Setelah beberapa jam kemudian akhirnya mereka berempat pun tiba di Amerika. Eunwoo yang memang sudah sangat kelelahan akhirnya mengajak Jimin dan juga kedua adiknya itu menuju ke tempat penginapan.
Eunwoo memesan 2 kamar hotel yang dimana masing-masing kamarnya memiliki dua ranjang tidur. " Jungkook-ah,
Taehyung-ah. Kalian berdua sekamar. Jimin-ah, kau tidak keberatan kan sekamar denganku?" Jimin sempat kaget namun dengan cepat ia langsung mengubah ekspresinya itu, tidak ingin seorang pun tahu jika saat ini ia sedang berusaha menutup-nutupi rona yang menjalar di kedua pipinya."a-aku? T-terserah Hyung saja. Lagipula aku bisa ada disini sekarang itu karena berkat Hyung." ucap Jimin sambil menunduk, menyembunyikan rona di kedua pipinya agar tidak ada yang melihatnya tapi sepertinya aksinya itu telah lebih dulu di ketahui oleh Jungkook yang memang sejak tadi mengawasi gerak-gerik Jimin.
"tidak bisa, pokoknya aku tidak setuju, Hyung. Lebih baik biarkan Jimin menempati satu kamar saja dan sisanya kita bertigalah yang akan menempatinya." Taehyung yang sejak tadi hanya diam saja seketika langsung mengajukan protesnya, mengapit satu lengan Eunwoo dan kemudian menyuarakan pendapatnya, jangan lupakan kedua matanya yang kini menatap Jungkook bagaikan laser, memperhatikannya dari ujung ke ujung dan hasilnya tebakan Taehyung benar, Jungkook cemburu karena Jimin menerima ajakan Eunwoo begitu saja . Jungkook hanya khawatir jika terjadi apa-apa pada Jimin mengingat di antara mereka berempat hanya Jiminlah yang bukan dominan lalu apa jadinya bila seorang submissive seperti Jimin di tempatkan di ruangan yang sama dengan Eunwoo yang seorang dominan. Jungkook menggelengkan kepalanya, tidak kuat membayangkan semua kemungkinan yang bisa saja terjadi di antara Jimin Dan juga Eunwoo.
"Hyung, aku tidak ingin sekamar dengan Jungkook, dia itu kalau tidur berisik sekali, sering mendengkur dan bahkan tak jarang pula akan memperlakukan aku layaknya sebuah bantal. Belum lagi tendangannya itu, aku bahkan pernah terjatuh ke bawah lantai karena ulahnya Hyung jadi kumohon biarkan aku saja yang sekamar dengan Jimin, ok?" Jimin hanya bisa tertawa. Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Jungkook saat ini, wajahnya seketika memerah karena Taehyung dengan blak-blakannya malah membongkar aibnya itu di depan Jimin. Mau di taruh di mana wajahnya setelah ini? di pantat?
"yak..Hyung, Apa-apaan kau ini. Bagaimana bisa kau menyebarkan fitnah seperti itu, oh astaga benar-benar malang sekali nasibku ini." Jungkook mengucapkannya dengan begitu dramatis sampai-sampai membuat Jimin, Eunwoo dan juga Taehyung melongo di tempatnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Jungkook. Bagaimana mungkin orang sejutek Jungkook mau mengekspresikan dirinya dengan cara selebay itu, benar-benar bukan Jungkook sekali.
"sudah ...Sudah, pokoknya Hyung sudah mengambil keputusan. Jimin, baiklah kau boleh menempati satu ruangan full dan Jungkook, Taehyung kalian sekamar dengan Hyung, ok? jika masih ada yang ingin protes maka silahkan tinggalkan tempat ini." Jungkook dan Taehyung langsung bungkam, mereka tidak berani mengajukan protes karena takut dengan ancaman Eunwoo. Bukannya apa-apa tapi
seluruh biaya perjalanan mereka di tanggung oleh Eunwoo dan mereka berdua tidak di perbolehkan membawa kartu kredit mereka masing-masing."ya...ya, baiklah. Kami berdua setuju, bukan begitu, Hyung?" ucap Jungkook sambil menyiku perut Taehyung. Pria berkulit tan itu hanya bisa mengangguk pasrah setelah sebelumnya memberikan balasan pada Jungkook yang tadinya sempat menyiku perutnya.
😝😝😝😝
Jimin sibuk mengeringkan rambutnya di depan cermin, ia baru saja selesai mandi dan berniat mengoleskan skincare ke wajahnya. Sejak remaja Jimin memang sudah terbiasa merawat dirinya, setiap akan keluar rumah dan bila ingin tidur saat malam ia pasti akan selalu menyempatkan dirinya untuk membersihkan kulit wajahnya. Jimin benar-benar mempedulikan kesehatan kulitnya karena baginya kulitnya itu adalah aset yang utama, semua orang yang bertemu dengannya tentu saja akan melihat wajahnya terlebih dahulu. Penggunaan make up yang ringan di wajahnya tidak hanya sekedar untuk menunjang penampilannya saja melainkan sebagai nilai tambah tersendiri. Kulit yang bersih dan sehat merupakan idaman semua orang. Saat ini bukan hanya kaum wanita saja yang pandai merawat diri mereka melainkan juga kaum pria.
Di saat Jimin tengah asyik dengan kegiatannya di ruangan sebelah malah terjadi keributan. Sebenarnya persoalannya sangat sederhana namun penyelesaiannya yang begitu berbelit-belit, terus berputar-putar di tempat dan pada akhirnya tidak menemukan sebuah solusi . Eunwoo memejamkan matanya, memijat pangkal hidungnya karena merasa sudah tidak sanggup lagi menghadapi tingkah kedua adiknya yang begitu kekanak-kanakan. Eunwoo yang awalnya hendak tidur seketika langsung batal karena ulah Jungkook yang memang sejak tadi memilih tidur lebih awal namun pada akhirnya suara berisik dari dengkurannya itu membuat telinga Taehyung panas. Taehyung capek, ingin tidur tapi apa daya semua upaya yang ia lakukan selalu gagal dan itu semua karena ulah Jungkook yang tidak bisa tenang saat tertidur. Tidak hanya suara dengkurannya saja melainkan Racauan tidak jelas yang
terus- menerus keluar dari mulut Jungkook membuat mata Taehyung tidak bisa terpejam, telinganya tuli apalagi posisi tidurnya bersebelahan dengan Jungkook."pokoknya aku tidak mau tahu. Kau harus tidur di luar atau paling tidak kembalilah saat kami sudah tertidur. Apakah kau sama sekali tidak kasihan melihat Eunwoo Hyung kelelahan. Seenaknya saja mendengkur, membuat aku jadi tidak bisa tidur." Taehyung memalingkan wajahnya ke samping, tidak ingin melihat wajah adiknya itu untuk sementara waktu.
"aku bahkan tidak mendengkur setiap saat, Hyung tapi kenapa kau bersikap seperti kau ingin mengusirku sih!" Jungkook tidak mau mengalah, ingin bertahan namun dorongan tangan Taehyung membuat tubuhnya akhirnya sampai di depan pintu kamar hotel mereka. Jangan bilang ia benar-benar akan tidur di luar malam ini? oh tidak, Jungkook tidak mau.
"yak..Hyung, cepat buka pintunya, aku mengantuk. Memangnya kau pikir hanya kau saja yang ingin tidur?" Jungkook berniat menggedor-gedor pintu kamar hotel mereka namun tiba-tiba saja suara lembut pria mungil itu menyambangi pendengarannya, Jungkook segera membalikkan badannya dan betapa kagetnya ia ketika mendapati Jimin hanya mengenakan baju putih berbahan tipis dan juga celana Jeans sepaha. Jungkook menganga, rahangnya seketika jatuh ke bawah, benar-benar tidak tahan bila harus berlama-lama berada di dekat Jimin. Jimin dengan tampilannya yang seperti ini sangatlah berbahaya. Tidak hanya untuk kesehatan jantungnya melainkan juga untuk kelangsungan hidup Juniornya yang kini berdiri tegak seperti tidang bendera.
Jungkook tegang hanya karena melihat penampilan Jimin malam ini, sederhana namun mampu membangkitkan adik kecilnya yang tadinya tertidur di bawah sana.
Berdoa saja semoga setelah ini tidak terjadi apa-apa pada Jimin
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sitter (Dalam Tahap Revisi)
FanfictionJimin,Si pria mungil dan baik hati.Di umurnya yang sudah menginjak ke 22 tahun.Jimin belum juga memiliki pekerjaan. hingga pada suatu hari ia memperoleh informasi dari temannya mengenai lowongan pekerjaan,awalnya jimin bingung seperti apa jenis pek...