Chap 22

29.8K 2.1K 83
                                    

Married with Psychopath
______________________________
Chapter 22: Rencana

"Hana, ikut yuk." ajak Devan pada Hanabi yang tengah rebahan sambil nonton tv dikamar.

"Kemana?" tanya Hanabi malas, dia melirik Devan yang tengah mengambil hoodie.

"Kamu pasti suka kok." ujar Devan, dia memakai hoodie yang ia ambil lalu memberikan sebuah hoodie berwarna biru cerah ke Hanabi.

"Tapi--"

"Ngga papa. Kamu tenang aja. Aku jamin ngga ada apa apa." Devan memotong, dia membantu Hanabi memakai hoodie milik gadis itu.

Setelah selesai mereka berdua keluar dari rumah milik orang tua mereka. Hanabi yang bingung hanya bisa ikut saja. Devan juga nanti pasti akan memberi tahunya. Jadi, Hanabi hanya diam ikut saja.

Devan membuka pintu mobil miliknya, menyuruh Hanabi agar masuk kedalam. Perempuan itu hanya menurut saja, memperhatikan Devan yang berjalan memutari mobil lalu masuk dan duduk didepan kursi kemudi.

"Kita mau kemana sih, Dev? Jangan bikin bingung deh." geruru Hanabi. Hanabi memasukkan kedua tangannya dia sakut hoodie. Memperhatikan Devan yang sudah fokus menyetir.

"Kamu inget gudang tua waktu itu?" Hanabi mengernyit bingung membuat Devan menghela nafas. "Gudang tempat buat aku nyiksa manusia lain."

Tubuh Hanabi menegang mendengar ucapan Devan yang begitu enteng. Dia melirik Devan ragu. "Dev, kamu ngga akan nyuruh aku bunuh orang kan?"

Devan terkekeh, dia mengacak acak rambut Hanabi gemas. "Ngga, sayang. Aku ngga akan suruh kamu bunuh orang. Ada sesuatu disana, dan itu khusus buat kamu."

Hanabi mengernyir, dia membuka mulutnya lalu menutupnya kembali. Lebih baik Hanabi menunggu kejutan yang katanya untuk dirinya.

Setengah jam kemudian, mobil Devan berhenti didepan gudang berlantai dua. Devan keluar lalu membukakan pintu untuk Hanabi. Istrinya itu terlihat takut, tapi bukan Devan namanya jika tidak bisa membuat Hanabi nyaman. Tangan kanan laki laki itu berada dipunggung Hanabi, mengelusnya lembut sambil meperlihatkan senyuman manisnya.

"Udah ngga papa kok." ucap Devan menyakinkan. Hanabi menarik nafasnya lalu membuangnya perlahan, dia mengangguk kecil membuat Devan tersenyum. "Yuk."

Hanabi memeluk erat lengan kanan Devan, dia melihat bangunan itu dengan tatapan ngeri. Siapa yang betah berada didalam sini? Keliatannya saja sudah seperti sarang iblis.

"Jangan menilai dari luarnya saja, Hana." ucap Devan tiba tiba. Dia membuka pintu bangunan itu dan mata Hanabi langsung disuguhkan dengan isi bangunan yang sangat bersih dan rapih. Kepala Hanabi kembali menengok ke halaman, sangat berbanding terbalik dengan isi bangunan. "Jangan langsung menyimpulkan apa yang kita liat dan dengar dulu. Biasanya, ngga sesuai fakta."

Hanabi hanya manggut manggut mengerti, mereka masuk kedalam bangunan itu lebih dalam lagi. Hanabi dibuat takjub pada bangunan itu, sangat bersih dan nyaman digunakan. Tapi, saat mendengar teriakan yang begitu keras membuat Hanabi langsung mengenyahkan pikirannya. Tetap saja ini sarang psikopat.

Mata Hanabi melihat seorang anak laki laki, kira kira berumur 12 tahun tengah duduk disofa sambil menatap layar televisi. Anak itu terlihat sangat asik melihat acara kartun yang ada ditelevisi itu.

"Akhirnya kalian datang." Hanabi langsung melihat ke sumber suara. Terlihat laki laki yang lebih tua dari Devan datang dengan kaca mata yang bertengger dihidungnya. "Dia istrimu, Dev?"

Married with Psychopath [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang