Mungkin aku menang, karena mendapat jawaban cinta, tapi sungguh kemenanganku adalah kenangan terakhir dari sebuah kata pisah.
-Fatimah-
-----------------
Bila kau baca surat ini, ku harap kau mau sedetik saja tersenyum. Untukku walau pada akhirnya aku tak bisa melihatnya, tapi ku mohon tersenyumlah sejenak saja agar aku bisa memastikan bahwa kau akan tetap baik-baik saja tanpa diriku.
Aku tahu ini mungkin akan terlambat
Mungkin juga sudah tidak bisa dimaafkan
Namun sungguh berkali-kali aku mengucap maaf atas semua hal yang menyakiti dirimuAku akui semuanya.
Aku bukan laki-laki yang pantas untukmu
Bukan juga laki-laki baik untukmu
Aku hanya Panji.
Seorang laki-laki yang bisanya memberikan luka dan sakit hati.
Aku bahkan tidak pantas menerima maaf dari mu yang terlampau baik.Maafkan diriku
Aku telah banyak menorehkan luka di atas tawamu. Memahatkan sakit di atas bahagiamu. Aku benar-benar tidak pantas untukmu.Kali ini biarkan takdir yang menentukan embaranya.
Menentukan Melody bagaimana yang hendak ia susun untuk kita berdua
Entah itu berpisah sementara layaknya detik ini atau akan tetap berlanjut selamanya.Ku mohon jangan menangis membaca ini
Tersenyumlah untukku sekali saja
Agar aku bisa tenang di tempat yang mungkin takkan bisa kau temui
Tetaplah hidup dengan baik
Berdetaklah dengan indah untuk kisah lebih baikAku percaya tanpa ku pun
Kau akan lebih baik dari awal mula sebelum kita bertemu
Aku harap kau akan tetap bahagia selamanya.Fatimah terima kasih untuk semua perasaan cinta yang kau berikan untukku
Terima kasih atas pengakuanmu malam itu
Aku sungguh legah mendengarnya
Sekali lagi terima kasih atas semua hal yang indah.Aku juga mencintaimu
Benar-benar mencintaimu, istriku.Panji.
Pipinya sudah basah oleh air mata saat ia membaca surat terakhir itu. Sudah kesekian kalinya ia membaca surat itu, setiap pagi saat ia bangun dari tidurnya. Fatimah bahkan selalu berusaha tersenyum disela isaknya. Ia merasa tak sanggup untuk tidak menangis, karena bagaimana pun juga Fatimah masih belum bisa menerima kepergian Panji yang terasa begitu cepat dan terkesan dipaksakan. Kini hampir tiga bulan lamanya setelah insiden yang harus membuatnya terbaring di rumah sakit tak sadarkan diri itu secara mutlak membuat ia harus kehilangan Panji. Iya. Dia mungkin telah menang atas perjuangannya, karena sekarang ia telah mendapatkan balasan yang sama. Namun itu tidak serta merta membuat ruang dadanya melegah, sebab pada akhirnya ia harus menang dalam keadaan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Yaitu Panji pergi meninggalkan dirinya disaat ia benar-benar membutuhkan hadirnya. Panji dengan segala rasa bersalahnya, dengan semua beban kecamuknya. Hingga kata pisah itu menguar ke udara tanpa pernah ia sesap jejaknya. Panji telah hilang di pelupuk matanya tanpa kabar. Namun apa pun itu, mereka berdua masih memiliki ikatan suci yang tak bisa dipungkiri. Bahwa pada kenyataannya Panji tidak benar-benar pergi dari kehidupannya, sebab lelaki itu bahkan tidak memberikan surat atau ungkapan untuk menceraikan dirinya. Panji hanya ingin menghilang sejenak sebelum ia kembali dengan perubahan diri yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Embara (Complete)
Aléatoire❝Bilur itu serempak menganga tatkala semesta menyatukan dua raga yang hampir sama terlukanya. Jika Panji selalu memilih penolakan hanya demi masa lalunya, maka percayalah Fatimah memastikan akan tetap bertahan untuk biduk rumah tangganya. Sekali pun...