"Jungkook!"
"Eunwoo!"
"Taehyung!"
Ketiga Pria tampan itu langsung membalikkan badan mereka saat mendengar suara teriakan Ibu mereka, Jeon Seokjin.
Mereka yang tadinya sedang asyik menonton tv sambil tertawa itu pun seketika langsung menelan ludah mereka secara bersamaan begitu melihat di ujung tangga sana sudah ada sang Ibu yang menatap mereka dengan raut wajah yang benar-benar murka.
Biasanya jika sudah seperti ini maka mereka pasti akan di ceramahi habis-habisan oleh Ibu mereka. Seokjin dan Namjoon memang Orang Tua yang sangat sibuk untuk bisa memperhatikan kondisi dari ketiga Anak mereka itu. Terlebih selama ini mereka sama sekali tidak pernah menggunakan jasa pembantu rumah tangga untuk sekedar membantu membersihkan rumah mereka yang sudah mirip seperti kapal pecah saja di karenakan ulah ketiga Anaknya itu.
Sebenarnya Seokjin bisa saja mempekerjakan pembantu rumah tangga itu di rumahnya tapi jika ia melakukannya maka ketiga Anaknya tidak akan pernah bisa belajar untuk hidup mandiri. Mereka pasti akan bermalas-malasan di rumah dan hanya membuang-buang waktu dengan keluyuran di luar rumah. Tidak! Seokjin tidak mau jika ketiga Anaknya itu terus menggantungkan hidup mereka pada Orang lain atau yang lebih parahnya lagi merepotkan Orang lain karena harus membereskan kekacauan yang mereka buat setiap harinya.
Kebiasaan buruk yang di maksud oleh Seokjin adalah menghamburkan pakaian kotor di di dalam kamar dan meletakkan pakaian dalam di lantai kamar mandi dengan sembarangan. Masih syukur jika setelah itu di cuci tapi yang ini di biarkan menumpuk begitu saja dan baru akan di cuci bila stocknya di dalam lemari sudah habis.
Eunwoo, Taehyung dan juga Jungkook memang sudah terbiasa menjalani hidup mereka seperti ini. Apalagi bila Ayah dan juga Ibu mereka harus di tugaskan keluar kota, maka sudah bisa di pastikan rumah mereka itu dalam sekejap akan berubah seperti kandang sapi yang tidak terurus dan juga kotor di sana sini.
"Ibu?"
Mereka bertiga kompak berteriak. Taehyung memberi kode lewat matanya agar Kakak dan juga Adik bungsunya itu segera berlari. Tapi karena kodenya itu di anggap kurang jelas maka Eunwoo dan Jungkook tetap diam di tempat.
"Berapa kali lagi harus kukatakan, jangan berbicara menggunakan matamu itu karena Aku sama sekali tidak mengerti, bodoh!" Jungkook adalah yang paling termuda di sini tapi itu sama sekali bukan menjadi jaminan bagi seorang Jeon Jungkook untuk bisa berlaku sopan kepada Kakak-kakaknya. Masih untung kedua Kakaknya itu bukanlah orang yang gila hormat dan juga cerewet karena jika begitu maka sudah bisa di pastikan Jungkook akan di ceramahi Kakaknya dari pagi hingga larut malam kalau perlu sampai sopan santunnya itu bisa ia perbaiki.
"Yak, dasar bocah kurang ajar. Bisa-bisanya Kau mengatai Hyungmu seperti itu?" Taehyung semakin tersulut emosinya begitu melihat Jungkook di depan sana malah menjulur-julurkan lidahnya itu ke arahnya. Untung Jungkook itu Adiknya, kalau bukan maka sudah Taehyung potong habis Juniornya.
"Apa? Tadi Hyung mengataiku Apa? Coba ulangi sekali lagi." Jungkook sudah siap dengan pukulan mautnya sementara Taehyung baru mengambil ancang-ancang menendang Adiknya itu walaupun pada akhirnya ia tidak akan tepat sasaran dan malah bernasib sial karena keseimbangan tubuhnya yang tidak cukup baik.
Seokjin hanya bisa menghela nafas panjang ketika melihat tingkah kedua Putranya itu yang begitu kekanak-kanakan. "Apa yang kalian pikir sedang Kalian lakukan, huh?"
"ya jelas bertengkarlah. Memangnya apa lagi, makan? Ibu kan lihat sendiri apa yang kami berdua lakukan."
Cara Jungkook yang membalas pertanyaan Ibunya seperti sedang mengajak teman sebayanya berbicara sedikit banyaknya membuat emosi Seokjin jadi tidak tertahankan. Tanpa mengucapkan apa-apa, Seokjin langsung mengambil kemoceng di atas meja dan memukul-mukulkannya ke sebelah tangannya yang sedang tidak memegang apapun. Eunwoo adalah Orang pertama yang menyadari hal itu jadi ia dengan cepat mengambil tindakan dan langsung membungkam mulut kedua Adiknya itu yang tadinya sudah siap adu jotos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sitter (Dalam Tahap Revisi)
FanfictionJimin,Si pria mungil dan baik hati.Di umurnya yang sudah menginjak ke 22 tahun.Jimin belum juga memiliki pekerjaan. hingga pada suatu hari ia memperoleh informasi dari temannya mengenai lowongan pekerjaan,awalnya jimin bingung seperti apa jenis pek...