26. Crazy

2.5K 233 16
                                    






Jimin yang tadinya berniat keluar untuk membuang sampah pun harus menghentikan langkahnya begitu  melihat aksi konyol Jungkook yang menggedor-gedor pintu kamar hotel.

Jimin yang merasa penasaran pun segera mendekati Jungkook, tidak tahu saja jika Pria di depannya ini sedang mati-matian menahan letupan hormonnya yang mungkin sebentar lagi akan meledak dan membuatnya kewalahan mengatasinya.

"Jungkook, apa yang sedang kau lakukan di luar? mengapa kau belum tidur?"

Jungkook mengusap keningnya, keringat dingin mulai mengalir di sekujur tubuhnya. Jungkook bingung harus melakukan apa. Ingin menghindar namun ia takut Pria mungil di depannya ini akan menganggapnya aneh. Oleh karena itu Jungkook pun memilih untuk menurunkan bajunya, membuatnya kelihatan lebih panjang agar Jimin tidak salah paham saat melihat benda yang menggembung di balik celana karet yang ia gunakan saat ini.

"a-aku...Aku h-hanya? eh? y-ya aku hanya berniat  untuk mencari udara segar saja. Kau tahu sendiri bukan sangat sulit untuk membiasakan diri di lingkungan berbeda, sepertinya aku kesulitan tidur. Kau sendiri, kenap belum tidur?" Jungkook menggaruk belakang lehernya, berdoa saja semoga Jimin tidak salah fokus melihat miliknya yang bukan main tegaknya di bawah sana.

"oh begitu. Aku hanya ingin membuang sampahku saja tapi karena aku melihatmu disini makanya aku kemari. Jangan katakan mereka mengusirmu yah?"
Jungkook yang tadinya sedang sibuk merapalkan mantra di dalam hatinya pun seketika berhenti, bertanya-tanya apakah mungkin tadi Jimin sempat melihat Taehyung mengusirnya? memalukan sekali.


Jungkook menyandarkan punggungnya pada pintu, berusaha mengcover ekspresi wajahnya agar tidak begitu kentara gugupnya. Sebenarnya bukan karena pembahasan mereka melainkan karena jaraknya dan juga Jimin kian menipis. Sekitar 4 jengkal saja.

"hahaha...mana mungkin mereka tega melakukan hal itu padaku.  Sekejam-kejamnya kakakku, mereka tidak akan melakukan hal-hal...." ucapan Jungkook terputus begitu Taehyung tiba-tiba membuka pintu kamar hotel mereka. Jungkook? terjengkang ke belakang, ingin mengumpat kasar pada kakaknya jika saja ia tidak menyadari keberadan Jimin.

"jangan harap kau bisa masuk sebelum kami berdua tidur. Aku tidak mau tidurku terganggu hanya karena mendengar suara dengkuranmu itu, Jungkook-ah" Taehyung berbicara dengan suara yang cukup lantang hingga membuat Jimin yang sedang berdiri di depannya seketika menjatuhkan rahangnya kebawah, tidak menyangka jika ternyata Taehyung bisa berbicara dengan nada tinggi seperti saat ini karena setahu Jimin selama ini Taehyung adalah Pria yang lembut dan juga sedikit manja.

"Taehyung?" Jimin segera menutup rapat mulutnya yang tadinya sempat terbuka lebar. Sementara Taehyung? langsung bungkam, wajahnya langsung memerah akibat menahan malunya apalagi setelah ia selesai berbicara, Pria mungil itu sempat mengusap seluruh bagian wajahnya. Apa mungkin hujan gerimis yang keluar dari mulutnya mengenai wajah Jimin atau justru Jimin melakukan hal itu karena kagum melihat wajah tampannya malam ini, entahlah . Hanya Jimin dan Tuhan yang tahu jawabannya.

"Jimin? kenapa kau bisa ada disini? kemana perginya Jungkook?"

Jungkook mati-matian menahan rasa sakit di pinggangnya, sepertinya tulang belakangnya akan remuk sebentar lagi. Kakaknya yang satu ini memang sangat kejam, tidak berprikeJungkookan sama sekali. Masih untung posisi tubuhnya menghadap ke belakang karena kalau menghadap ke depan, say goodbye untuk masa depan adik kecilnya. Mungkin miliknya akan mengalami cidera yang cukup serius atau justru hal yang lebih parah lagi akan terjadi padanya. Kemandulan?  miliknya tidak lagi bisa untuk di gunakan memproduksi anak. Oh tidak! amit-amit. Jungkook tidak mau kesialan itu menimpa dirinya.

