21.awkward

3.7K 297 23
                                    

"Awh..sshh...Sepertinya aku butuh ke toilet sebentar."  Taehyung buru-buru berlari ke toilet. Rasa-rasanya semua isi perutnya sebentar lagi akan keluar. Oleh karena itu ia kemudian semakin mempercepat laju larinya menuju toilet terdekat.

Taehyung heran mengapa  pintu toilet rumahnya mendadak susah untuk di buka, padahal sebelumnya ia baru saja menggunakan toilet ini dan pintunya dalam keadaan baik-baik saja, tapi kenapa tiba-tiba pintunya menjadi keras dan susah di buka. Apa mungkin ada orang lain di dalam toilet?

Tidak ingin ambil pusing Taehyung pun segera mendobrak pintu toilet yang dimana di dalamnya  ada Jimin dan juga Jungkook yang sedang bermesraan. Eh?

"Jungkook kumohon biarkan aku keluar. Aku masih harus menyelesaikan jemuranku, kau lihat sendiri bukan jika jemuranku masih banyak. Jadi lebih baik menyingkirlah dari hadapanku." ucap Jimin sambil memelototkan kedua bola matanya yang dimana di sambut Jungkook dengan sebuah seringaian. benar-benar Menarik sekali pria mungil ini, pikirnya.

Bagaimana bisa pria mungil itu lebih memilih bertahan dan memintanya untuk menyingkir dari hadapannya sementara miliknya di bawah sana senantiasa berdenyut-denyut, menusuk-menusuk bagian depan celananya, seolah meminta  di jamah oleh tangan panjang miliknya.

"Apakah kau yakin ingin aku keluar dari sini?" mata Jimin berkedip  begitu cepat saat melihat kemana arah mata Jungkook tertuju, lalu dengan cepatnya Jimin menutupi area sekitar selangkangannya yang menggembung. pipi Jimin merona hebat, benar-benar malu karena telah tertangkap basah oleh Jungkook oleh karena itu Jimin pun segera mendorong-mendorong dada Jungkook, sementara yang di dorong lebih memilih untuk mengeraskan badannya agar yang lebih kecil kesulitan untuk mendorong tubuh kekarnya.

"sudahlah, dari pada kau susah payah mendorong-dorong tubuhku. Bagaimana jika aku yang membantumu "keluar" saja?" dahi Jimin mengerut. begitu bingung mendengar kalimat yang baru saja Jungkook katakan padanya, bukankah itu terdengar  Ambigu? tapi tunggu dulu kenapa dirinya malah berpikiran negatif begini? bisa saja kan yang di maksud oleh Jungkook memang membiarkannya keluar dari toilet ini, ada-ada saja pemikiran mesumnya ini.

Jimin menertawakan dirinya di dalam hati tentang betapa konyolnya ia yang malah berpikiran bahwa Jungkook  menawarkan dirinya untuk membantunya meraih pelepasannya.

Di tengah lamunan konyolnya itu, Jimin  tiba-tiba saja di buat kaget dengan pergerakan tangan Jungkook yang kini mulai merayap naik meraba-raba pahanya. Mata Jimin membulat parah, efek dari keterkejutannya akan tindakan Jungkook yang terkesan begitu terburu-buru ini. Entah apa yang pria kekar itu lakukan padanya, biarlah... Biarlah hanya ia yang mengetahui jawabannya nanti.

"kenapa kau hanya diam saja, apa kau benar mengizinkan aku melakukannya, hmm?" suhu tubuh Jimin tiba-tiba saja naik, semua bulu-bulu di tubuhnya berdiri saat mendengar suara bisikan Jungkook di telinganya, apalagi di tambah dengan tatapan tajam milik Jungkook yang harus Jimin akui memanglah sangat menggoda.

"A-apa maksudmu Jungkook-ah, akh..
c-cepat singkirkan tangan mesummu itu atau aku akan menghajar...."

Jimin baru saja akan memukuli Jungkook namun tiba-tiba saja pintu di belakangnya terdorong dengan begitu kerasnya, membuat tubuhnya limbung ke depan dan menimpa tubuh kekar milik Jungkook.

Sial, benar-benar sial. Kali ini Jimin hanya bisa mengumpati Jungkook di dalam hatinya saat menyadari kedua bibir mereka saling bertabrakan dan yang lebih parahnya lagi miliknya yang memang sudah menegang dari awal kian bertambah menegang saja saat posisi mereka berubah menjadi sedemikian rupa seperti saat ini.

"s-siapa yang...."

Jimin  baru saja akan bangkit dari posisinya untuk memaki orang yang  tadinya mendorong pintu yang membuat ia
dan juga Jungkook berakhir dengan posisi yang bisa di bilang cukup intim ini namun saat Jimin melihat siapa orangnya saat itu pula ia menyengir, gugup bukan main saat mengetahui ternyata Taehyunglah yang mendorong pintu toiletnya.

"A-apa yang kalian berdua lakukan di dalam kamar mandi?" Jungkook yang masih bengong di posisinya buru-buru bangkit dan menepuk-nepuk pelan bokongnya. Sungguh, ia benar-benar tidak bohong kalau tubuh mungil yang tadi menimpanya itu ternyata bukan main beratnya padahal jika di lihat-lihat bukankah Jimin itu seharusnya ringan, lihat, tubuhnya saja kecil begitu. Lalu bagaimana mungkin tubuhnya berubah menjadi berat menyerupai drom penampungan air?

Jungkook yang begitu keheranan dengan pemikirannya hanya bisa menggaruk-garuk bagian belakang lehernya. Sungguh, yang tadi itu benar-benar sakit. Syukurlah  karena saat ini ia masih bisa berdiri walaupun bagian belakang punggungnya bisa dikatakan hampir saja remuk.

"K-kami? ah tentu saja kami baru saja selesai buang air kecil. Bukan begitu
Jungkook-ah?" jimin memberi kode kepada Jungkook. sementara Jungkook hanya bisa menganggukkan kepalanya, Tadinya ia ingin menyangkal apa yang Jimin katakan pada Taehyung tapi mau bagaimana lagi jika tangan mungil itu sudah mencubit-cubit pinggangnya. Jadi lebih baik memilih aman daripada berakhir babak belur.

"i-iya tentu saja itu benar. tapi kau tiba-tiba datang dan membuka pintunya jadi mau tidak mau kami yang sedang berada di balik  pintunya ikut terdorong." jungkook sedikit banyaknya kagum dengan pemikirannya namun tidak sedikit pula menganggap alasannya benar-benar konyol. Jadi beginolah Jungkook sekarang, hanya bisa berdiri tegak sambil memasang senyum kakunya.

"Akh...Awh, bagaimana bisa kau mencubit..."
mata Jimin melotot begitu mendengar apa yang Jungkook katakan, bagaimana bisa mulut pria itu malah menyerupai ember bocor. Baru si cubit pelan saja sudah mengeluh banyak, lalu bagaimana jika tadi ia menendang selangkangannya?
apa mungkin pria bertubuh kekar ini akan berteriak layaknya gadis-gadis remaja?
astaga, benar-benar memalukan sekali.

Taehyung ingat, benar-benar ingat saat tadi ia mendorong pintu toilet dan setelahnya bisa ia lihat dengan kedua matanya sendiri jika dua pria di hadapannya ini terjatuh dengan posisi yang bisa dibilang cukup intim, tapi kenapa mereka berdua malah memilih untuk menyangkalnya dan malah terkesan mengarang-mengarang alasan mereka. Ada apa sebenarnya?
Lalu mengapa wajah Jimin sampai merah padam begitu?

"baiklah, jika tidak ada lagi hal yang ingin kalian lakukan, sebaiknya kalian berdua keluar dari sini, aku ingin buang air" ucap Taehyung sambil menggerak-gerakkan tangannya di udara membuat gestur seperti berniat mengusir Jungkook dan juga Jimin.

Jimin dan Jungkook segera keluar dari toilet. Jimin masih memasang tampang jengkelnya yang dimana langsung dilihat oleh Jungkook yang kemudian menertawakannya.

"Ada apa dengan wajahmu, mengapa bibirmu maju-maju seperti itu?
Jimin melirik Jungkook dengan tatapan tajamnya, sementara yang ditatap malah menyeringai. Wajahnya berubah seperti seorang pedofil yang hendak menculik anak kecil lalu memangsanya. Jimin bergedik ngeri saat melihat bagaimana cara Jungkook menatapnya. Mirip kakek-kakek mesum. Menggelikan.

"Aku tahu kenapa wajahmu cemberut, kau pasti marah kan karena hyungku tiba-tiba datang dan menggagalkan aksi kita,hmm?"
alis Jungkook naik turun, wajahnya berubah menjengkelkan.
Sungguh rasa-rasanya Jimin ingin sekali menelannya hidup-hidup andai ia seorang kanibal, bersyukurlah Jungkook karena ia masih waras, karena jika tidak ?
maka sudah bisa di pastikan jika saat ini Jimin sudah mencincang  habis seluruh tubuh Jungkook kemudian memasaknya dalam satu kuali besar.

"a-apa kau bilang? ulangi sekali lagi dan vas bunga ini mendarat di kepalamu."

Jungkook buru-buru berlari saat melihat tangan Jimin mulai bergerak memegang vas bunga di sampingnya, sepertinya pria mungil itu hendak melemparinya menggunakan vas bunga itu.

Beberapa lama kemudian kaki Jungkook pun tersandung saat berlari-larian di taman bagian belakang rumahnya yang membuatnya berakhir terjatuh dengan bagian mulutnya yang terlebih dahulu mendarat di permukaan tanah dan jangan lupakan  sejumput rumput yang kini memenuhi mulutnya. Jimin tertawa terbahak-bahak, Jungkook jasi terlihat seperti seekor sapi  yang sedang menikmati sarapan paginya.




Tbc.











gitu malu saat pun

Daddy Sitter (Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang