membuat Jimin jadi salah tingkah, sebenarnya perlakuan seperti ini sudah biasa di terima oleh Jimin tapi entah mengapa jika Eunwoo yang melakukannya maka sensasinya jadi berbeda. Apa mungkin ini karena Jimin jarang berinteraksi dengan pria tampan itu?
ya, semoga saja itu benar karena jika ada alasan lainnya maka entah bagaimana cara Jimin untuk mengatasinya nanti, itu pasti sangat sulit untuknya."kau terlihat lebih cantik sekarang, kau tahu aku bahkan sampai lupa bagaimana caranya untuk berkedip. Hahaha.." pipi Jimin seperti akan mendidih, ia yakin sekali jika saat ini pipinya sudah berubah warna menjadi kemerah-merahan, bahkan saking panasnya Jimin sampai mengipas-ngipasi wajahnya menggunakan tangan.
"berhenti memanggilku seperti itu Hyung, apa kau lupa kalau aku ini seorang pria? lagipula mana ada pria yang cantik?
Hyung ini ada-ada saja. Hahaha.." Jimin sebisa mungkin menahan rasa malunya, di tatap oleh pria tampan seperti Eunwoo ini langsung membuat kaki pendeknya gemetaran, eye smile Eunwoo memang tidak baik untuk kesehatan jantungnya, berdoa saja semoga setelah ini Jimin tidak mati muda."kata siapa tidak ada, buktinya sudah ada di depan Hyung, apa Hyung perlu membelikan kaca besar untukmu agar kau bisa melihatnya sendiri? sadarlah kau itu cantik, Jimin-ah?" ucap Eunwoo sambil menundukkan wajahnya agar dapat sejajar dengan wajah Jimin.
"berhenti menggodaku Hyung atau aku akan marah." mata Jimin bergerak ke sana kemari, tidak bisa tenang di posisinya bahkan Jimin bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri, semoga saja Eunwoo tidak mendengarnya, yah semoga saja begitu karena sungguh ini benar-benar memalukan untuknya.
🐥🐰🐯
"Hyung mau makan apa biar nanti aku buatkan." Jimin duduk di seberang meja, saat ini mereka berdua sedang duduk di meja makan.
Taehyung? Jungkook?
mungkin sudah beristirahat dj kamarnya masing-masing.
"tidak usah repot-repot Jimin-ah, tadi sebelum Hyung pulang kerumah, hyung sudah makan kok." Eunwoo menurunkan sedikit kacamatanya, kali ini ia sedang fokus membaca berkas-berkas yang rencananya akan ia bawa ke Amerika besok. Jimin yang penasaran pun beralih mengambil posisi duduk di samping Eunwoo, pria itu sama sekali tidak merasa terganggu dengan kehadiran pria mungil di sampingnya ia justru merasa gemas saat melihat Jimin mengambil salah satu dokumennya dan beralih membukanya, gerakan bibir tebal itu bahkan membuat Eunwoo sampai gagal fokus, matanya tidak mau di ajak bekerja sama.
"kapan Hyung akan berangkat?" Jimin masih sibuk membuka-buka lembaran dokumen itu. "besok. Sebenarnya Ayah memintaku untuk menyewa asisten, mengingat aku akan beberapa hari di sana. Ibu bahkan khawatir jika di sana tidak akan ada yang mengurusku." Ujar Eunwoo dengan suara pelan, sebenarnya sudah beberapa hari terakhir ini ia sibuk mencari asisten baru namun hingga saat ini belum ada satupun pelamar yang mampu memenuhi kriterianya dan lagi kebanyakan dari mereka adalah wanita, Eunwoo tidak terbiasa.
"sebenarnya aku ingin membantu Hyung tapi kau tahu bukan jika aku tidak memiliki pengalaman apapun di bidang itu, selain itu ijazah terakhirku juga tidak..."
"ah iya, mengapa aku sampai lupa jika kau ada yah. Bagaimana jika kau saja yang jadi asistenku, hanya sebentar kok, mungkin sekitar 5-6 hari saja." mata Jimin terbuka lebar, begitu kaget saat mendengar pria itu berbicara dengannya dengan nada yang tinggi karena setahunya selama ini Eunwio selalu berbicara lembut padanya.
Jimin baru saja akan memberikan jawabannya, namun suara teriakan dari dua orang pria lainnya membuat Jimin dan Eunwoo terlonjak kaget di tempatnya, apa-apaan Jungkook dan Taehyung itu.
Jungkook dan Taehyung kompak berlari menuruni tangga, keduanya tidak mau mengalah, berlari kencang seperti layaknya seorang atlet.
Saat mereka sudah tiba di depan Jimin dan Eunwoo, Jungkook dan Taehyung segera meraup udara dengan rakusnya.
"AKU AKAN IKUT!!!"
teriak Jungkook dan Taehyung bersamaan.Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sitter (Dalam Tahap Revisi)
FanfictionJimin,Si pria mungil dan baik hati.Di umurnya yang sudah menginjak ke 22 tahun.Jimin belum juga memiliki pekerjaan. hingga pada suatu hari ia memperoleh informasi dari temannya mengenai lowongan pekerjaan,awalnya jimin bingung seperti apa jenis pek...