Married with Psychopath
______________________________
Chapter 10: Fira Fira!Pagi hari ini ibukota diguyur hujan deras, Hanabi yang masih membantu Nia memasak melihat kearah jendela. Dia mendesah dalam hati, kenapa hari ini harus hujan?
"Hana, lebih baik kamu juga siap siap. Biar sisanya Mom yang urus." ucap Nia tiba tiba membuat Hanabi tersentak kaget.
"Mom ngagetin." ucap Hanabi sambil mengelus dadanya pelan.
Nia terkekeh. "Udah sana. Kamu ada kuliah pagi kan?"
Hanabi mengangguk. "Iya." jawabnya. "Ya udah, Hana keatas duluan ya Mom. Maaf ngga bisa bantu sampe selesai."
"Udah ngga papa. Sana siap siap, nanti telat." suruh Nia membuat Hanabi harus berjalan keluar dapur.
Ditangga dia berpapasan dengan Gevan, Hanabi hanya meliriknya sebentar lalu kembali berjalan menaiki tangga. Gevan yang melihat itu menghela nafas ringan. Pantas, bahkan sangat pantas Hanabi bersikap seperti itu.
Didalam kamar, Hanabi melihat Devan yang baru saja selesai bersiap. Devan yang melihat kedatangan Hanabi tersenyum, dia berjalan mendekat lalu memberikan ciuman ringan dibibir Hanabi. "Udah bantu Mom nya?"
Hanabi menggeleng. "Belum selesai. Aku harus bersiap dulu. Kamu tungguin sebentar."
Devan menggeleng, untuk ukuran wanita, Hanabi adalah tipe perempuan yang tidak betah lama lama didalam kamar mandi. Ditambah untuk bersiap hanya memerluka keseluruhan sekitar 20 menit. Cepat, namun selalu membuat Devan terperangah. Hanabi selalu bisa membuat Devan takjub.
"Dev, hari ini cuman satu mata kuliah kan?" tanya Hanabi saat dia sudah memakai pakaian lengkap. Berjalan menuju cermin untuk memakai make up tipis dan juga menutupi tanda kemerahan yang dibuat oleh Devan menggunakan foundation. Rambutnya Hanabi cepol cukup rapih.
"Kamu ngga mau pergi kemana mana?" tanya Devan sambil melihat kelakuan Hanabi.
Hanabi memperhatikan sekali lagi penampilan, setelah dirasa rapih dia berjalan kearah Devan yang duduk diatas tempat tidur dengan mata yang menatapnya intens. "Mungkin jalan jalan sebentar tidak buruk."
Tangan Devan menarik pinggang Hanabi membuat perempuan itu memekik lirih. Tubuh Hanabi jatuh kepangkuan Devan. "Dev lepas! Nanti yang lain nunggu."
Devan malah mempererat kedua tangannya di pinggang Hanabi. "Sstt..sebentar aja."
Sebelah alis Hanabi terangkat, dia tidak mengerti dengan ucapan Devan. Tapi, saat melihat Devan mendekatkan wajahnya Hanabi tau. Benda kenyal dan lembut itu menempel diatas bibir Hanabi. Hanabi menggeleng lirih, Devan memang tidak akan puas.
Saat ciuman Devan akan ke leher, sebuah ketukan tidak sabar terdengar. "Kak Devan, Kak Hana ngapain masih didalam. Udah ditungguin!"
Devan mengerang, dia meletakkan keningnya dipundak Hanabi. "Sebaiknya kita pindah saja. Aku tidak mau kejadian seperti ini."
Hanabi terkekeh, dia menepuk pelan puncak kepala Devan. "Nanti dibicarain sama Mom."
***
Sebelum keluar dari mobil, Devan membuka payung yang sengaja dibawa dari rumah. Laki laki itu berjalan menuju pintu mobil yang lain. Dia tersenyum, mengulurkan tangannya dengan payung yang menghalangi guyuran air hujan. Sebelah tangan Devan memeluk tubuh Hanabi agar tidak basah. Mereka berjalan cukup cepat karena hujan benar benar deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Psychopath [TAMAT]
Teen FictionDia bukan manusia, dia bukan seorang suami yang akan menjaga istrinya dengan baik. Merawatnya bukan malah memberi goresan goresan dikulit. Dia itu suamiku, ah biar aku ralat. Dia iblis pencabut nyawa yang merangkap menjadi suamiku. Tampan memang, ta...