"akhhh...Aku di bawah sini. Bagaimana bisa kau tidak melihat tubuhku yang sebesar gorilla ini. Aduhh...pinggangku yang malang. Kenapa Hyung tega melakukan hal ini padaku sih?"

Taehyung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya begitu melihat kondisi Jungkook yang terkapar mengenaskan di bawah lantai. Sementara Jimin hanya bisa menatap bergantian kakak beradik itu dari posisinya saat ini.

" jadi kau mau menyalahkanku, begitu? katakan, siapa yang bersalah disini, kau bukan? siapa suruh kau menyandarkan tubuhmu itu di balik pintu, aku kan tidak tahu. Jadi bukan salahku dong?"
Taehyung berusaha membela dirinya sendiri begitu melihat Jungkook memelototinya dari bawah sana. Taehyung ngeri, Jungkook memang tidak ada takut-takutnya melakukan hal semacam itu. Tidak lucu bukan jika tiba-tiba mata Jungkook tiba-tiba melompat keluar?


"iya...Iya.. Aku tahu tapi setidaknya sebelum Hyung membuka pintunya kan Hyung bisa melihatnya lewat interkom dulu. Apa Hyung mau tanggung jawab jika tulang belakangku patah, hmm?" Taehyung memasang tampang menyebalkan himgga membuat Jungkook ingin sekali meninju wajahnya jika saja ia tidak sadar siapa Taehyung baginya.

"gampang, kalau kau patah tulang kan aku tinggal membawamu ke rumah sakit saja. Begitu saja kok repot. Hahaha..." Jungkook menaikkan sudut bibirnya, menatap remeh kakaknya.

" memangnya Hyung punya uang? yang membeli celana dalam kita saja masih Ibu kok." wajah sumringah Taehyung seketika berubah menjadi datar, bisa-bisanya Jungkook dengan tidak tahu malunya membongkar aib mereka bersama. Rasa-rasanya Taehyung ingin membuang adiknya itu ke rawa-rawa saja apalagi setelah ia melihat reaksi yang di tunjukkan oleh Jimin. Pria mungil nampak shock mendengar pengakuan Jungkook.


"Dasar bocah tengik ini. Bagaimana bisa kau mengumbar hal memalukan seperti itu, oh ya ampun mau di taruh di mana wajahku ini." Taehyung sudah akan menutup pintu kamarnya kembali jika saja Jungkook tidak segera berteriak.

"yak, setidaknya bantu aku berdiri sebelum kau meninggalkanku. Dasar tidak bertanggung jawab." Jimin yang lebih dulu berinisiatif  untuk membantu Jungkook berdiri namun semuanya tidak berjalan dengan mulus dan sesuai dengan apa yang ia harapkan ketika satu tangannya tidak sengaja menyentuh bagian tengah selangkangan Jungkook yang mengeras seperti batu kali.

"a-apa y-yang...Arrghhhh...benda apa yang baru saja aku pegang barusan." Jimin yang kaget otomatis melepaskan rangkulan tangan Jungkook di bahunya membuat tubuh malang Jungkook harus kembali menghantam dinginnya lantai hotel malam ini. Rip tulang belakang Jungkook karena sepertinya setelah ini ia harus di bawa ke Dokter.

"b-bagaimana bisa kau?arghhhhh....bagaimana bisa celanaku melorot ke bawah. Sialan sekali, benar-benar memalukan." Jungkook berteriak heboh di depan koridor hotel begitu menyadari beberapa pengunjung hotel yang berlalu lalang di sekitar mereka menjadikan Jungkook sebagai pusat perhatian mereka. Rasa-rasanya Jungkook ingin segera melenyapkan dirinya dari tempat ini bila perlu malam ini  kembali ke Korea saja. Bukan hanya Jimin dan Taehyung saja yang melihat adik kecil berdiri tegap layaknya tiang bendera melainkan mungkin sekitar 8 orang. Saking malunya Jungkook bahkan sampai salah masuk kamar, ia masuk ke dalam kamar Jimin yang kebetulan pintunya  memang belum terkunci.

"eh, tunggu dulu. Sepertinya aku salah masuk kamar. Kamar siapa  yang kumasuki?"






Tbc.





Daddy Sitter (Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang